Laporan Perjalanan Keikutsertaan

pada

Konferensi

Internasional:

Lokakarya

Transportasi Perkotaan Berkelanjutan di Asia dan Wilayah Pasifik dan Konferensi Ecomobility di Seoul-Suwon, Korea Selatan [31 Agustus – 05 September 2013] Inisiatif dari GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project (SUTIP) Kerjasama antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perhubungan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Dinas Perhubungan Daerah

Jakarta, 8 October 2013

Daftar Isi 1.

Pendahuluan ................................................................................................................................. 5

2.

Laporan Perjalanan ....................................................................................................................... 7 LOKAKARYA TRANSPORTASI PERKOTAAN BERKELANJUTAN DI ASIA DAN WILAYAH PASIFIK ...... 7 FORUM INTERNASIONAL ANGKUTAN UMUM KE-4.................................................................... 12 KUNJUNGAN TEKNIS KE ECOMOBILITY WORLD FESTIVAL 2013 DAN TOPIS............................... 23 SINTESA LOKAKARYA................................................................................................................... 26

3.

Lampiran...................................................................................................................................... 27 3.1

Daftar Acara Lokakarya ................................................................................................... 27

3.2

Daftar Peserta ................................................................................................................. 29

3.3

Dokumentasi ................................................................................................................... 30

1

Daftar Singkatan Singkatan APTS

Advanced Public Transportation Service

BIS

National Development Planning Agency (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Bus Information System

BMS

Bus Management System

BRT

Bus Rapid Transit

CDM

Conservation and Demand Management

GIZ

Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit

GTX

Global Transport Express

ICLEI

International Council for Local Environmental Initiatives

ICT

Information and Communication Technology

IEMR

IE Market Research Market

IPTF

International Public Transportation Forum

ITS

Intelligent Transportation System

KOTI

The Korea Transport Institute

KTX

Korea Train Express

MRT

Mass Rapid Transit

ND

Nomadic Devices

NFC

Near field communication

NMT

Non-Motorized Transport

P2P

Peer to Peer

QR

Quick Response

RFID

Radio-Frequency Identification

RMV

Der Rhein-Main-Verkehrsverbund (The Rhein-Main Transport Association)

SUT

Sustainable Urban Transportation

SUTIP

Sustainable Urban Transportation Improvement Project

TOD

Transit Oriented Development

TOPIS

Transport Operation & Information Service

BAPPENAS

2

Daftar Gambar Gambar 1 Lokakarya Transportasi Perkotaan Berkelanjutan di Asia dan Wilayah Pasifik dan Konferensi EcoMobility di Seoul-Suwon .................................................................................................. 5 Gambar 2 Daftar Presenter di Hari Ke-1 ................................................................................................ 7 Gambar 3 7 Kata Kunci untuk Mendorong Penggunaan Angkutan Umum............................................... 8 Gambar 4 Sistem Transportasi semi-publik di Daerah Metropolitan Seoul ........................................... 9 Gambar 5 Berbagai Pilihan untuk Menyelenggarakan Layanan Bus ....................................................... 9 Gambar 6 Pendekatan Avoid, Shift, Improve (A-S-I) ............................................................................10 Gambar 7 Transit Oriented Development di Kota Bogor, Indonesia ......................................................11 Gambar 8 Pokok-pokok Pembiayaan Angkutan Umum..........................................................................11 Gambar 9 Arus Pendanaan Angkutan Umum yang Inovatif...................................................................11 Gambar 10 Agenda Forum Internasional Angkutan Umum Ke-4 (The 4th IPTF)...................................12 Gambar 11 Ekonomi Kreatif di Bidang Transportasi dan Logistik ........................................................13 Gambar 12 Perkiraan Pasar Global.......................................................................................................17 Gambar 13 Revitalisasi Jalan Perkotaan ..............................................................................................20 Gambar 14 Perjalanan Sepeda Umum (Public Bike) di Korea ..............................................................21 Gambar 15 Konsep Rute Sepeda yang Aman ........................................................................................21 Gambar 16 Karakteristik Perjalanan Masuk dan Keluar .......................................................................22 Gambar 17 Jalan dengan Mobilitas yang Ramah Lingkungan, Suwon..................................................23 Gambar 18 Ruang Pengendali TOPIS .....................................................................................................24 Gambar 19 Lokakarya Transportasi Perkotaan Berkelanjutan di Asia Dan Wilayah Pasifik ................30 Gambar 20 Forum Internasional Angkutan Umum Ke-4 (The IPTF ke-4) .............................................30

3

Daftar Tabel Tabel 1 Upaya yang dilakukan Seoul untuk Mewujudkan Transportasi Perkotaan Berkelanjutan .......... 8 Tabel 2 Ekonomi Kreatif ala Korea .......................................................................................................15 Tabel 3 Manfaat Layanan mobile NFC untuk Transportasi....................................................................16 Tabel 4 Sistem Angkutan Umum Pintar ................................................................................................19 Tabel 5 Garis-garis Besar Peningkatan Kebijakan di Korea .................................................................20

4

1. Pendahuluan Seiring dengan terjadinya pergeseran paradigma global menuju pertumbuhan ekonomi hijau, mendorong penggunaan angkutan umum menjadi salah satu isu yang paling penting dalam bidang transportasi berkelanjutan. Berbagai negara menekankan kebijakan yang berpusat pada angkutan umum untuk dapat secara efisien mengatasi pemanasan global, kenaikan harga energi, dan kemacetan lalu lintas serta pencemaran lingkungan akibat meningkatnya penggunaan mobil. Terkait dengan pencemaran lingkungan, pencemaran udara adalah jenis pencemaran yang paling berkaitan dengan sektor transportasi. Pencemaran udara terbukti telah menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat, khususnya kesehatan, bahkan menyebabkan kematian. "Pada kenyataannya, pencemaran udara dari lalu lintas jalan menyebabkan lebih banyak kematian per tahunnya dibandingkan dengan jumlah yang meninggal karena kecelakaan di jalan" (Prof Steven Barrett, 2012). Pencemaran udara di luar ruangan telah tercatat sebagai salah satu dari 10 faktor pembunuh manusia di dunia dan menyebabkan 65% kematian di Asia. Hasil penelitian menyatakan bahwa 70% dari pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) berasal dari sektor transportasi (Wendy Aritenang 2010).

