Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016

Buku Panduan Guru

Tunarungu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMALB KELAS XI

Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang–Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Penulis Penyunting materi Penyunting bahasa

: DUDI GUNAWAN : (tim pengarah) : Badan Bahasa

Kotak katalog dalam terbitan (KDT) Indonesia.

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan.

PPKn

SMALB

-

~Tunarungu Ringan: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. – Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. xii, 161 hl. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas XI ISBN 978-602-358-448-2 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-450-5 (jilid 2) I.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Studi dan Pengajaran Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cetakan ke-1, 2016 Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

ii

I.

KATA PENGANTAR Kurikulum

2013

dirancang

untuk

memperkuat

kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi

dasar

kelompok

sikap,

kompetensi

dasar

kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas XI SMALB-B (TUNARUNGU) dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana diarahkan

oleh

falsafah

hidup

bangsa

Indonesia

yaitu

Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh mencakup empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama lain, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pembelajaran Kewarganegaraan

Pendidikan dirancang

Pancasila

berbasis

aktivitas

dan yang

diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara yang baik melalui kepeduliannya terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Kepedulian tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas

yang iii

terkait

dengan

dirinya.

Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi terbatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan penyajian hasil kajiannya dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada pembentukan sikap dan tindakan nyata yang harus mampu dilakukan oleh tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk sikap yang cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik,

saran

penyempurnaan

dan pada

masukan edisi

untuk

berikutnya.

perbaikan Atas

dan

kontribusi

tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Juni

2016

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

ANIES BASWEDAN

iv

DAFTAR ISI Kata Pengantar ..........................................................

iv

Daftar Isi .....................................................................

v

Daftar Gambar ...........................................................

x

Daftar Tabel .......................................................... .....

xi

Bagian I Petunjuk Umum ..........................................

1

A. Rasional .......................................................... .....

1

B. Pembelajaran..........................................................

5

1.Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................... .

11

2. Model-model Pembelajaran ............................ ...

15

3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat .........

27

4. Model Pembelajaran Kooperatif.......................... .

31

5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran ...................................................

38

6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu. 44 C. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn .............

61

2. Tujuan Pembelajaran PPKn ................................

62

3. Materi Pembelajaran PPKn .................................

63

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn

22

D. Penilaian Pembelajaran

.................................

67

1. Penilaian Dalam Pembelajaran ............................ 2. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ............................................... .......................... 70

v

25

Bagian II Petunjuk Khusus ........................................ Bab I

84

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pacasila ....................................

50

A. Pembelajaran .........................................

52

1. Kompetensi Dasar ............................

52

2. Indikator .........................................

53

3. Pengalaman Belajar .........................

53

4. Media dan Sumber Belajar ..............

54

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......

54

B. Penilaian, Remedial dan Pengayaan ......

93

1. Penilaian .........................................

94

2. Essay .............................................

95

3. Tugas Keterampilan ........................

95

4. Interaksi Dengan Orang Tua ..................

68

Sistem Hukum Peradilan di Indonesia .....

69

A. Pembelajaran .........................................

71

1. Kompetensi Dasar ............................

71

2. Indikator .........................................

100

3. Pengalaman Belajar .........................

100

4. Media dan Sumber Belajar ..............

73

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......

73

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ..................

81

1. Penilaian .........................................

81

2. Tindak Lanjut ..................................

83

C. Uji Kompetensi Bab II ...........................

108

D. Interaksi Dengan Orang Tua ..................

108

Ujian Tengah Semester I ...........................................

88

Bab II

vi

Bab III

Ancaman

Internasional

dan

Ekternal

dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ......

92

A. Pembelajaran .........................................

94

1. Kompetensi Dasar ............................

94

2. Indikator .........................................

95

3. Pengalaman Belajar .........................

95

4. Media dan Sumber Belajar ..............

96

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......

96

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ..................

105

1. Penilaian .........................................

105

2. Tindak Lanjut ..................................

108

C. Uji Kompetensi Bab III ..........................

108

D. Interaksi Dengan Orang Tua ..................

111

Ujian Akhir Semester I ..............................................

112

Bab IV

Tantangan

Persatuan

dan

Kesatuan

Bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik Indonesia ............................................... 133 A. Pembelajaran .........................................

134

1. Kompetensi Dasar ............................

118

2. Indikator .........................................

119

3. Pengalaman Belajar .........................

119

4. Media dan Sumber Belajar ..............

120

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......

136

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ..................

140

1. Penilaian .........................................

129

2. Tindak Lanjut ..................................

141

C. Uji Kompetensi Bab IV ..........................

141

vii

D. Interaksi Dengan Orang Tua ..................

143

Ujian Tengah Semester II ..........................................

143

Ujian Akhir Semester II .............................................

145

Indeks .........................................................................

149

Glosarium ...................................................................

152

Daftar Pustaka ............................................................

158

Daftar Kontak .............................................................

160

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama ..............................................

52

Gambar 2.1 Demokrasi harus ditanamkan sejak dini ..

71

Gambar 3.1 Setiap peserta didik mendapat perlindugan hukum ................................

94

Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal ...................................

ix

118

DAFTAR TABEL Bagian Umum Tabel 1.1

KI dan KD Mata Pelajaran PPKn Kelas XI ...

4

Tabel 1.2

Silabus PPKn Kelas XI SMALB-D ..............

7

Tabel 1.3

Alokasi Waktu Penggunaan Buku .............

16

Tabel 1.4

Kegiatan Guru dan Peserta Didik ...............

23

Tabel 1.5

Contoh Format Hasil Pengamatan Sikap ....

31

Tabel 1.6

Contoh Format Penilaian Diri Sikap Jujur

32

Tabel 1.7

Contoh

Format

Penilaian

Antarteman

Sikap Disiplin ............................................

34

Tabel 1.8

Contoh Format Jurnal ...............................

35

Tabel 1.9

Contoh Format Observasi .........................

36

Tabel 1.10 Contoh

Format

Rekapitulasi

Penilaian

Sikap ........................................................

40

Bagian Khusus Tabel 1.1

Instrumen Penilaian Diri Bab I ..................

66

Tabel 2.1

Instrumen Penilaian Diri Bab II .................

85

Tabel 1

Instrumen Penilaian Diri UTS I ..................

89

Tabel 3.1

Instrumen Penilaian Diri Bab III ................

109

Tabel 1

Instrumen Penilaian Diri UAS I ..................

113

Tabel 4.1

Instrumen Penilaian Diri Bab IV ................

133

Tabel 1

Instrumen Penilaian Diri UTS II .................

137

Tabel 1

Instrumen Penilaian Diri UAS II .................

160

x

BAGIAN I PETUNJUK UMUM A. RASIONAL Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan perbaikan sejak digulirkannya pada tahun 2013. Perbaikan kurikulum tersebut berlandaskan pada landasan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat sipil,

asosiasi

persekolahan)

profesi, terhadap

perguruan ide,

desaian,

tinggi, dokumen,

dunia dan

implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi

serta masukan publik tersebut,

terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam Kurikulum 2013: (1)

Kompetensi Dasar (KD)

pada

Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 yang dianggap kurang

logis

dikaitkan

dengan

karakteristik

mata

pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun urutannya); (3)

belum ada pernyataan eksplisit dalam

dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih melek teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit 1

dan

perlu

penyederhanaan;

(5)

penegasan

kembali

pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6) penyelerasan dan perbaikan teknis buku teks pelajaran agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar selaras antara ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran, penilaian, dan buku teks. Perbaikan tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan prinsip perbaikan kurikulum sebagai berikut. 1. Keselarasan (Alignment) Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek kompetensi dan lingkup materi. 2. Mudah Dipelajari (Learnable) Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan dalam KD mudah dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis dan aspek pedagogis. 3. Mudah Diajarkan (Teachable) Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan pada KD mudah diajarkan oleh guru sesuai dengan gaya

belajar

peserta

didik,

karakteristik

mata

pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di lingkungan. 2

4. Terukur (Measurable) Kompetensi

dan

materi

yang

diajarkan

terukur

melalui indikator yang mudah dirumuskan dan layak dilaksanakan. 5. Bermakna untuk Dipelajari (Worth to be learnt) Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai kebermaknaan bagi peserta didik sebagai bekal kehidupan. Memperhatikan perkembangan perbaikan Kurikulum di atas, maka diadakan perbaikan terhadap dokumen Kurikulum

2013

Pendidikan

kebijakan

Peraturan

Khusus

Menteri

menyangkut

Pendidikan

dan

Kebudayaan RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang kerangka dasar dan stuktur kurikulum sekolah menengah atas Luar Biasa dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan

Khusus.

Berkenaan

dengan

itu,

maka

diperlukan beberapa contoh praktis yang dibutuhkan guru untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dengan tepat yang berkaitan dengan

pembelajaran

dan

penilaian,

serta

unsur

penunjang lainnya. Untuk membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus, maka Direktorat PK-PLK menyusun Buku Guru, Buku guru ini ditulis sebagai bagian dari upaya mewujudkan kepedulian pemerintah melalui

3

penugasan kepada guru untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik. Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMALB-B kelas XI ini yang berisi petunjuk umum dan petunjuk khusus contoh praktis untuk setiap materi. Materi Pancasila dan Kewarganegaraan akan terlihat dari sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang. Setiap bab dalam buku ini mencerminkan aktivitas siswa sebagai warganegara Indonesia. Bab 1 adalah materi tentang Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila. pada Bab 2. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia pada Bab 3. Materi yang berkaitan dengan Ancaman Internal dan Ekternal dalam bingkai bhinneka tunggal ika Bab 4. materi Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Pedoman

guru

digunakan

untuk

mengelola

pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik tunarungu untuk memahami materi dan mengamalkan pesanpesan moral yang ada pada buku teks pelajaran. Bagian umum pada buku guru mata pelajaran Pendidikan PPKn ini merupakan

pedoman

bagi

guru

dalam

melaksanakan

pembelajaran untuk peserta didik tunarungu kelas XI. Ada lima yang diuraikan dalam bagian I: Petunjuk umum ini, yaitu A. Pembelajaran, B Kompetensi Dasar, tan Materi dan Kegiatan Pembelajaran, C.Tujuan Pembelajaran PPKn,

D.

Materi

Pembelajaran

PPKn,

E.

Pengalaman

Pembelajaran PPKn, F. Penilaian Pembelajaran. Bagian II: Petunjuk Khusus mengenai Materi PPKn setiap setiap bab, dibagi 4

4

Bab.

Tiap

bab

membahas

tentang

Kegiatan

Pembelajaran, Kegiatan Penilaian dan Kegiatan Interaksi dengan Orang Tua. B. Pembelajaran Berdasarkan

hasil

monitoring

pelaksanaan

Kurikulum 2013 dan masukan publik terdapat kekeliruan pemahaman tentang penerapan pendekatan pembelajaran saintifik. Pendekatan Saintifik: mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba,

mengomunikasikan

mengasosiasi,

(5M) dipahami sebagai prosedur

baku dan digunakan sebagai satu-satunya pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam penerapanya untuk mata-mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu, pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013 ditekankan bahwa

pendekatan

pendekatan

saintifik

pembelajaran.

bukan

satu-satunya

Mengamati,

menanya,

mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

bukanlah

sekedar

urutan

baku

langkah-langkah pembelajaran. Akan tetapi merupakan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga akan

menghasilkan

peserta

didik

yang

memiliki

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam kehidupan.

Kondisi

ini

dibangun

oleh

ekosistem

5

pendidikan di sekolah melalui pembelajaran berbasis aktivitas dan pendekatan keilmuan. Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan karakteristik mata pelajaran PPKn dan karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran). KD akan dicapai melalui pemberian pengalaman belajar yang bervariasi sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal, kebutuhan peserta didik, berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan kompetensi abad ke-21. Guru diberikan keleluasaan dalam mengembangkan pengalaman

belajar

atau

pendekatan-pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

PPKn,

kompetensi,

materi

pelajaran,

dan

kondisi daerah. Model-model pembelajaran beserta sintaknya (seperti discovery learning, problem based learning, project based learning)

tetap

dapat

digunakan

sesuai

dengan

karakteristik kompetensi dasar, materi pelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Guru diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk menerapkan berbagai modelmodel

lain

seperti:

Model

Pembelajaran

Kooperatif

(Cooperative Learning), Pembelajaran Tematik Terpadu. Dengan

kata

lain,

guru

tidak

disibukkan

dengan

penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik. 6

Semua perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran dilakukan dalam rangka: 1. memudahkan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan silabus (yang dituangkan dalam RPP); 2. memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum dan lingkungan belajar yang tersedia; dan 3. menyelaraskan

dan

menyederhanakan

penilaian

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip pembelajaran berbasis aktivitas. 1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas a. interaktif dan inspiratif; b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; c. kontekstual dan kolaboratif; d. memberikan

ruang

yang

cukup

bagi

prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan e. sesuai

dengan

bakat,

minat,

kemampuan,

dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2. Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: a. peserta didikdifasilitasi untuk mencari tahu; b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; d. pembelajaran berbasis kompetensi; e. pembelajaran terpadu; f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen 7

yang memiliki kebenaran multi dimensi; g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; h. peningkatan

keseimbangan,

kesinambungan,

dan

keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta

didik

sebagai

pembelajar

sepanjang hayat; j. pembelajaran memberi

yang

menerapkan

keteladanan

(ing

nilai-nilai

ngarso

sung

dengan tulodo),

membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; m. pengakuan

atas

perbedaan

individual

dan

latar

belakang budaya peserta didik; dan n. suasana belajarmenyenangkan dan menantang. Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan oleh guru dalam pembelajarannya disesuaikan dengan karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar (kontekstual), 8

serta

dapat

menciptakan

kegiatan

yang

melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar sesamanya,

misalnya

kerja

kelompok

atau

diskusi

kelompok. Proses

Pembelajaran

pada

satuan

pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi pasiaktif,

serta

memberikan

ruang

yang

cukup

bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan

pembelajaran,

pelaksanaan

proses

pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan

efisiensi

dan

efektivitas

ketercapaian

kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan: 1. Dari pesertadidikdiberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu; 2. Darigurusebagaisatu-satunyasumberbelajarmenjadibelajar berbasis aneka sumber belajar; 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5. Dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu; 6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); 9. pembelajaranyang mengutamakan 9

pembudayaan danpemberdayaanpesertadidiksebagai pembelajar sepanjanghayat. 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sungtulodo), membangun kemauan(ingmadyo mangun karso),danmengembangkan kreativitaspesertadidikdalam proses pembelajaran (tutwurihandayani); 11. Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. Pembelajaranyangmenerapkanprinsipbahwasiapasajaadal ahguru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 13. Pemanfaatanteknologiinformasidankomunikasiuntukmeni ngkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;dan 14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik. Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses

pembelajaran,

penilaian

hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Karakteristik pembelajaran pada mata pelajaran PPKn setiap

satuan

pendidikan

terkait

erat

pada

Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka

konseptual

tentang

kegiatan

belajar

dan

pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Dalam

konteks pendidikan

berdasarkan

standar

(standard-based education), kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas 10

(mastery

learning)

merupakan

penilaian

parameter

proses

tingkat

dan

pencapaian

hasil

belajar

kompetensi

minimal. Untuk itu, berbagai pengalaman belajar perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal. 1. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pembelajaran

yang

disajikan

sebaiknya

dapat

memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik PPKn, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS). Anderson mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel berikut.

11

Tabel 5. Deskripsi Kemampuan Kognitif KATEGORI

DESKRIPSI

Mengingat

Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta

(Remember)

penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)

Memahami

Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-

(Understand)

kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating, mengkalsifikasi/classifying/categorizing, meringkas/summarizing/abstracting, menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpola ting, predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping /matching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect)

12

Menerapkan

Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur

(Apply)

(implementing) untuk suatu situasi baru

(melakukan, menerapkan) Menganalisis

Mengelompokkan informasi/fenomena dalam

(Analyze)

bagian-bagian penting (differentiating/discriminating/focusing/selecting), menentukan keterkaitan antar komponen (organizing/finding coherence/integrating/outlining/structuring), menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis

H

(attributing/deconstructing)

O

Mengevaluasi

Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan

T

(Evaluate)

uraian/fakta

S

(checking/coordinating/detecting/monitoring/testin g), menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/judging) Mencipta

Mengembangkan hipotesis (generating),

(Create)

merencanakan penelitian (planning/designing), mengembangkan produk baru (producing/constructing)

13

Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam Tabel 5di atas, ada kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills = HOTS) yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis,

mengevaluasi,

dan

mencipta.