Gambar 1 Lokakarya Transportasi Perkotaan Berkelanjutan di Asia dan Wilayah Pasifik dan Konferensi EcoMobility di Seoul-Suwon

Dalam rangka memfasilitasi perwakilan kota dari negara-negara berkembang untuk berbagi pengalaman dan juga untuk belajar mengenai keberhasilan Korea dalam sektor transportasi, CITYNET1 dan KOTI berkolaborasi menjadi tuan rumah suatu lokakarya mengenai Transportasi Perkotaan Berkelanjutan di Wilayah Asia dan Pasifik. Acara ini diselenggarakan bersama dengan penyelenggaraan Forum Internasional Angkutan Umum yang ke-4, The 4th International Public Transportation Forum (IPTF) yang juga diselenggarakan oleh KOTI. Menyadari bahwa transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan pesoalan lingkungan adalah hal yang penting bagi Indonesia, proyek GIZ Sustainable Urban Transportation Improvement Project (SUTIP) mengundang mitranya dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Kota dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dari 4 kota percontohannya (Palembang, Daerah Istimewa Yogyakarta, Surakarta dan Bogor) untuk berpartisipasi dalam lokakarya yang diselenggarakan di Seoul dan juga 1

CITYNET, Jaringan otoritas global kota-kota dalam meningkatkan kualitas perkotaan dan permukiman

5

EcoMobility World Festival 2013 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Suwon bekerjasama dengan ICLEI dan UN-Habitat di Suwon. Dimulai pada tanggal 1 sampai 5 September, diharapkan agar karyawisata ini dapat memberikan pengalaman berharga dan mendorong para peserta untuk menerapkan konsep transportasi perkotaan yang berkelanjutan (SUT). Peserta juga diharapkan dapat mempertimbangkan aspek lingkungan dalam penerapan kebijakan saat ini dan perencanaan kebijakan masa depan di tingkat nasional dan di kota masing-masing.

6

2. Laporan Perjalanan LOKAKARYA TRANSPORTASI PERKOTAAN BERKELANJUTAN DI ASIA DAN WILAYAH PASIFIK Bertempat di beberapa lokasi di Seoul, CITYNET dan KOTI menyelenggarakan suatu lokakarya yang informatif dan sangat berguna yang memfasilitasi semua peserta untuk mempelajari tidak hanya mengenai sistem transportasi Korea yang telah dikembangkan dengan baik tetapi juga memahami masalah transportasi lain dari kota-kota di mana para peserta lokakarya berasal. Semua peserta juga diberi kesempatan untuk menyaksikan suasana di lingkungan mobilitas ramah lingkungan (EcoMobility), dimana tidak akan ada mobil selama satu bulan di daerah HaengGung-dong, Suwon. Pelaksanaan lokakarya dimulai dengan kata sambutan oleh Dr. Gyeng Chul Kim, Presiden KOTI, dilanjutkan dengan acara perkenalan para peserta oleh Suzin Ahn, Direktur Program CITYNET dan kemudian dilanjutkan ke sesi utama dari sesi presentasi.

Gambar 2 Daftar Presenter di Hari Ke-1

Presentasi pertama mengenai Angkutan Umum Perkotaan: Pengalaman Korea dan Tugas di Masa Mendatang oleh Dr. Youngkook Kim menjelaskan apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Korea untuk mengembangkan sistem transportasi perkotaan, bagaimana pertumbuhan ekonomi yang terkait dengan penurunan kualitas lingkungan dan bagaimana paradigma lama bangun dahulu, bereskan kemudian (develop first, clean up later) yang masih ada di beberapa negara berkembang akan menimbulkan banyak masalah lingkungan yang menyebabkan risiko global. Selain sejarah dan kondisi transportasi perkotaan Korea, ia juga menyatakan bahwa ada 7 kata kunci untuk mendorong penggunaan angkutan umum (terutama di Korea), seperti koneksi, kecepatan, informasi, cerdas ‘smart’, terjangkau, perpindahan (transfer) dan kenyamanan (Gambar 3). 7

Gambar 3 7 Kata Kunci untuk Mendorong Penggunaan Angkutan Umum

Presentasi kedua dari Gyu Ryeong Kim, Deputi Divisi Kebijakan Transportasi Pemerintah Metropolitan Seoul tentang Tantangan dan Pencapaian Seoul dalam Transportasi Perkotaan Berkelanjutan, menunjukkan semua upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Seoul untuk mencapai kondisi transportasi dari Daerah Metropolitan Seoul seperti apa yang mereka miliki sekarang ini. 2 jenis usaha yang mereka lakukan adalah penyediaan layanan angkutan umum yang layak dan ramah lingkungan, dan sistem transportasi berorientasi manusia di mana di setiap upaya memiliki tindakan-tindakan tersendiri yang dapat dilihat di bawah ini (Tabel 1). Tabel 1 Upaya yang dilakukan Seoul untuk Mewujudkan Transportasi Perkotaan Berkelanjutan

Penyediaan Layanan Angkutan Umum Yang Layak  KA Bawah Tanah - Mengembangkan dan memperluas jalur metro ke Daerah Metropolitan  Perluasan jaringan kereta api  KA bawah tanah yang aman dan menyenangkan  Bus  Reformasi transportasi  Sistem transportasi semi publik  Mereorganisasi rute/trayek bus dan sistem penomoran yang terintegrasi dengan sistem tarif berdasarkan jarak  T-Money/Sistem Smart Card

 Layanan operasi dan informasi transportasi di Seoul  BMS (Sistem Manajemen Bus)  Layanan Informasi Lalu Lintas  Halte bus yang nyaman  Jalur khusus bus (median bus lane)  Perluasan Jalur khusus bus (median bus lane)  Bus berkualitas tinggi  Memperluas infrastruktur angkutan umum yang menghubungkan wilayah metropolitan  Peningkatan pelayanan taksi

Sistem Transportasi Berorientasi Manusia Yang Ramah Lingkungan

 Jalan Khusus Pejalan Kaki  Keselamatan di Jalan

 Aksesibilitas  Selasar (Promenade)

8

Menurut pandangannya, Seoul harus terus mengembangkan sistem transportasinya agar dapat menjadi jauh lebih baik dan memuaskan masyarakat sambil tetap menjunjung tinggi konsep berorientasi manusia. Berikut ini adalah bentuk sistem transportasi semi-pemerintah di Daerah Metropolitan Seoul.

Gambar 4 Sistem Transportasi semi-publik di Daerah Metropolitan Seoul

Penyaji ke-3 adalah Dr. Paul Barter dari National University of Singapore (NUS) tentang peraturan mengenai angkutan umum, contoh nyata terbaik akan kepemilikan angkutan umum serta tren internasional. Dalam presentasinya ia menyatakan bahwa layanan bus perkotaan bukan merupakan suatu monopoli alamiah yang jelas. Bisnis bus kecil akan muncul ketika pemerintah mengatur operator (bus perkotaan) secara asal-asalan saja. Namun pemerintah sering memaksakan hambatan untuk masuk ke dalam sistem (pelayanan angkutan) bus dan menciptakan suatu monopoli ‘jadi-jadian’ (artificial). Masalah yang umumnya terjadi dengan industri bus yang terfragmentasi, misalnya seperti masalah dengan perizinan kendaraan yang banyak ditemui di Asia Tenggara atau dengan waralaba yang dikelola secara lemah sehingga memungkinkan untuk di-sub-kontrakkan seperti yang banyak ditemui di Amerika Latin adalah: 

Jika mereka benar-benar bersaing di jalan, akan ada: o o o o



Adu cepat di jalan dan perilaku berbahaya para sopir bus Layanan berlebihan pada koridor yang padat penumpang dan waktu puncak Mengabaikan koridor-koridor yang kurang padat dan di luar waktu puncak ‘Ngetem’ (menunggu penumpang berlama-lama) di terminal dan halte yang padat

Namun seringkali tidak terjadi persaingan yang nyata: o o

Hambatan untuk masuk yang berbasis mafia atau preman (di banyak kota) Atau pemain dominan di setiap pasar (UK)

Gambar 5 Berbagai Pilihan untuk Menyelenggarakan Layanan Bus

9



Sering diberlakukan pengendalian tarif yang sangat ketat meskipun sistem layanannya tidak diatur



Kekuatan politis para pengemudi, staf dan pemilik angkutan umum menyebabkan sulit dilakukannya perbaikan layanan bus

Ada banyak pilihan untuk menjalankan pelayanan bus (Gambar 5) seperti sistem kepemilikan bus di Singapura yang berbentuk sistem kepemilikan pribadi dan saat ini sedang bergeser perlahan-lahan (selangkah-demi-selangkah) ke kiri diagram pada Gambar 5. Di antara berbagai pilihan tersebut, ia lebih menyukai 'Perencanaan Proaktif dengan Pengendalian Layanan' sebagai pilihan terbaik tetapi tentunya dapat berubah sewaktu-waktu di masa mendatang. Pada sesi sore, wakil dari masing-masing kota menyajikan permasalahan transportasi di kotakota mereka dalam bentuk presentasi dan peserta lain dapat menanggapinya dengan pertanyaan dan /atau pendapat dan di akhir sesi juga dilakukan diskusi antara semua peserta.