Oleh

sebab itu, maka dalam pembelajaran Bapak/Ibu guru dianjurkan

untuk

mendorong

peserta

didiknya

memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3. Contoh

kegiatan

pembelajaran

untuk

mendorong

peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). 1)

Guru

menugaskan

peserta

didik

untuk

menganalisis permasalahan yang disajikan melalui lembar kerja berkaitan dengan materi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2)

Peserta didik menganalisa permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali dengan

mengidentifikasi

variabel-variabel

yang

ditemukan dalam permasalahan; 3)

Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari berbagai

sumber

belajar,

kemudian

bersama

kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk

14

dianalisis

sehingga

menghasilkan

rumusan

penyelesaian masalah; 4)

Melalui

diskusi

dan

tanya

jawab

bersama

kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi terhadap rumusan penyelesaian masalah

yang

diperolehnya; 5)

Peserta

didik

kelompoknya,

mempresentasikan kemudian

hasil

membuat

diskusi

kesimpulan

bersama; 6)

Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan dan pendampingan.

Berikut adalah contoh-contoh soal HOTS yang sesuai dengan KD 1.2, KD 2.2, KD 3.2 dan 4.2 mata pelajaran PPKn di atas. Permasalahan 1  Ada warga masyarakat yang diadili dan dijatuhi hukuman! Bagaimana hakim mengadili warga masyarakat tersebut?  Diskusikan dengan teman sebangku! Buatlah ringkasan sederhana dari hasil diskusi!

15

Alternatif Penyelesaian:  Menyimak kasus dalam permasalahan penegakan hukum.  Menganalisis permasalahan dalam kasus tersebut dengan berdiskusi dalam kelompok.  Menganalisis keputusan hakim dalam penyelesaian kasus tersebut.  Menyusun alternatif penyelesaian kasus atau putusan yang seharusnya diambil oleh hakim dengan berdiskusi dalam kelompok.  Menyusun laporan hasil pembahasan kasus dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut.

Permasalahan 2

 Carilah artikel yang membahas perkara atau sengketa antara orang-orang yang beragama Islam!  Apakah solusi dari perkara yang dihadapi?  Uraikan analisismu dan sampaikan di depan kelas!

2. Model-model Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga besaran kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran saat itu. a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 16

1) mengondisikan

suasana

belajar

yang

menyenangkan; 2) mendiskusikan

kompetensi

dipelajari

dan

berkaitan

dengan

yang

dikembangkan kompetensi

sudah

sebelumnya yang

akan

dipelajari dan dikembangkan; 3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; 4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan 5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan

inti

menggunakan

pembelajaran berbasis keilmuan dan berbasis aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik mata

pelajaran

dan

peserta

didik.

Guru

memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai 17

dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan

guru

perkembangan

harus

sikap

memperhatikan

peserta

didik

pada

kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai

pendapat

orang

lain

yang

tercantum dalam silabus. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup terdiri atas: 1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan

balik

terhadap

proses

dan

hasil

pembelajaran; dan 2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b)

merencanakan

kegiatan

tindak

lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,

layanan

memberikan

tugas

konseling baik

tugas

dan/atau individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Selain itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dapat 18

dilaksanakan

dengan

menggunakan

pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan

ini

menekankan

pada

proses

pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran

melalui

mengamati,

pengalaman

menanya,

informasi/mencoba,

belajar

mengumpulkan

mengasosiasi

dan

mengomunikasikan. Contoh; Dalam

kegiatan

pembelajaran

PPKn

untuk

memberikan pengalaman belajar mengamati dalam RPP dapat ditulis; “Menyimak isi bacaan, atau gambar

atau

teks/cerita/masalah

atau

mendiskusikan dalam kelompok tentang materi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”. Sedangkan

untuk

kegiatan

mengumpulkan

informasi/mencoba dapat ditulis: “Mengidentifikasi informasi berdasarkan kasus atau permasalahan relevan yang disajikan terkait dengan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ”. Silahkan Bapak/Ibu merancang kegiatan saintifik yang lain dalam pembelajaran yang dituliskan pada

RPP,

selain

kegiatan

mengamati

dan

mengumpulkan informasi. 19

Selain itu, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan model

pembelajaran

karakteristik

mata

yang

relevan

pelajaran,

dengan

KD,

atau

karakteristik materi, antara lain discovery basedlearning, project-based learning, problem-based learning, inquiry based-learning, atau model lain yang relevan. a. Langkah model discovery based-learningadalah sebagai berikut; 1) Stimulation

(memberi

stimulus);

guru

memberikan stimulan, untuk diamati peserta didik agar mendapat

pengalaman belajar

mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar. 2) Problem

Statement

(mengidentifikasi

masalah); merupakan kegiatan peserta didik dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya,

mencari

informasi,

dan

merumuskan masalah. 3) DataCollecting

(mengumpulkan

data);

mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, 20

akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta

didik

untuk

mencari

atau

merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah,

jika

satu

alternatif

mengalami

kegagalan. 4) Data Processing (mengolah data); peserta didik

mencoba

kemampuan

dan

mengeksplorasi

pengetahuan

konseptualnya

untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif. 5) Verification

(memverifikasi);

peserta

didik

mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan. 6) Generalization (menyimpulkan); peserta didik digiring

untuk

menggeneralisasikan

hasil

kesimpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan

yang

serupa,

sehingga

kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik. b.

Langkah-langkah

model

Problem-Based

Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

21

1) Mengorientasikan; memfokuskan

tahap

peserta

ini

didik

untuk

mengamati

masalah yang menjadi objek pembelajaran. Contoh: Peserta didik mengamati atau menyimak permasalahan kasuistik berkaitan dengan penegakan hukum

hukum

peradilan

pada di

materi

indonesia

sstem sesuai

dengan UUD 45. 2) Mengorganisasikan

kegiatan

pembelajaran;

pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji Contoh; Peserta didik difasilitasi untuk membuat beberapa pertanyaan mengenai informasi yang didapatkan dari hasil pengamatan tentang penegak hukum, dan menuliskan minimal 4 pertanyaan yang memuat katakata

“kepolisian”,

“kejaksaan”,

“kehakiman”, dan “advokat”. 3) Membimbing

penyelidikan

kelompok;

tahap

melakukan data

pada

percobaan

dalam

rangka

ini

mandiri

dan

peserta

didik

untuk

memperoleh

menjawab

menyelesaikan masalah yang dikaji. Contoh ; 22

atau

Peserta didik melengkapi informasi dengan mencari mencari berbagai informasi yang mendukung dari beberapa buku referensi, internet, atau sumber yang lain untuk menguatkan dugaan yang dibuat. Peserta didik

diminta

mencari

permasalahan

penegakan hukum dan mengelompokan permasalahan

berdasarkan

tugas

dari

aparat penegak hukum yang berada di Indonesia

serta

membahas

alternatif

pemecahan masalah tersebut baik secara mandiri atau kelompok. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; peserta

didik

mengasosiasi

data

yang

ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber. Contoh; Peserta

didik

diminta

menganalisis

beberapa permasalahan yang melibatkan lembaga peradilan diantaranya berkaitan dengan

masalah

kenakalan

atau

pelanggaran yang diperoleh dari artikel koran atau internet. Kemudian peserta didik

diminta

membuat

dugaan

awal

mengenai ciri-ciri , serta hubungannya dengan

lembaga

peradilan

kemudian

mempresentasikan di depan kelas.

23

5) Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; setelah peserta didik mendapat jawaban

terhadap

masalah

yang

ada,

selanjutnya dianalisis dan dievaluasi. Contoh; Peserta

didik

diminta

menganalisis

beberapa permasalahan yang melibatkan lembaga peradilan, membuat dugaan awal dan mempresentasikan di depan kelas. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Peserta

didik

diminta

menuliskan

kesimpulan yang didapatkan tentang apa itu lembaga peradilan

serta ciri-ciri yang

dapat membedakan setiap lembaga tersebut berdasarkan tugasnya. Setelah itu peserta didik diminta mendiskusikan kesimpulan kelompoknya

dengan

peserta

didik/kelompok lainnya. c. Langkah pembelajaran dalam model Project Based-Learning adalah sebagai berikut; 1) Menyiapkan

pertanyaan

atau

penugasan

proyek. Pertanyaan harus dapat mendorong peserta didik

dalam

melakukan

suatu

aktivitas/proyek, misalnya yang berkaitan 24

dengan konsep dalam KD-KI 4 disesuaikan dengan realitas dunia nyata. 2) Mendesain perencanaan proyek. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antar peserta didik, dan peserta didik dengan guru. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang kegiatan, alat, dan bahan yang berguna untuk penyelesaian proyek 3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Peserta didik menyusun jadwal aktivitas dalam

menyelesaikan

proyek.