Short Term:  Bus Networks (including BRT)  Non-Motorized Transport (NMT)

Long Term:  Mass Rapid Transit (MRT)  Intelligence Transport System (ITS)

Gambar 6 Pendekatan Avoid, Shift, Improve (A-S-I)

Setelah sesi diskusi, Mr. Hans Ulrich Fuhrke sebagai Principal Advisor GIZ SUTIP memperkenalkan implementasi Transit Oriented Development (TOD) di Kota Bogor, Indonesia, setelah sebelumnya ia memberi penjelasan tentang kebijakan transportasi perkotaan yang berkelanjutan pada umumnya dan juga pendekatan A-S-I. Kota Bogor baru-baru ini merencanakan untuk melakukan implementasi skema TOD di Sukaresmi (Gambar 7). TOD ini akan terdiri dari integrasi antara stasiun kereta api, stasiun commuter line, sistem transit Trans Pakuan, terminal angkot dan beberapa fasilitas seperti mal, apartemen, kantin dan juga fasilitas park and ride. Ia menambahkan, kunci dari semua upaya adalah untuk menghindari penggunaan kendaraan pribadi di kota-kota (avoid), untuk mengalihkan penumpang untuk berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan angkutan umum (shift) serta untuk meningkatkan kinerja semua moda angkutan (improve) termasuk yang bersifat fiskal ditunjukkan pada Gambar 6.

10

Gambar 7 Transit Oriented Development di Kota Bogor, Indonesia

Presentasi berikutnya mengenai Model dan Kerangka Keuangan Angkutan Umum dan dibawakan oleh Dawn Chui, Kepala Wilayah Asia-Pasifik UITP. Dia menjelaskan tentang dasar-dasar pendanaan angkutan umum yang terdiri dari pengeluaran dan pembiayaan (Gambar 8) dan memperkenalkan 4 jenis pilihan atau jenis investasi, seperti:  Layanan Angkutan Umum yang dioperasikan/ dimiliki oleh Negara

 Bangun, Operasikan dan Serahkan (Build Operate and Transfer)

 Layanan Angkutan Umum dioperasikan oleh pihak Swasta

 Kemitraan Pemerintah dan Swasta

yang

Suatu arus pendanaan angkutan umum yang inovatif juga diperkenalkan pada presentasinya, yaitu strategi pendapatan dan pengalokasian dana yang diperoleh dari penerima manfaat angkutan umum (Gambar 9). Ia juga menunjukkan kepada peserta beberapa studi kasus tentang pendapatan non-fare di Tokyo, Kebijakan Parkir di Perth dan Model Layanan Kereta Api dan Properti di Hong Kong.

Gambar 8 Pokok-pokok Pembiayaan Angkutan Umum

Gambar 9 Arus Pendanaan Angkutan Umum yang Inovatif

11

FORUM INTERNASIONAL ANGKUTAN UMUM KE-4 Forum Internasional Angkutan Umum Ke-4 (The 4th IPTF) yang diselenggarakan pada tanggal 3 September terdiri dari tiga sesi (working session) dengan tema yang berbeda dan diakhiri dengan sesi tanya jawab di setiap sesi, yaitu: 

Sesi I: Keterpaduan atau Konvergensi (Convergence) antara Kebijakan dan Teknologi Angkutan Umum



Sesi II: Teknologi Baru untuk Layanan Angkutan Umum Yang Lebih Baik



Sesi III: Kebijakan-kebijakan Inovatif untuk Sistem Angkutan Umum Yang Efektif

SEPT

3

Gambar 10 Agenda Forum Internasional Angkutan Umum Ke-4 (The 4th IPTF)

Kata sambutan oleh Dr. Gyeng Chul Kim meresmikan dimulainya acara lokakarya dan dilanjutkan dengan ucapan selamat datang dari Jong Hum Park dari Direktorat Jenderal Transportasi dan Logistik, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi serta sambutan dari Ki Hyuk Kim selaku Ketua Masyarakat Transportasi Korea. Presentasi pertama sekaligus pidato utama sebelum sesi I dimulai yang disampaikan oleh Sungwon Lee, Wakil Presiden KOTI. Presentasinya adalah tentang Ekonomi Kreatif di bidang Transportasi Berbasis TIK (ICT).

12

Pidato Utama: Ekonomi Kreatif di bidang Transportasi Berbasis TIK oleh Sungwon Lee

Pemerintahan Korea yang baru mengusulkan ekonomi kreatif sebagai paradigma ekonomi sebagai mesin pencipta pertumbuhan dan lapangan kerja baru melalui operasi ekonomi yang didasarkan pada imajinasi, kreativitas, serta teknologi informasi dan komunikasi. Ekonomi Kreatif sendiri adalah suatu paradigma baru yang menghubungkan era pasca-industri, era informasi dan era pengetahuan ekonomi. Peningkatan jaringan arteri lalu lintas yang padat, jaringan kereta api dan jalan metropolitan, yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga, dan pengembangan manajemen permintaan lalu lintas dan sistem angkutan umum berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), adalah konsep inti dari ekonomi kreatif dalam bidang transportasi logistik. Sehubungan dengan lalu lintas yang tidak aman, jalan yang padat, lalu lintas jalan yang mempercepat pemanasan global, biaya logistik yang tinggi dan meningkatnya jumlah penderita cacat akibat percepatan tren penuaan, ekonomi kreatif dipandang perlu untuk dikembangkan.