Aktivitas

pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

(2)

membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan)

tentang

pemilihan

suatu cara. 4) Memonitor

kegiatan

dan

perkembangan

proyek. Kegiatan monitoring perkembangan proyek merupakan

kegiatan

guru

dan

peserta 25

didik.

Guru

melakukan

bertanggungjawab

monitor

untuk

terhadap

aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek. Guru

berperan

menjadi

mentor

bagi

aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. Peserta didik melakukan pengecekan atas kerja mereka sendiri, sesuai dengan tahap perkembangan memungkinkan melakukan

proyeknya, mereka

perbaikan

sehingga

untuk dan

terus

akhirnya

diperoleh suatu proyak yang sudah sesuai dengan kriteria penugasan. 5) Menguji hasil. Pengujian hasil dapat dilakukan melalui presentasi atau penyajian proyek. Pada kegaiatan

ini,

guru

dapat

mengukur

ketercapaian kompetensi peserta didiknya, dan peserta didik dapat melihat dimana kekurangan yang

dan/atau

mereka

kelebihan

hasilkan

proyek

berdasarkan

masukkan dari peserta didik/kelompok lain serta masukkan dari guru. 6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Pada akhir proses pembelajaran, peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap 26

aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilakukan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamannya proyek.

perasaan selama

Guru

menyelesaikan

dan

mengembangkan

diskusi

memperbaiki

kinerja

pembelajaran,

sehingga

dan

peserta

didik

dalam

rangka

selama pada

proses akhirnya

ditemukan suatu temuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran dan permasalahan lain yang serupa. c. Langkah-langkah dalam modelinquiry basedlearning terdiri atas: 1) Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan

pengalaman

belajar

kepada

peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena. 2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber. 3) Mengajukan

dugaan

atau

kemungkinan

jawaban dapat melatih peserta didik dalam 27

mengasosiasi terhadap

atau

melakukan

kemungkinan

penalaran

jawaban

dari

pertanyaan yang diajukan. 4) Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan

atau

pertanyaan

yang

diajukan,

sehingga peserta didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan. 5) Merumuskan

kesimpulan-kesimpulan

berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis,

sehingga

mempresentasikan

peserta

didik

dapat

atau

menyajikan

coba

berikan

hasil

temuannya. Silahkan

bapak/ibu

contoh

untuk tiap-tiap langkah pembelajaran dengan model inquiry based-learning di atas. 3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat Sesuai

dengan

Kurikulum

karakteristik

2013,

maka

pembelajaran

sebuah

model

pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam mengembangkan

ide

dan

kreatifitasnya,

sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model yang digunakan juga harus dapat mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam 28

diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri. Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang

akan

dilaksanakan

dalam

kegiatan

pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan

dalam

menentukan

model

pembelajaran yang akan digunakan hal-hal sebagai berikut. a. Kesesuaian

model

pembelajaran

dengan

karakteristik mata pelajaran, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak menggunakan model yang diuraikan di atas, tetapi menggunakan model khusus untuk mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk mata

pelajaran

bahasa

menggunakan

pembelajaran berbasis teks. b. Kesesuaian karakteristik

model

2

KD-KI

mengembangkan kesesuaian

pembelajaran yang

kompetensi

materi

dengan dapat

sikap,

pembelajaran

dan

dengan

tuntutan KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 untuk memgembangkan

kompetensi

pengetahuan

dan/atau keterampilan. c. Kesesuaian tujuan

model

pembelajaran

pembelajaran yang

spesifik

dengan dalam 29

mengembangkan

potensi

misalnya

mengembangkan

untuk

dan

kompetensi, interaksi

sosial, atau mengolah informasi. d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik. Contoh: Dengan memperhatikan karakteristik pemilihan model di atas, serta hasil analisis terhadap KIKD, Pedoman Mata Pelajaran, dan Silabus, maka untuk KD 3.1 dan 4.1 seperti diuraikan sebelumnya,

serta

memperhatikan

indikator

sikap dari KI 2 yaitu disiplin, kerja sama, tanggung jawab, rasa ingin tahu dan sikap kritis,

maka

pembelajaran

akan

disajikan

dengan model DiscoveryBased-Learning sebagai berikut. 1) Stimulation (memberi stimulus); Guru menyajikan berbagai permasalahan berkaitan materi hak dan kewajiban asasi manusia,

sistem

hukum

peradilan

di

Indonesia berupa gambar atau teks untuk diamati

oleh

peserta

didik

secara

berkelompok, baik melalui tayangan ppt maupun lembar kerja. 2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah) Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur atau variabel-variabel yang ada hak dan 30

kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia dan membuat catatan berdasarkan hasil temuan, serta membuat rumusan

penyelesaian

masalah

masalah

berdasarkan data-data yang ditemukan. 3) Data Collecting (mengumpulkan data); Peserta didik mencari serta mengumpulkan data/informasi permasalahan manusia,

yang hak

sistem

berkaitan

dan

dengan

kewajiban

hukum

asasi

peradilan

di

Indonesia baik dari buku paket PPKn kelas XI, sumber lain yang relevan atau intenet. 4) Data Processing (mengolah data); Peserta didik melakukan diskusi bersama kelompok untuk menyelesaikan masalah hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia dengan menggunakan berbagai informasi yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan sementara hasil kesepakatan dari kelompoknya. 5) Verification (memverifikasi); Peserta masalah

didik

memverifikasi

hasil

diskusi

penyelesaian

kelompoknya,dan

setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, perwakilan hasil

kelompok

diskusi

membandingkan

mempresentasikan

kelompoknya hasil

diskusi

untuk antar

31

kelompok. Arahkan proses pembelajaran ke bentuk tanya jawab. 6) Generalization (menyimpulkan); Peserta

didik

membuat

dengan

kesimpulan

bimbingan berkaitan

guru dengan

materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem

hukum

berdasarkan

peradilan hasil

di

Indonesia

rangkuman

dari

kesimpulan setiap kelompok setelah sesi presentasi. berkaitan dengan materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia berdasarkan hasil rangkuman dari kesimpulan setiap kelompok setelah sesi presentasi. 4. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran.

Keterampilan

kooperatif yang harus dikuasai peserta didik berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Menurut Rusman (2012: 209), “Model

pembelajaran

mencapai 32

kooperatif

setidak-tidaknya

tiga

dikembangkan tujuan

untuk

pembelajaran

penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,

dan

pengembangan

keterampilan

sosial”.

Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Untuk menuntaskan materi, peserta didik belajar dalam kelompok dan bekerja sama. 2. Kelompok dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Jika dalam kelas terdapat peserta didik yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. 4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) adalah: 1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami konsep yang sulit. 2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar peserta didik menerima temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah

model

pembelajaran

kooperatif

yang

dikembangkan untuk peserta didik tunarungu menurut Rusman (2012: 211) adalah sebagai berikut: 33

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tahap

1.

2.

3.

4. 5.

6.

Indikator

Tingkah Laku Guru

Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. Menyajikan informasi.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada peserta peserta didik ke didik bagaimana caranya membentuk dalam kelompok- kelompok belajar dan membantu kelompok belajar. setiap kelompok agar melakukan transisi efisien. Membimbing Guru membimbing kelompokkelompok bekerja kelompok belajar pada saat dan belajar. mengerjakan tugas. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Memberikan Guru mencari cara untuk menghargai penghargaan. upaya atau hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, peserta didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi

34

hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan

pembelajaran

yang

menyajikan

masalah

kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Pembelajaran

berbasis

masalah

merupakan

suatu

model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

Masalah

diberikan

kepada

peserta

didik,

sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Terdapat

lima

strategi

penggunaan

Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), yaitu: 1. Permasalahan sebagai kajian. 2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh. 4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. 35

5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik. Peran

guru,

peserta

didik

dan

masalah

dalam

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut: 1. Peran Guru sebagai Pelatih a. Bertanya tentang pemikiran. b. Memonitor pembelajaran. c. Menantang peserta didik untuk berpikir. d. Menjaga agar peserta didik terlibat. e. Mengatur dinamika kelompok. f. Menjaga berlangsungnya proses. 2. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver a. Peserta yang aktif. b. Terlibat langsung dalam pembelajaran. c. Membangun pembelajaran. 3. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi a. Menarik untuk dipecahkan. b. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani „gap‟ antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental 36

yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang

dapat

dikembangkan:

(a)

PBL

mendorong

kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara

bertahap

dapat

memi

peran

yang

diamati

tersebut; dan (3) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan

pilihan

sendiri,

yang

memungkinkan

mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia

nyata

dan

membangun

femannya

tentang

fenomena itu. 3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning). Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Indikator Tingkah Laku Guru 1.

2.

3.

Orientasi peserta Menjelaskan tujuan pembelajaran, didik pada menjelaskan logistik yang masalah. diperlukan, dan memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Mengorganisasi Membantu peserta didik peserta didik mendefinisikan dan untuk belajar. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Membimbing Mendorong peserta didik untuk 37

Indikator

Tahap

Tingkah Laku Guru

pengalaman individu/ kelompok. 4.

5.

mengumpulkan informasi yang sesuai, Melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Mengembangkan Membantu peserta didik dalam dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan hasil karya. karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Menganalisis Membantu peserta didik untuk dan melakukan refleksi atau evaluasi mengevaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses proses yang mereka gunakan. pemecahan masalah. Masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis

masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah (problem solving)

sebagaimana

biasanya,

tetapi

pembentukan

masalah (problem posing) yang kemudian diselesaikan. Melalui pendekatan PBM peserta didik mempresentasikan gagasannya. Peserta

didik

terlatih

merefleksikan

persepsinya,

berargumentasi dan mengkomunikasikan ke pihak lain, sehingga guru pun memahami proses berpikir peserta didik. Guru dapat membimbing serta mengintervensikan ide baru berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian, pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan peserta didik, sehingga interaksi antara guru dan peserta didik, serta peserta didik dengan peserta didik menjadi terkondisi dan terkendali.

38

Rusman (2012: 243) mencantumkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagaimana tercantum dalam tabel 2.2 di atas. 5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)

sehingga

peserta

didik

memiliki

pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil

pembelajaran

diharapkan

lebih

bermakna

bagi

peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta

didik.

Pembelajaran

kontekstual

dengan

pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu

39

strategi

yang

memenuhi

prinsip-prinsip

pembelajaran

berbasis kompetensi. Dengan

lima

strategi

Teaching

(Contextual experiencing,

and

applying,

pembelajaran Learning),

cooperating,

kontekstual

yaitu dan

relating,

transfering

diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Pembelajaran

kontekstual

Learning (CTL) adalah

Contextual

Teaching

and

"konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik

membuat

dimilikinya

hubungan

dengan

antara

penerapannya

pengetahuan dalam

yang

kehidu-pan

mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelaaran

(constructivism), (inquiri),

efektif,

bertanya

masyarakat

yakni:

konstruktivisme

(questioning),

belajar

(learning

menemukan community),

pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)". 40

Contextual

Teaching

and

Learning

(CTL)

dapat

diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja,

dan

kelas

yang

bagaimanapun

keadaannya.

Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang diperolehnya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar. 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7. Lakukan

penilaian

yang

sebenarnya

(authentic

assessment) dengan berbagai cara. Karakteristik dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagaimana dikutip Rusman (2012: 198) adalah sebagai berikut: 1) Kerjasama; 2) Saling menunjang; 3) Menyenangkan, tidak membosankan; 4) Belajar dengan bergairah; 5) Pembelajaran terintegrasi; 6) Menggunakan berbagai sumber; 7) Peserta didik aktif; 8) Sharing dengan teman; 9) Peserta didik kritis guru kreatif; 10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain; dan 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi 41

hasil karya peserta didik, laporan hasil pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain. Dalam

pembelajaran

kontekstual,

program

pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta didiknya

sehubungan

dipelajarinya.

Dalam

dengan program

topik

yang

tercermin

akan tujuan

pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya. Dalam konteks tersebut, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama peserta didiknya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas

dan

operasional),

sedangkan

program

untuk

pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Beberapa

komponen

utama

dalam

pembelajaran

Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Melakukan

hubungan

Meaningful Connections)

42

yang

bermakna

(Making

Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika peserta didik dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL. 2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing Significant Works) Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas harus punya arti bagi peserta didik sehingga mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. 3. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning) Pembelajaran

yang

diatur

sendiri,

merupakan

pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan menghubungkan

masalah

ilmu

dengan

kehidupan

sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi peserta didik. Pembelajaran yang diatur peserta didik sendiri, memberi

kebebasan

kepada

peserta

didik

untuk

didik

dapat

menggunakan gaya belajarnya sendiri. 4. Bekerjasama

(collaborating)

Peserta

bekerja sama Guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dan efisien dalam kelompok, membantu mereka memahami 43

bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi. 5. Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative Thinking) Pembelajaran

kontekstual

membantu

peserta

didik

mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu

kecakapan

sistematis

nalar

dalam

secara

menilai,

teratur,

kecakapan

memecahkan

masalah

menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman

pemahaman

dalam

mengembangkan

sesuatu. 6. Mengasuh atau memelihara pribadi (Nuturing The Individual) Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas disiplin,

pribadi, motif

sikap,

berprestasi.

minat,

tanggung

jawab,

Guru

berperan

sebagai

konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya. 7. Mencapai

standar

yang

tinggi

(Reaching

High

Standards) Pembelajaran aktual diarahkan agar peserta didik berkembang 44

secara

optimal,

mencapai

keunggulan

(excellent).

Tiap

peserta

didik

bisa

mencapai

keunggulan, asalkan dia dibantu oleh gurunya dalam menemukan potensi dan kekuatannya. 8. Menggunakan

Penilaian

yang

otentik

(Using

Authentic Assessment) Penilaian autentik menantang para peserta didik untuk menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik

merupakan

antitesis

dari

ujian

standar,

penilaian autentik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari. 6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu Gunawan.D

(2010:14)

menyatakan

model

sistem

komunikasi ini meliputi keseluruhan cara yang digunakan kaum

tunarungu

lingkungannya.

di

dalam

Komunikasi

berinteraksi

tersebut

dapat

dengan dilakukan

dengan cara verbal, non-verbal, dan kombinasi keduanya yang disebut dengan campuran. Cara verbal sendiri dapat dibedakan atas penggunaan oral, tulisan maupun membaca ujaran sebagai komponen. Sedangkan untuk cara nonverbal komponen yang termasuk di dalamnya yaitu gesti, mimik, isyarat baku dan alamiah. Sedangkan untuk cara campuran merupakan kombinasi antara komunikasi verbal dan non-verbal. Pendekatan pembelajaran bahasa untuk siswa tunarungu terbagi dalam tiga metode yaitu Metode 45

Formal, Metode Okasional, dan Metode Maternal Reflektif (MMR). Keseluruhan sistem komunikasi tersebut dapat dilihat berikut ini: 1. Komunikasi Verbal Komunikasi

verbal

adalah

komunikasi

dengan

menggunakan oral (lisan, bicara) tulisan dan membaca ujaran. (a) Oral (lisan, bicara) Oral adalah suatu cara dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat untuk berkomunikasi. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Mullholand (1980) dalam Lani Bunawan (1997:5), maka komunikasi dengan oral yaitu: 1) Suatu sistem komunikasi yang menggunakan bicara, sisa pendengaran, baca ujaran, dan atau rangsangan vibrasi serta perabaan (vibrotaktil) untuk suatu percakapan spontan. 2) Suatu sistem pendidikan dimana

kegiatan belajar

mengajar berlangsung dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Pendekatan seperti ini juga dikenal dengan sebutan pendekatan oral aural atau metode AVO (Auditory/ Visual/ Oral) atau juga Oral Murni karena sama sekali tidak mengggunakan isyarat selain isyarat

lazim

sebagaimana

(gesture)

atau

digunakan

berkomunikadi pada umumnya. 46

ungkapan manusia

badani dalam

Adapun keunggulan dari oral dibandingkan bahasa isyarat yaitu: 1) Kecepatan berbicara jauh lebih cepat daripada berbahasa isyarat. 2) Bahasa bicara lebih fleksibel, baik pembicara maupun lawan bicara lebih bebas. 3) Bahasa bicara lebih berdiferensiasi. 4) Isyarat

bersifat

terlalu

afektif,

cenderung

menyebabkan kurang terkendalinya perasaan. 5) Dengan

isyarat

ada

kecenderungan

untuk

memeragakan pikiran atau hal yang kongkrit, emosional atau situasional saja. 6) Bila seseorang berbicara, maka “pesan” atau ungkapan seolah-olah keluar dari diri orang itu agar sampai pada lawan bicara. Sedangkan dengan berisyarat seseorang akan lebih terpusat pada diri sendiri, kurang memberi kesan adanya sesuatu yang “keluar” ke orang lain, bahkan perhatian lawan bicara lebih terarah terhadap gerak tangan penyampai pesan. Adapun berdasarkan jenisnya metode oral dapat dibedakan atas: 1) Pendekatan Oral Kinestetik, yaitu pendekatan oral yang mengandalkan baca ujaran, peniruan melalui penglihatan, serta rangsangan perabaan dan

kinestetik

tanpa

pemanfaatan

sisa

pendengaran.