Gambar 11 Ekonomi Kreatif di Bidang Transportasi dan Logistik

13

Dalam transportasi dan logistik, ekonomi kreatif berarti transisi dari industri analog 3D menjadi industri kreatif digital (Gambar 11). Ini berarti bahwa akan ada beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengembangkan sistem transportasi menuju teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat digunakan sebagai solusi untuk masalah transportasi logistik, menurunkan ketidakpuasan masyarakat, penggalian potensi industri sistem transportasi kreatif dan memperkuat daya saing nasional dalam transportasi logistik. Perencanaan ekonomi kreatif untuk transportasi logistik berbasis TIK adalah untuk membuat masyarakat puas dengan sistem transportasi yang inovatif, untuk meningkatkan budaya lalu lintas melalui teknologi informasi dan komunikasi dan untuk menciptakan lapangan kerja baru dengan adanya pengembangan industri kreatif. Kesimpulannya adalah, biaya sosial yang besar dari transportasi logistik menyiratkan bahwa banyak tersedia ruang untuk perbaikan. Selain itu, ada kemungkinan yang besar untuk membangun ekonomi kreatif berkelanjutan melalui penggabungan ide-ide dan pemikiran transportasi logistik dengan teknologi ilmiah TIK. Untuk dapat melakukannya, kerjasama di antara para akademisi dan peneliti serta praktisi industri yang terkait perlu diperkuat untuk mencapai tujuan umum pemerintah. Pertimbangan terhadap para lanjut usia dan penyandang cacat, pengembangan teknologi dan vitalisasi bisnis terkait menjadi arah kebijakan utama yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nasional. Oleh sebab itu, upaya untuk mendorong investasi dan pemeliharaan sistem yang terkait di bidang ini sangat diperlukan. Selain itu, penciptaan lapangan kerja melalui komposisi ekosistem ekonomi kreatif di bidang transportasi logistik perlu diarahkan menuju skala yang lebih besar dengan meningkatkan hubungan kerjasama tidak hanya domestik tetapi juga internasional.

Sesi I: Keterpaduan atau Konvergensi (Convergence) antara Kebijakan dan Teknologi Angkutan Umum Sesi I dengan tema Keterpaduan atau Konvergensi (Convergence) antara Kebijakan dan Teknologi Angkutan Umum diisi oleh 3 orang presenter, yaitu: 1. Jong Rae Cho, Universitas MyongJi; Angkutan Umum dan Ekonomi Kreatif 2. Hans Ulrich Fuhrke, GIZ; Kasus-kasus Canggih/Lebih Maju (Advanced) untuk Keterpaduan Kebijakan Angkutan Umum dan Teknologi 3. Robert Valkovic, ADB; Kebijakan Angkutan Umum dan Teknologi untuk Negara-negara Berkembang Dari 3 presentasi tersebut, salah satu yang akan diuraikan di dalam laporan ini adalah presentasi oleh Jong Rae Cho dari Universitas Myongji. Angkutan Umum dan Ekonomi Kreatif oleh Jong Rae Cho Selain memperkuat pernyataan dari presenter sebelumnya, Jong Rae Cho juga menjelaskan tentang ekonomi kreatif dan hubungannya dengan angkutan umum. Dari sudut pandangnya, ekonomi kreatif merupakan paradigma baru setelah era industri, era informasi dan knowledgebased economy yang di dalamnya terdapat kompetisi, globalisasi, lokalisasi dan keragaman yang tidak terbatas. Ekonomi kreatif adalah moda pengoperasian dari masyarakat yang berbasis pada ilmu pengetahuan. Bagi pemerintah Korea saat ini (Geun-hye Park), ekonomi kreatif ala Korea diperluas ke bidang TIK dan teknologi ilmiah dari industri kreatif berbasis budaya dan seni (Tabel 2). 14

Tabel 2 Ekonomi Kreatif ala Korea

Dalam ekonomi kreatif, angkutan umum berarti bahwa akan ada pelayanan yang terpadu, peran sektor swasta yang diperluas dan lebih banyak lagi inovasi teknologi, seperti: 

Sistem Logistik yang Menggunakan Kereta Api Berkecepatan Tinggi (KTX)



Angkutan Barang Bawah Tanah



Teknologi data BIG (BIG Data2): - Trayek bus larut malam yang optimal - Pengoperasian angkutan menggunakan data smart card - Sistem pengurangan kecelakaan lalu lintas



Menghidupkan industri TIK di bidang transportasi



Sistem angkutan umum yang inovatif

Kesimpulan dari presentasinya adalah Korea masih memiliki masalah transportasi dalam hal penyediaan fasilitas transportasi dan perencanaan berdasarkan sistem operasional dan manajemen tradisional yang harus dipecahkan. Inovasi teknologi kreatif untuk angkutan umum yang maju dan penyesuaian pelayanan yang terpelihara dengan baik diperkirakan dapat menjadi solusi terhadap masalah transportasi yang sudah disebutkan. Namun agar hal tersebut dapat terwujud, dibutuhkan beberapa persyaratan, seperti: 1.

Kreatifitas

:

- Memasok inovasi teknis dan layanan yang beragam

2.

Kerjasama

:

- Kerjasama organisasional untuk mewujudkan pelayanan angkutan umum tanpa hambatan dan berkesinambungan

3.

Kejelasan

:

- Kejelasan sistem secara menyeluruh diperlukan sistem yang kompleks dan keragaman yang fungsional

2

BIG Data, data yang sudah sangat sulit untuk dikoleksi, disimpan, dikelola maupun dianalisa dengan menggunakan sistem database biasa karena volumenya yang terus berlipat (McKinseyGlobal Institute, 2011)

15

Sesi II: Teknologi Baru untuk Layanan Angkutan Umum Yang Lebih Baik Ada 8 orang presenter pada sesi II dengan tema Teknologi Baru untuk Layanan Angkutan Umum yang Lebih Baik. Mereka adalah: 1. Jai-Kyun Mok, Korea Railroad Research Institute; Proposal untuk Pengembangan dan Penerapan Trem Bermoda Ganda (Bimodal-Tram) 2. Jaeho Kwak, Korea Railroad Research Institute; Pengembangan Trem Nirkabel Berlantai Rendah (Wireless Low Floor Tram) 3. Byoungwoo Hwang, Hyundai Motor Group; Tren Pengembangan Teknologi Kendaraan Bus Canggih 4. Wonkyu Kim, Korea Aerospace University; Sistem Bus listrik di Korea - Sekarang dan di Masa Depan 5. Sungwook An, Korea Land Housing Corporation; Info Transportasi – Layanan di U-City 6. Paul Gwynn, UITP; IT dan Smart Ticketing 7. Young Jun Choi, Korea internet and Security Agency; Layanan mobile NFC dalam Transportasi 8. Young Jun Moon, KOTI - Status BIS dan Arah Pembangunan Dua diantara delapan presentasi akan diuraikan dalam laporan ini, yaitu dari Young Jun Choi dan Young Jun Moon. Layanan mobile NFC dalam Transportasi oleh Young Jun Choi

Near Field Communication, disingkat NFC, adalah suatu bentuk komunikasi tanpa sentuh (contactless) antar perangkat seperti smartphone atau tablet yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan ponsel melalui perangkat yang kompatibel dengan NFC untuk mengirim informasi tanpa perlu menyentuhkan satu perangkat ke perangkat lainnya atau melalui beberapa langkah untuk menjalankan koneksi (NearFieldCommunication.org, 2012). Layanan NFC meliputi Radio-Frequency Identification (RFID) dan layanan kode Quick Response (QR - Cepat Tanggap) yang sudah ada berhasil membuat layanan NFC menjadi pusat perhatian. Konsep dasar dari sistem ini adalah untuk mempermudah pengguna dalam melakukan berbagai kegiatan dan transaksi hanya dengan satu perangkat, yaitu ponsel. Tabel 3 Manfaat Layanan mobile NFC untuk Transportasi