47

2) Pendekatan Unisensory/Akupedik yang memberi penekanan pada pemberian Alat Bantu Dengar (ABD)

yang

bermutu

tinggi

serta

latihan

mendengar dengan menomorduakan baca ujaran terutama pada tahap permulaan pendidikan anak (A. P. Quiqley and R. E. Kretchmer, 1982). 3) Pendekatan

Oral

menggunakan

Grafik

tulisan

(Graphic-Oral)

sebagai

yang

sarana

guna

mengembangkan kemampuan komunikasi oral. (b) Tulisan Komunikasi

secara

verbal

dapat

juga

dilakukan dengan menggunakan tulisan. Tulisan yang

digunakan

bersifat

situasional

digunakan sesuai dengan kondisi dimana

tulisan

Contohnya pendengaran tulisan

tersebut

apabila

akan

seorang

menyampaikan

kepada atau

daerah

diusahakan

menggunakan

tempat

digunakan.

yang

normal

informasi

tunarungu

kebangsaan

dan

yang

dan

berupa memiliki

berbeda

tulisan

yaitu

yang

maka dapat

dimengerti oleh kedua pihak. Tulisan itu dapat berupa lambang-lambang bahasa yang disepakati bersama dan berlaku di suatu daerah tertentu. (c) Membaca Ujaran Membaca ujaran merupakan kegiatan yang bukan hanya mencakup sekedar pengamatan gerak bibir 48

tetapi

meliputi

pengamatan

atas

bahasa

tubuh, ekspresi, dan konteks secara keseluruhan dimana komunikasi ini berlangsung. Untuk

mencapai

keterampilan

dalam

membaca bahasa ujaran, seseorang dituntut untuk memiliki suatu taraf penguasaan bahasa tertentu, karena

di

dalam

membaca

ujaran

terdapat

kompensasi dari pengetahuan bahasa yang telah dimiliki

dengan

pengetahuan

tentang

pokok

yang

dapat

pembicaraan. Adapun mempengaruhi

faktor-faktor kemampuan

membaca

ujaran

seseorang yaitu korelasi antara taraf intelegensi dan kemampuan membaca ujaran, dan daya ingat visual terhadap bentuk-bentuk yang non-verbal. Van Uden (1968) dalam Lani Bunawan (1997: 45)

menggolongkan

kemampuan

baca

ujaran

sebagai suatu kegiatn yang bersifat visual motorik. Anak tunarungu di dalam latihan bicara dengan menggunakan

cermin

akan

dibiasakan

untuk

mengamati gerak bibir sendiri sebagai persiapan untuk

membaca

bibir

orang

lain.

Dengan

pengalaman mengamati gerak bibir sendiri tersebut kemudian anak belajar untuk mencari gerakan pada lawan bicara sehingga akan terampil membaca ujaran. Membaca ujaran merupakan sarana yang berharga dalam program latihan komunikasi bagi anak tunarungu apabila memenuhi persyaratan 49

seperti

keterampilan

pengetahuan

berbahasa

tertentu,

tentang topik yang dibicarakan dan

persyaratan teknis lain seperti berhadapan wajah pada jarak yang tak terlalu jauh (lebih kurang 30 em) dari lawan bicara, penerangan yang cukup dan lain sebagainya. 2. Komunikasi Non-Verbal Komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa lisan dengan menggunakan keseluruhan ekpresi tubuh seperti

sikap

tubuh,

eskpresi

wajah

(mimik),

gesti/gerak (gestures) dan isyarat yang dilakukan secara wajar dan alami. Adapun isyarat sendiri terbagi atas isyarat baku dan isyarat alamiah, yaitu sebagai berikut: a. Isyarat Alamiah yaitu suatu isyarat sebagaimana digunakan anak tunarungu (berbeda dari bahasa tubuh), Isyarat ini merupakan suatu ungkapan manual (dengan tangan) yang disepakati bersama antar

pemakai

(konvensional),

dikenal

secara

terbatas dalam kelompok tertentu (esoteric), dan merupakan pengganti kata (A. Van Uden dalam Lani Bunawan (1997: 13). b. Isyarat

Formal

yaitu

isyarat

yang

sengaja

dikembangkan dan memiliki struktur bahasa yang sama dengan bahasa lisan masyarakat. Berbagai bentuk bahasa isyarat formal yang dikembangkan antara lain: 50

1) Bahasa isyarat yang dinamakan Sign English atau Siglish atau Amerika atau juga disebut Pidgin

Sign

English

(PSE)

yang

merupakan

gabungan atau campuran antara bahasa isyarat asli/ alami dengan bahasa Inggris. 2) Bahasa Isyarat yang memiliki struktur yang tepat sama dengan bahasa lisan masyarakat dan dapat

digolongkan

dalam

bahasa

isyarat

struktural dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) Sedapat mungkin menggunakan kosa isyarat ASL/BSL/Isyarat Alami. b) Membuat isyarat baru untuk menunjukkan struktur

bahasa

seperti

afiksasi,

bentuk

jamak, bentuk lampau, dan sebagainya. c) Satu isyarat mewakili satu kata. d) Menggunakan ejaan jari sebagai penunjang untuk gejala bahasa yang sukar dibuatkan isyarat. 3. Komunikasi Campuran Komunikasi campuran ini merupakan kombinasi atau perpaduan antara penggunaan komunikasi verbal dan

komunikasi

non-verbal.

Komunikasi

dengan

metode ini sering juga dinamakan sebagai metode oral tambah (oral +) karena pada umumnya sasarannya adalah

agar

anak

tetap

menguasai

keterampilan

berbicara dengan memberi penunjang visual yang lebih nyata daripada membaca ujaran, karena dalam metode 51

kombinasi, unsur bicara digunakan bersamaan atau berbarengan dengan unsur isyarat, maka dikenal juga dengan nama metode simultan/serempak 4. Pendekatan Pembelajaran a. Metode Formal Metode

ini

dapat

disamakan

dengan

metode

mengajar bahasa asing atau bahasa kedua pada seseorang. Ciri-ciri metode ini adalah: 1) Kegiatan belajar mengajar bahasa berawal dari guru dan hampir seluruhnya dikuasai oleh guru. 2) Titik berat pengajaran bahasa terletak pada penguasaan struktur dan tata bahasa. 3) Pola-pola kalimat dilatihkan kepada anak didik secara bertahap mulai dari kalimat yang mudah sampai kompleks. Metode

ini

structural,

disebut atau

juga

metode

konstruktif.

gramatikal,

Tokoh-tokoh

yang

mengembangkan metode ini antara lain George Ewing (1887), Katarina Barry (1899), De L‟Epee (1771), Fitzgerald (1927), dan Chomsky (1968). (Lani Bunawan. 2000: 68) b. Metode Okasional Metode ini dikenal juga dengan aliran natural, dimana pengajaran bahasa dilaksanakan dengan mengikuti cara sebagaimana anak dengar mulai belajar

bahasa.

program percakapan 52

Cara

mengajar

melainkan

dengan

berdasarkan

situasi

bahasa

tanpa

menciptakan hangat

yang

sedang dialami anak dan mengandalkan pada kemampuan meniru anak sehingga disebut metode imitatif. Ciri-ciri metode ini, yaitu: 1) Menggunakan bahasa sehari-hari

yang lazim

dipergunakan dalam percakapan. 2) Menggunakan

setiap

kesempatan

untuk

memberi bahasa yang wajar. 3) Bertolak dari pengalaman anak. 4) Memberi penekanan pada pelajaran membaca. 5) Tidak

mengadakan

penyederhanaan

berhubungan dengan kesulitan tata bahasa. 6) Mengandalkan dorongan meniru/ imitasi. Prinsip metode okasional ini adalah: “ Apa yang sedang kau alami, katakanlah begini…….” Sesuai dengan prinsip tersebut maka metode ini mulai mengajar anak bertolak dari hal-hal yang sedang dialaminya dengan mengadakan percakapan secara lisan atau tertulis atau dengan abjad jari ataupun secara oral-aural. c. Metode Maternal Reflektif (MMR) Dalam Lani Bunawan (2000: 71) disebutkan bahwa Metode Maternal Reflektif

dikenal juga dengan

sebutan metode Van Uden. A. Van Uden menyadari bahwa pendekatan natural jauh lebih baik daripada pendekatan metode

struktural,

tersebut

masih

namun dapat

menilai

bahwa

disempurnakan

berdasarkan temuan psikolinguistik. Percakapan 53

merupakan

kunci

perkembangan

bahasa

anak

tunarungu (D. Hollingshead, 1982). Selain tekanan pada

percakapan,

diutamakan

pula

penemuan

bentuk bahasa oleh anak sendiri dan bukan pengajaran

melalui

kegiatan

analisa.