16

Layanan aplikasi yang ditawarkan adalah ticketing, parkir, pembayaran peer to peer (P2P), mengunci pintu, panduan pintar (smart guide), pemesanan menu makanan/minuman, fasilitas kesehatan, kupon pintar (smart coupon), kartu kredit dan masih banyak lagi. Ada banyak manfaat dari mobile NFC, terutama untuk sistem transportasi seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 12 Perkiraan Pasar Global

Perangkat ini juga telah digunakan di beberapa negara dan / atau kota. Sebagai contoh, di Jerman dengan Touch and Travel Pilot Program, Frankfurt dengan RMV-Tiket Gengam (Handy Ticket) dengan NFC, San Fransisco dengan NFC Mobile Payment dan juga di London, Jepang dan Cina. Di Korea, Ponsel NFC dapat digunakan sebagai layanan ponsel prabayar T-money di tokotoko kelontong atau convenient store dan mesin penjual, untuk beragam jenis angkutan umum seperti bus, metro, taksi dan untuk mendapatkan informasi kedatangan dan keberangkatan bus. Berdasarkan penelitian IHS iSuppli dan IEMR3, pengguna layanan NFC akan meningkat secara dramatis pada tahun 2015 (Gambar 12).

Status BIS dan Arah Pembangunan oleh Young Jun Moon

3

IHS Suppli, suatu teknologi penelitian dan perusahaan jasa konsultasi value chain IEMR (IE Market Research), perusahaan penelitian dan konsultan di bidang intelijen dan strategi bisnis

17

Sistem informasi bus, disebut juga BIS adalah jenis Sistem Transportasi Pintar atau Intelligent Transportation System (ITS) yang digunakan di Korea untuk meningkatkan efektivitas jalan, mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan keselamatan dengan informasi lalu lintas mengenai jalan raya dan kendaraan. BIS atau BMS (Bus Management System) merupakan bagian dari arsitektur layanan ITS yang disebut sebagai Layanan Angkutan Umum yang Canggih atau Advanced Public Transportation Service (APTS). Manfaat penggunaan BIS/BMS disebutkan di bawah ini: 1. Kenyamanan - Layanan berorientasi pengguna dengan menyediakan informasi waktu kedatangan dan transfer atau perpindahan bus 2. Memastikan ketepatan - Layanan berkualitas dengan menjaga interval kedatangan dan keberangkatan bus reguler 3. Pengguna Bus - Informasi mengenai waktu kedatangan bus yang diharapkan dan lokasi bus secara

real time - Informasi trayek, perpindahan, bus pertama/terakhir dan informasi tarif - Informasi lainnya (iklan layanan masyarakat dan komersial - Penurunan kenyamanan yang disebabkan oleh waktu menunggu yang tidak pasti 4. Pengemudi Bus - Informasi mengenai interval bus sebelumnya/berikutnya dan informasi kedatangan bus - Informasi real time mengenai trayek operasi bus dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi - Meningkatkan kualitas pelayanan dengan pengoperasian bus yang efektif 5. Perusahaan Bus - Informasi real time mengenai lokasi dan info interval bus - Pengendalian dan pengelolaan secara non-stop, penyimpangan trayek, dll. - Menjaga tingkat keuntungan yang tinggi 6. Kantor Administrasi - Kualitas manajemen dan layanan angkutan umum yang tinggi Korea kini mengembangkan sistem angkutan umum pintar 'hijau dan pintar' yang berfokus pada lingkungan transportasi rendah karbon (g-Transport) dan networked smart traveler system (iTransport) (Tabel 4).

18

Tabel 4 Sistem Angkutan Umum Pintar

Sesi III: Kebijakan Inovatif untuk Sistem Angkutan Umum yang Efektif Ada 7 orang presenter pada sesi III dengan Kebijakan Inovatif untuk Sistem Angkutan Umum yang Efektif sebagai tema-nya, dan mereka adalah: 1.

Joonho Ko, The Seoul Institute; Reformasi Angkutan Umum Seoul: BRT dan Sistem Pengenaan Tarif Terpadu

2.

Hun Kim, KOTI; Peninjauan terhadap efek Pemberlakuan Metropolitan GTX

3.

Yasunori Muromachi, Tokyo Intitute of Technology; Situasi Terkini dan Prospek Angkutan Umum di Jepang

4.

Minho Seo, Korea Research Institute for Human Settlements; Regenerasi Angkutan Umum dan Perkotaan: Revitalisasi Jalan Perkotaan melalui Perbaikan di bidang Angkutan Umum, Infrastruktur Pejalan Kaki dan Pesepeda

5.

Wun Seob Jung, Korea Land and Housing Corporation; Membangun Model Sistem Transportasi Perkotaan Berorientasi Sepeda (Kasus dari Kota New Dongtan2)

6.

Paul Barter, CITYNET; Kebijakan Angkutan Umum di Singapura

7.

Jangho Yun, KOTI; Pengoperasian Angkutan Umum dan Sepeda Umum secara Terpadu

Pada sesi ini, presentasi dari Minho Seo dan Janghyo Yun akan diuraikan dalam laporan ini. Regenerasi Angkutan Umum dan Perkotaan: Revitalisasi Jalan Perkotaan melalui Perbaikan di bidang Angkutan Umum, Infrastruktur Pejalan Kaki dan Pesepeda oleh Minho Seo Jalan-jalan perkotaan sebagai integrasi antara tata gun lahan dan transportasi adalah suatu ruang yang fungsional tidak hanya untuk kegiatan perjalanan saja tetapi juga untuk berbagai kegiatan sosial. Hal ini juga mencakup bangunan-bangunan di sekitarnya (perdagangan, perkantoran, perumahan) dengan berbagai jenis penggunaan lahan. Saat ini Korea sedang menghadapi beberapa tantangan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum mereka. Mereka masih membutuhkan angkutan umum yang bebas hambatan (seamless), masih memiliki masalah keselamatan lalu lintas dengan tingkat atau persentase penggunaan sepeda yang masih rendah. Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Korea telah memiliki rencana induk pembangunan stasiun transit multi guna di tahun 2010, meningkatkan kebijakan untuk angkutan umum dan

19

transportasi tidak bermotor serta melaksanakan beberapa implementasi proyek. Garis-garis besar peningkatan dan target rencana induk pembangunan dapat dilihat di bawah ini: Tabel 5 Garis-garis Besar Peningkatan Kebijakan di Korea

Berikut ini adalah implementasi proyek yang ditentukan berdasarkan peruntukannya:

Gambar 13 Revitalisasi Jalan Perkotaan

Kesimpulan dari presentasinya adalah perbaikan jalan perkotaan untuk angkutan, pejalan kaki dan pesepeda dapat menyebabkan pertumbuhan angkutan penumpang, pejalan kaki dan ekonomi lingkungan. Hal ini juga dapat menjadi pemicu keberhasilan regenerasi perkotaan di mana jalan yang ramah untuk menggunakan angkutan umum/berjalan kaki/bersepeda (PT/W/C) harus menjadi langkah awalnya.