MMR

merupakan metode yang menggabungkan aspek terbaik dari metode natural dan structural (M. N. Griffey, 1980). Prinsip dari metode percakapan ini adalah: “ Apa yang ingin kau katakan, katakanlah begini…..” e. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Orang-orang pendengaran,

yang

khususnya

memiliki

yang

gangguan

memiliki

gangguan

pendengaran berat, mereka mengalami kesulitan dalam mengakses

bunyi

bahasa

secara

penuh

lewat

pendengarannya. Kondisi ini akan berdampak terhadap kemampuan bicaranya, yakni kemampuan berbicara dan bahasanya mengalami keterhambatan, dan pada gilirannya kecerdasan,

menghambat dan

perkembangan

penampilannya

kepribadian,

sebagai

makhluk

social. Berpangkal dari keadaan tersebut, para akhli pendidikan

sejak

mengembangkan pengembangan

zaman

kemampuan kemampuan

dulu

telah

berbicara berbicara

berupaya anak,

dan

ditempatkan

sebagai prioritas utama. Sampai pada abad 19 metode oral sangat mendominasi kegiatan pendidikan anak 54

yang mengalami gangguan pendengaran, dan saat itu metode ini dianggap sebagai metode unggulan, tetapi dalam

perjalanan

pelaksanaannya

kenyataan

menunjukkan lain, metode tersebut menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, khsususnya di Indonesia, karena

kurang

terpenuhinya

persyaratan

yang

diperlukan dalam mengembangkan metode ini, seperti kemampuan guru, sarana-sarana penunjangnya Pada tahun 1960-an di Negara-negara yang telah berkembang, pendidikan

muncul anak

pendengaran. pendekatan

yang

Pandangan baru,

pandangan

yaitu

baru

mengalami tersebut, suatu

dalam gangguan

mengemukakan

pendekatan

yang

memanfaatkan segala media komunikasi yang sudah lazim seperti: berbicara, membaca ujaran, menulis, membaca dan mendengar ditambah dengan media komunikasi lain, seperti: isyarat alamiah, abjad jari, dan isyarat yang dibakukan dalam pengajaran anak yang mengalami gangguan pendengaran. Pendekatan yang memanfaatkan segala cara tersebut disebut metode komunikasi total. Metode komunikasi total bertujuan agar anak yang

mengalami

gangguan

pendengaran

dalam

melakukan komunikasi tidak hanya isyarat saja, tetapi dapat memanfaatkan segala hal yang dapat dijadikan media

dalam

berkomunikasi

sehingga

terjadi

komunikasi yang efektif antar sesama anak yang

55

mengalami

gangguan

pendengaran

atau

dengan

masyarakat yang lebih luas.

C.Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti (KI) 3, pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Berikut ini adalah

penjabaran

indikator

dari

Kompetensi

Dasar

Kompetensi Inti (KI) 3: Tabel 1.1 KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN PEMBELAJAR ANAK TUNARUNGU KELAS XI

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan Pembelajaran

1.1 Menghayati nilainilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai

56

1. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilainilai Pancasila

1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu peristiwa yang mengandung Nilainilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut Mencari dan

dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.

mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan materi tentang “Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” 3. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 4. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Nilainilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” 5. Mempraktekan perilaku saling menghormati dan menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan Nilainilai Hak asasi manusia sesuai dengan

57

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupannya seharihari.

1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2.2 Mengembang kan nilai-nilai secara adil dalam system hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di

58

2.Sistem hukum peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Mengajukan beberapa pertanyaan dengan bimbingan guru yang terkait dengan materi tentang Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi tentang “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” 4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu

Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” dalam kehidupannya seharihari. 5. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”

1.3 Menghayati 3. Ancaman 1. Membaca teks dan dengan penuh internal dan mengamati beberapa rasa syukur nilaieksternal gambar suatu nilai yang dalam bingkai peristiwa yang membentuk Bhinneka berkenaan dengan kesadaran akan Tunggal Ika. Ancaman internal ancaman terhadap dan eksternal negara dalam terhadap bidang “ekonomi” ipoleksosbudhankam dan strategi dalam bingkai mengatasinya Bhinneka Tunggal Ika dalam 2. Mengajukan membangun beberapa pertanyaan integrasi nasional bersama bimbingan

59

berdasarkan asas BhinnekaTunggal Ika 2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilainilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam bidang “politik” dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika. 3.3 Menganalisis kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhanka m dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhanka m dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

3.

4.

5.

6.

60

guru yang terkait dengan materi tentang Ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Mencari informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang sudah disusun terkait dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah yang terkait dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Mempraktekan perilaku saling

menghormati dan menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan pencegahan terhadap ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 1.4 Menghayati nilai- 4.Tantangan nilai secara adil persatuan dan persatuan dan kesatuan kesatuan bangsa bangsa dalam dalam Negara Negara Kesatuan Kesatuan Republik Republik Indonesia. Indonesia 2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4.4 Mengomunikasika n factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik

1. Membaca teks dan mengamati beberapa gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan materi tentang Faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Mengajukan beberapa pertanyaan bersama bimbingan guru yang terkait dengan materi tentang Faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Mencari informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang sudah disusun terkait dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat

61

Indonesia

62

persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 5. Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah yang terkait dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 6. Menunjukkan sikap jujur, kerja sama dan tanggung jawab dalam upaya membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Tujuan Pembelajaran PPKn Mata

pelajaran

Kewarganegaraan bertujuan

agar

Pendidikan

Kelas

XI

peserta

Pancasila

SMALB

didik

dan

Tunarungu

tunarungu

memiliki

kemampuan sebagai berikut: a. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat. b. Menghayati isi dan makna pasal 28 dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. c. Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. d. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. e. Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasalpasal

Undang-Undang

Indonesia

Tahun

Dasar

1945

Negara

dalam

Republik

berbagai

aspek

kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum. f. Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama dan

kepercayaan

dalam

hidup

bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. g. Mengamalkan keberagaman

perilaku dalam

toleransi

kehidupan

dan

harmoni

bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara Indonesia.

63

h. Mengamalkan nilai dan budaya demokrasi dengan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat dalam kehidupan

sehari-hari

dalam

konteks

Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 3. Materi Pembelajaran PPKn PPKn Indonesia

berupaya menjadi

mengantarkan

ilmuwan

dan

warganegara

profesional

yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi warganegara

demokratis

yang

berkeadaban;

yang

memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem

nilai

Pancasila.

PPKn

adalah

pendidikan

demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui generasi

aktivitas baru

menanamkan

bahwa

kesadaran

demokrasi

adalah

kepada bentuk

kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat (Zamroni dalam Darmadi, 2013). Mata

pelajaran

PPKn

untuk

kelas

XI

SMALB-B

membahas empat materi berikut ini. a. Hak dan kewajiban asasi manusia sesuai Pancasila sesuai Nilai-nilai. b. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar Tahun 1945. c. Ancaman

Internal

dan

Bhinneka Tunggal Ika.

64

Ekternal

dalam

Bingkai

d. Tantangan persatuan dan Kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik Indonesia. 4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn Mata pelajaran PPKn kelas XI SMALB-B memiliki empat Kompetensi Inti yang dijabarkan dalam 20 Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar mata pelajaran PPKn

terurai

dalam

empat

Kompetensi

Inti

(KI).