Pengoperasian Angkutan Umum dan Sepeda Umum (Public Bike) secara Terpadu oleh Jangho Yun Pengoperasian sistem berbagi sepeda umum bertujuan untuk menyediakan akses gratis atau dengan biaya terjangkau bagi pesepeda untuk melakukan perjalanan jarak pendek di daerah perkotaan sebagai alternatif untuk angkutan umum bermotor atau kendaraan bermotor pribadi. Hal ini dapat mengurangi biaya sosial seperti kemacetan lalu lintas, pencemaran udara dan kebisingan. Sistem berbagi sepeda umum menghubungkan pengguna ke pusat layanan (hub) 20

angkutan umum seperti stasiun kereta api dan halte bus atau depot dan juga dapat bertindak sebagai suatu cara untuk memecahkan masalah “mil terakhir” ("last mile"). Di Korea, skema berbagi sepeda umum pertama kali dilakukan di Kota Changwon (2008) yang terdiri dari 4.630 sepeda dan 230 stasiun sepeda dan sampai saat ini terdapat 14 pemerintah daerah lainnya meluncurkan program berbagi sepeda umum yang sama.

Gambar 14 Perjalanan Sepeda Umum (Public Bike) di Korea

Lebih dari separuh perjalanan menggunakan sepeda umum di Korea adalah untuk tujuan pribadi atau non-kerja (Gambar 14). Sebagian besar pergantian moda dari para pengguna sepeda umum tampaknya merupakan pengguna moda taksi, angkutan umum dan berjalan kaki daripada dari moda mobil pribadi. Efek positif yang diperoleh dari skema sepeda umum, seperti menurunkan kemacetan, tidaklah sebesar seperti yang diharapkan meskipun pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah besar dana untuk skema tersebut. Kurang terjaganya hak menggunakan jalan bagi pesepeda, terputusnya jalur sepeda di persimpangan dan perempatan jalan, kurangnya sinyal lalu lintas yang mendukung atau memihak para pesepeda di persimpangan jalan menjadi alasan mengapa sepeda bukan merupakan moda yang aman di Korea.

Gambar 15 Konsep Rute Sepeda yang Aman

21

Selain masalah keamanan, iklim yang kurang mendukung untuk penggunaan sepeda dan tindak pencurian atau vandalisme, kurangnya tempat parkir atau penyimpanan sepeda adalah masalah lainnya dari sistem sepeda umum. Konsep kebijakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menyediakan jalur sepeda yang aman yang dapat mengakomodasi perjalanan masuk dan keluar di antara hub-hub transportasi seperti stasiun kereta api, halte bus atau depot, dan daerah perumahan dengan kepadatan yang tinggi atau pusat bisnis di daerah perkotaan.

 The Characteristics of Access and Egress Trips o Average distance  549.27m o Average time  8.38 minutes, in 2012 o The modal share of the bike in urban areas  1.7%

Gambar 16 Karakteristik Perjalanan Masuk dan Keluar

Efek yang diharapkan dari kebijakan tersebut adalah meningkatnya jumlah penggunaan sepeda dan menarik pengguna sepeda dari mobil pribadi. Kebijakan baru ini dapat mengubah sepeda umum menjadi moda angkutan umum yang tepat dan memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan memberlakukan konsep rute yang aman ke sistem berbagi sepeda umum yang ada.

22

KUNJUNGAN TEKNIS KE ECOMOBILITY WORLD FESTIVAL 2013 DAN TOPIS

EcoMobility World Festival 2013, Suwon-Korea Selatan4 EcoMobility

World

Festival

adalah presentasi budaya transportasi perkotaan inovatif yang pertama di dunia yang diselenggarakan selama satu bulan penuh (1-30 September 2013), dimana penduduk meninggalkan penggunaan mobil dan sebaliknya malah menggunakan gabungan moda transportasi berjalan kaki, bersepeda, menggunakan angkutan umum dan/atau berbagai moda mobilitas ramah lingkungan lainnya. Acara ini digelar di Suwon, diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Suwon bekerjasama dengan ICLEI dan UN-Habitat. Festival ini menampilkan konsep mobilitas global masa depan bagi pemerintah, LSM, dunia usaha, perguruan tinggi, asosiasi pengendara sepeda dan pejalan kaki selama satu bulan diselenggarakannya program ini, yang berisi::    

Konferensi dan forum Kegiatan terkait pendidikan dan informasi Pengalaman Mencoba Kendaraan Inovatif Kunjungan ke lingkungan EcoMobility

World Festival

‘One Neighborhood, One Month, No Cars’

Gambar 17 Jalan dengan Mobilitas yang Ramah Lingkungan, Suwon

Kongres EcoMobility 2013 Suwon adalah salah satu program festival mobilitas ramah lingkungan kelas dunia yang memungkinkan para pakar internasional berkumpul dalam suatu kepentingan bersama membahas konsep transportasi berkelanjutan, berbagi praktek-praktek yang baik dan memicu sinergi dalam pengaturan yang mendorong dan meningkatkan kolaborasi kreatif, inisiatif-inisiatif kota setempat, serta agenda festival mobilitas ramah lingkungan. Hasil dari festival dan konggres tersebut terangkum dalam dokumen Suwon 2013 EcoMobility Impulse dengan tujuan untuk memberikan buah pikiran yang dapat digunakan sebagai acuan, arahan, contoh dan titik awal perbaikan yang nyata dalam perencanaan dan pengembangan perkotaan di seluruh kota di dunia juga menjelaskan mengenai mobilitas ramah lingkungan dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh para perencana dan pengambil keputusan di tingkat lokal. Untuk mencapai kebijakan tersebut dokumen ini juga menjelaskan bahwa diperlukan beberapa strategi lokal, regional dan nasional untuk memberikan kerangka kondisi yang mendukung dan berpihak pada mobilitas ramah lingkungan. Sebagai tambahan, untuk memenangkan hati, pikiran dan perhatian warga maupun pelaku usaha yang mendukung mobilitas ramah lingkungan, pihak 4

Laporan kongres dan festival EcoMobility 2013, dapat diunduh pada: www.iclei.org/ecomobility2013/report dan http://goo.gl/50SVxC

23

yang berwenang di pemerintahan dan para pelaku usaha swasta harus memberikan motivasi, insentif dan dukungan yang benar. Mobilitas ramah lingkungan adalah suatu pergeseran paradigma menuju penggalakan dan pengintegrasian kegiatan berjalan kaki, bersepeda, car sharing dan mengembalikan fokus masyarakat kepada pembangunan yang berbasis otomobil ke pembangunan berbasis kebutuhan manusia dan kota yang layak huni. Dengan kata lain perjalanan dengan menggunakan pilihan transportasi yang terintegrasi, yang inklusif secara sosial dan juga ramah lingkungan, yang melibatkan dan mengintegrasikan aktivas berjalan kaki, bersepeda dan berbagi mobil. Perencanaan untuk mobilitas ramah lingkungan tergantung pada sejumlah elemen yang sudah dikembangkan di beberapa kota, diantaranya: 1. Paradigma perencanaan dan pembangunan perkotaan yang baru 2. Prioritas baru untuk perencanaan transportasi perkotaan 3. Jalur yang aman untuk lalu lintas mobilitas ramah lingkungan (ecomobile) 4. Sarana dan prasarana untuk mobilitas ramah lingkungan 5. Elemen dari sistem angkutan umum dan angkutan bersama (shared transport) 6. Intermodalitas: Transisi yang mulus di antara moda-moda transportasi 7. Kerangka hukum, instrumen dan insentif yang mendukung 8. Pengguna kendaraan pribadi, penyedia layanan dan perekonomian lokal 9. Kebutuhan transportasi sebagai tolak ukur baru untuk perencanaan dan investasi 10. Mobilitas ramah lingkungan menawarkan berbagai manfaat

Layanan Operasi dan Informasi Transportasi (Transport Operation and Information Service TOPIS) TOPIS di Seoul adalah pusat manajemen lalu lintas komprehensif yang mengoperasikan dan mengelola situasi lalu lintas Seoul secara keseluruhan dengan mengumpulkan informasi lalu lintas dari penyelenggaraan transportasi sistem manajemen bus, sistem kartu transportasi, sistem pengawasan visual tak berawak, program siaran lalu lintas, lembaga kepolisian nasional, dan perusahaan tol Korea.

Gambar 18 Ruang Pengendali TOPIS

24

Selama kunjungan tersebut, para peserta memiliki kesempatan untuk melihat ruang lingkup dan cara kerja TOPIS bekerja dalam menyediakan data dan informasi kepada masyarakat. Berikut ini adalah ruang lingkup pekerjaan TOPIS:

1. Pengumpulan Informasi Lalu Lintas a. Informasi b. Informasi Umum c. Informasi Umum d. Informasi e. Informasi

Operasional untuk mobil Operasional Angkutan untuk Layanan Angkutan kecelakaan/insiden Cuaca

2. Manajemen Kondisi Lalu Lintas a. Manajemen arus lalu lintas jalan b. Mengelola layanan bus c. Menyediakan informasi lalu lintas

3. Penerapan Informasi Lalu Lintas a. Penerapannya dalam Pembuatan Kebijakan Transportasi Pemerintah Metropolitan Seoul b. Menyiapkan Informasi yang memiliki Nilai Tambah yang Tinggi c. Publikasi mengenai sistem transportasi yang canggih/lebih maju 4. Pengembangan TOPIS a. Membangun sistem operasi pintar yang terintegrasi b. Mewujudkan U-Seoul yang tersedia di mana-mana (ubiquitous)

25

SINTESA LOKAKARYA Dalam sesi ini, Paul Barter sebagai moderator memimpin diskusi dan sharing antar para peserta tentang pembelajaran apa saja yang dapat diambil oleh para peserta dari 3 hari workshop yang sudah dilalui, termasuk kunjungan teknis ke EcoMobility World Festival 2013 dan TOPIS atau bahkan pelajaran dari apapun yang sudah mereka lihat selama di Korea. Sesi diskusi dan sharing ini juga diarahkan untuk merangsang pikiran para peserta tentang tindakan apa yang harus mereka lakukan di kota-kota mereka setelah lokakarya ini berakhir, untuk memperbaiki sistem transportasi mereka menuju transportasi perkotaan yang berkelanjutan. Dari sesi ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa pelajaran yang dapat ditarik dari Korea: 1. Pemerintah Korea memiliki kemauan politik yang kuat untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan dan /atau kebijakan baru di sektor transportasi. Meskipun kebijakan transportasi baru yang diusulkan tersebut tidak jarang mendapat penolakan dari masyarakat, tetapi mereka tetap melaksanakannya seiring dengan dilaksanakannya sosialisasi kepada warga mengenai tingkat kesiapan, kehendak yang kuat dari pemerintah untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan dalam sektor transportasi. 2. Korea memiliki teknologi berkualitas tinggi yang mempercepat pengembangan sistem transportasi menuju kualitas yang lebih tinggi. 3. Kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya ketersediaan data. Adanya ketersediaan data yang dapat dipercaya dan kerjasama yang baik antara semua pemangku kepentingan dalam mengumpulkan data yang diperlukan yang akan berguna untuk meramalkan kondisi transportasi masa depan. 4. Kuatnya pembangunan transportasi berkelanjutan di Korea juga didukung oleh kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam mengikuti aturan.

26

3. Lampiran 3.1 Daftar Acara Lokakarya LOKAKARYA TRANSPORTASI PERKOTAAN BERKELANJUTAN DI ASIA DAN WILAYAH PASIFIK Hari Ke-1 (2 September 2013) Waktu 08:30 – 09:00 09:00 – 09:10 09:10 – 09:30 09:30 – 10:00 10:00 – 10:10 10:10 – 10:40 10:40 – 10:50 11:00 – 11.45 11.45 – 12.00 13:30 – 15:30 15:30 – 16:20 16:20 – 16:30 16:40 – 16:50 16.50 – 17.30 17:30 – 17:40 17:40 – 17:45 17:45 – 18:00

Acara Pendaftaran dan pembayaran biaya pendaftaran lokakarya Kata Sambutan oleh Dr. Gyeng-Chul Kim, Presiden KOTI Perkenalan Peserta difasilitasi oleh Suzin Ahn, Direktur Program CITYNET Angkutan Umum Perkotaan: Pengalaman Korea dan Tugas di Masa Depan oleh Dr. Youngkook Kim, KOTI Q&A difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI Pencapaian dan Tantangan Angkutan Umum Seoul oleh Pemerintah Metropolitan Seoul Q&A difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI Peraturan Angkutan Umum dan Praktek Terbaik Kepemilikan serta Tren Internasional oleh Paul Barter, National University of Singapore (NUS) Q&A Difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI Penyampaian Permasalahan Transportasi dari Kota Para Peserta, Pertukaran Pandangan dan Diskusi, difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI Contoh dan Potensi Transit Oriented Development (TOD) dari Indonesia oleh Hans Ulrich Fuhrke, GIZ Q&A Difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI Sambutan oleh Mary Jane Ortega, Sekertaris Jenderal, CITYNET Model dan Kerangka Keuangan Angkutan Umum oleh Dawn Chui, UITP Q&A Difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI Penandatanganan MoU antara CITYNET dan UITP oleh Mary Jane Ortega, CITYNET dan Dawn Chui, UITP Kesimpulan Hari Ke-1 difasilitasi oleh Dr. Thomas Jin, KOTI

Tempat

Seoul Global Center

Lantai 9

Hari Ke-2 (3 September 2013) Waktu 10:00 – 10:40

Acara Forum Internasional Angkutan Umum Ke-4 (The IPTF ke-4)

Tempat

- Rapat Pleno - Ekonomi Kreatif dari Transportasi Berbasis TIK Sesi I

10:40 – 12:00

-

Angkutan Umum dan Ekonomi Kreatif Kasus-kasus Canggih/Lebih Maju (Advanced) untuk Keterpaduan Kebijakan Angkutan Umum dan Teknologi - Kebijakan Angkutan Umum dan Teknologi untuk NegaraNegara Berkembang Sesi II

13:30 – 15:10

-

63 Building

Proposal untuk Pengembangan dan Penerapan Trem Bermoda Ganda (Bimodal-Tram) 27

Waktu

Acara Pengembangan Trem nirkabel Berlantai Rendah (Wireless Low Floor Tram) - Tren Pengembangan Teknologi Kendaraan Bus Canggih - Sistem Bus listrik di Korea - Sekarang dan di Masa Depan - Info Transportasi – Layanan di U-City - TI dan Smart Ticketing - Layanan NFC Bergerak dalam Transportasi - Status BIS dan Arah Pembangunan Sesi III

Tempat

-

-

15:30 – 17:50

-

Reformasi Angkutan Umum Seoul: BRT dan Sistem Pengenaan Tarif Terpadu Peninjauan terhadap efek Pemberlakuan Metropolitan GTX Situasi Terkini dan Prospek Angkutan Umum di Jepang Regenerasi Angkutan Umum dan Perkotaan: Revitalisasi Jalan Perkotaan melalui Perbaikan di bidang Angkutan Umum, Infrastruktur Pejalan Kaki dan Pesepeda Membangun Model Sistem Transportasi Perkotaan Berorientasi Sepeda (Kasus dari Kota New Dongtan2) Kebijakan Angkutan Umum di Singapura Pengoperasian Angkutan Umum dan Sepeda Umum secara Terpadu

63 Building

Hari Ke-3 (4 September 2013) Waktu 10:40 – 12:00 13:00 – 17:30

Acara

EcoMobility World Festival 2013 TOPIS

Tempat Suwon Seoul

Hari Ke-4 (5 September 2013) Waktu

Acara Sintesa Lokakarya

09:00 – 12:00

Difasilitasi oleh Paul Barter, Paul Barter, National University of Singapore (NUS)

Tempat

Seoul Global Center

Lantai 9

28

3.2 Daftar Peserta No.

Nama

1 2 3 4

Masripin Muhammad Toyib Syarfuddin Ari Priyono Marse Hendra Saputra

5

Aris Prasena

6 7 8 9 10

Arief Rachman Hakim Adi Perdana Paramita Etty Hartiyanti Betsy Halah Surti

11

Sumastini Hadi

12 13 14

Hans Ulrich Fuhrke Achmad Izzul Waro Agustina Martha Kimberly

Lembaga Dinas Perhubungan Kota Palembang Dinas Perhubungan Kota Palembang Dinas Perhubungan Kota Bogor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Perhubungan Kota Daerah Istimewa Yogtakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Perhubungan – Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kementerian Perhubungan - Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kementerian Perhubungan - Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat GIZ SUTIP GIZ SUTIP GIZ SUTIP

29

3.3 Dokumentasi

Gambar 19 Lokakarya Transportasi Perkotaan Berkelanjutan di Asia Dan Wilayah Pasifik

Gambar 20 Forum Internasional Angkutan Umum Ke-4 (The IPTF ke-4)

30

Diterbitkan oleh: Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH T +62 21 3192 3375/3908 290 F +62 21 3193 4745 Internet: www.giz.de www.sutip.org Nama sektor proyek: Sustainable Urban Transport Improvement Project Penulis: Agustina Martha Kimberly/GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project Penanggung Jawab: Hans Ulrich Fuhrke/GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project Editor: Ayu Anugrah Ramanadia/GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project Sri Dewi Susanty/GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project Dicetak dan didistribusikan oleh: GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project Tempat dan tanggal publikasi: Jakarta, 8 October 2013

Trip Report Ecomobility International Conference in Seoul South ...

Trip Report Ecomobility International Conference in Seoul South Korea_Indonesian version.pdf. Trip Report Ecomobility International Conference in Seoul ...

2MB Sizes 1 Downloads 176 Views

Recommend Documents

International Conference LOCAL GOVERNANCE IN ...
democracy. This comes from the observations that the country has a heavy burden of apartheid social backlogs as an emerging economy, even though it has a progressive constitution. There is pressure to deliver on living standards, education, health an

Annual ILADS International Lyme Conference in Augsburg ...
nd International Lyme & Associated Diseases Society. (ILADS) ... Annual ILADS International Lyme Conference in Augsburg, Germany May 27-28, 2001.pdf.

8th International Conference on
Ana Colubi (Oviedo, Spain). Thierry Denoeux (Compiegne, France). Massimo ... Statistical Software for Imprecise. • Dempster-Shafer Theory. • Applications in ...

View - MRCET : International Conference
Reddy Group of Institutions (MRGI) founded by Mr.Ch. Malla Reddy noted .... Dr. G. Sateesh Reddy, Director RCI, Scientific Advisor to Minister of Defence, New ...

FIELD TRIP REPORT (1).pdf
STUDENT NAME LUNCH ACCOUNT. NUMBER MILK CHOICE LUNCH RECEIVED. Page 1 of 1. FIELD TRIP REPORT (1).pdf. FIELD TRIP REPORT (1).pdf.

Report-trip-to-Vietnam-ENG.pdf
Learning from Vietnam's experience on Payment for Ecosystem. Services (PES) and Reducing Emissions from Deforestation and forest. Degradation (REDD+).

2018 International Trip - updated itinerary.pdf
Single room supplement $70.00 per night –. please note a single room could have ONE single bed only! 3. rd CHILD in with 2 Adults is $300 less. $300 per person deposit due by October 1st. $600 per person payment due by Feb 1st. Final Payment due by

International conference ELECTRONIC INSTRUMENT-MAKING
Dec 6, 2017 - The advent of electronic instruments, amplification, and recording at the start of the twentieth century, the explosion of pop music in the post-war period, and the digital revolution at the turn of the millennium have deeply changed th

International Conference Brochure.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. International Conference Brochure.pdf. International Conference Brochure.pdf. Open. Extract. Open with. Sign

Title Conference - South Dakota Department of Education
Title Conference - South Dakota Department of Educationfeedproxy.google.com/~r/.../~3/5Z2_hmxwB5k/16-TitleI.pdf

third international conference - SCMS Pune
Feb 24, 2015 - Inspired by the ideals of 'Vishwa Bharati' of Gurudev. Rabindranath Tagore and with a deep desire to help foreign students, an idea of ...

International Conference Schedule.pdf
International Conference Schedule.pdf. International Conference Schedule.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying International ...

third international conference - SCMS Pune
Feb 24, 2015 - instruments and services have undergone reforms aimed at strengthening the financial ... Companies/Investment Companies/Loan Companies.

third international conference - SCMS Pune
Dec 10, 2014 - SYMBIOSIS CENTRE FOR MANAGEMENT STUDIES, PUNE. Emerging Trends In. The Global Financial ... strengthening the financial system in the face of domestic and external crises. Several crucial aspects including ... Personal Finance and Weal

International Conference on Transitional Justice in Post ... - CIHA Blog
3. To revisit and generate new ideas and policy recommendations for ..... Strengthening of peace committees, was one way the government ... peacebuilding is calling upon African leadership to dialogue on issues at the ..... usually mobile.

2016 International Conference on Big Data in ...
On September 23-24, 2016, the FinTech Big Data Research Center (FiT BiDa ReC) and Department of. Finance, National Dong Hwa University will organize a conference in Hualien, Taiwan on “Big Data in. Finance”. ... Professor Dr. Wolfgang K. Härdle,

International Conference on Transitional Justice in Post ... - CIHA Blog
Year of publication 2015. Cover design & Layout by John Agutu. Email: [email protected] ..... Borrow best practices on conflict resolution and peacekeeping from ...... tors, the commission recommended a public awareness campaign to.

2012 IEEE/ACM International Conference on Advances in Social ...
Link and Node Analysis of Gender Based Collaborations in Turkish Social .... Link Prediction for Bipartite Social Networks: The Role of Structural Holes .