Kompetensi Inti 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti 3 berisi Kompetensi Dasar tentang pengetahuan terhadap materi pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 4 berisi

Kompetensi

Dasar

tentang

penyajian

keterampilan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 diajarkan secara tidak langsung pada setiap kegiatan pembelajaran, sedangkan KI-3 dan KI-4 diajarkan secara langsung. a. Empat Kompetensi Inti (KI) kemudian dijabarkan menjadi 20 Kompetensi Dasar (KD), merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan selama satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 32 minggu. Kegiatan pembelajaran selama 32 minggu dibagi menjadi dua semester. Setiap semester terbagi menjadi 15 minggu. Selama 15 minggu merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak termasuk kegiatan 65

lain seperti: ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS) yang masingmasing diberi waktu 2 jam/minggu. UTS dan UAS dilaksanakan pada semester 1 dan semester 2. Waktu efektif untuk kegiatan pembelajaran PPKn sebagai mata pelajaran wajib di SMALB-B adalah 2 x 45

menit

x

32

minggu/pertahun

(15

minggu/semester). Pelaksanaan UTS 1 dilaksanakan pada minggu ke-11, sedangkan UTS 2 dilaksanakan pada minggu ke-26. UAS 1 dilaksanakan pada minggu ke-17 dan UAS 2 dilaksanakan pada minggu ke-32. Ujian dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Pelaksanaan Ulangan Harian ditentukan oleh guru b. Secara

garis

besar,

penggunaan

buku

siswa

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI SMALB Tunarungu dapat digambarkan pada tabel di bawah

ini.

Satu bab

pada

buku siswa

dapat

diajarkan selama 4 (empat) minggu. Adapun siklus pembelajaran selama 4 (empat) minggu tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.

66

Tabel 1.2 Penggunaan Buku Siswa Bab I

1-4

5-8

9-12

13-17

18-22

23-27

28-32

Smt

4 UTS

4

I

6

II

UTS

4 6

III

II

6

IV

UAS

2 c. Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran Kementerian

pihak

pemerintah

Pendidikan

dan

melalui

Kebudayaan

menerbitkan buku teks pelajaran untuk mata pelajaran

pendidikan

pancasila

dan

kewarganegaraan kelas XI. Berdasarkan jumlah KD terutama

yang

Kompetensi

Inti

terkait (KI)

3,

dengan buku

teks

penjabaran pelajaran

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Kelas XI disusun menjadi Empat bab. Bab I

: Hak dan Kewajiban Azasi Manusia Sesuai Nilai-nilai Pancasila 67

Bab II

: Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Bab III

: Ancaman Internal dan Ekternal dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Bab IV

: Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik Indonesia

D.Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian dalam Pembelajaran Analisis penilaian hasil belajar peserta didik pada bagian ini bertujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta didik dalam suatu pembelajaran sehingga guru dapat menyusun program remedial atau

pengayaan serta

perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian dalam proses pembelajaran meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu kepada tujuan kurikulum. Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi pembelajaran

tersebut

dicapai

intrakurikuler,

melalui kokurikuler,

proses dan

nonkurikuler/ekstrakurikuler Kompetensi mengamalkan

sikap spiritual yaitu “Menghayati dan ajaran

agama

yang

dianutnya”.

Sedangkan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menghayati 68

dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan

alam

serta

menempatkan

diri

sebagai

cerminan bangsa pada pergaulan dunia” merupakan kompetensi yang akan diraih oleh peserta didik sebagai nurturant effect dari pembelajaran pengetahuan dan keterampilan.

Oleh

karena

itu

penilaianya

tidak

dikaitkan dengan KD mata pelajaran terkecuali untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn. Penilaian

sikap

penumbuhan,

sesungguhnya pengembangan,

dimaksudkan dan

untuk

pembinaan

kompetensi sikap yang dilakukan sepanjang

proses

pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

karakter peserta didik lebih

lanjut. Oleh sebab itu, penilaian sikap sesuangguhnya bukan memberikan justifikasi pada posisi sikap anak, melainkan sebagai dasar untuk pembinaan agar peserta didik memiliki sikap spiritual dan sosial sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum. Perbaikan kurikulum 2013 menetapkan bahwa KI-1 dan KI-2 tidak dijabarkan ke dalam KD, kecuali mata pelajaran Agama dan Budi Pekerta dan PPKn. Oleh karena itu, guru mata pelajaran selain Agama dan Budi Pekerta dan PPKn tidak memberikan penilaian sikap 69

yang dikaitkan dengan KD-KD mata pelajaran. Guru mata pelajaran tersebut hanya memberikan penilaian umum tentang sikap sebagai masukan untuk pelaporan nilai sikap yang akan dirumuskan oleh guru kelas/wali kelas.

Hal

ini

dipandang

lebih

sederhana

dan

memudahkan dalam melakukan penilaian sikap oleh seluruh guru mata pelajaran. Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan melalui berbagai cara sesuai dengan karakteristik KD yang dijabarkan dalam indikator. Teknik

penilaian

pengetahuan

dapat

dilaksanakan

dengan salah satu cara dari berbagai cara (tes tulis, tes lisan dan penugasan). Ini bukan berarti bahwa setiap KD pengetahuan harus dinilai melalui tiga cara tersebut. Akan tetapi, guru dapat memilih cara yang paling sesuai dengan karakteristik KD dan indikatornya. Demikian juga dengan penilaian kompetensi keterampilan juga dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari berbagai cara, misalnya menggunakan praktik/kinerja, proyek, porto folio, atau penugasan). Ini juga bukan berarti bahwa satu KD keterampilan harus dinilai dengan keseluruhan cara tersebut. Akan tetapi guru memilih cara atau teknik yang paling tepat sesuai dengan karakteristik KD keterampilan dan indikatornya. Perbaikan juga dilakukan terhadap skala penilaian. Skala penilaian yang semula menggunakan skala 1 – 4 diubah menjadi menjadi 0 – 100, sesuai yang diatur pada 70

Permendikbud

No.

53

Tahun

2015

tentang

Penilaiah

Hasil

Belajar

oleh

Pendidik.

Dalam

Permendikbud tersebut juga diatur tentang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang dalam peraturan sebelumnya KKM tersebut ditetapkan secara nasional. 2.Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan a. Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif bimbingan

oleh

guru

konseling,

mata

dan

wali

pelajaran, kelas

guru

dengan

menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 7. Skema Penilaian Sikap

71

Penilaian sikap dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut. 1) Perencanaan penilaian sikap Penilaian

sikap

observasi,penilaian temandan Agama

jurnal

dapat

dilakukan

diri, kecuali

melalui

penilaian untuk

antar

Pendidikan

yang dilakukan guru. Observasi dalam

penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang

dilakukan

secara

berkesinambungan

melalui pengamatan perilaku. Asumsinyasetiap peserta didikpada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku negatif digunakan untuk pembinaan.Untuk menentukan penilaian sikap, terlebih dahulu dirumuskan sikap sikap yang akan dikembangkan sekolah.Sikap yang dikembangkan sekolah harus mengacu pada Visi sekolah. Langkah yang harus dilakukan, yaitu : (1) Merumuskan nilai sikap yang dikembangkan sekolah

dari

Visi

sekolah

.

Misalnya

“Menciptakan insan berprestasi,berbudaya dan bertaqwa.” 72

Sekolah

mengembangkan

sikap

jujur, bertanggung jawab, kompetitif, disiplin, religius. (2) Membuat format jurnal yang akan dilakukan pendidik untuk melakukan penilaian sikap. Format

jurnal

sebaiknya

seluruh guru mapel.

disepakati

oleh

Contoh format jurnal

dapat dilihat pada panduan penilaian hasil belajar untuk SMA yang diterbitkan Direktorat PSMA tahun 2015. 2) Pelaksanaan penilaian sikap Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan setiap

hari

selama

pembelajaran

satusemester.Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran sertapeserta didik.Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru matapelajaran.Selama proses pembelajaran

guru

mengamati

dan

mencatat

perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut. Perilaku yang diamati bisa berupa kedisiplinan, tanggungjawab, kejujuran, kepedulian, responsif dan pro-aktif.Misalnya, saat diskusi kelompok mau pun diskusi kelas guru mengamati beberapa peserta didik terlihat sangat menonjol dalam keaktifan bertanya dan atau memberi tanggapan maka guru dapat mencatat 73

dalam jurnal tentang sikap responsif dan pro-aktif mereka.

Demikian

juga

sebaliknya,

seorang

peserta didik dalam kelompok tidak aktif malah mengerjakan

yang

lain,

guru

juga

mencatat

perilaku peserta didik tersebut dalam jurnal. Nama Satuan pendidikan

: SMALB Negeri 5

Jakarta Tahun pelajaran

: 2016/2017

Kelas/Semester

: XI/ Semester I

Mata Pelajaran

: PPKn

NO

WAKTU

1

16 Mei 2016

KEJADIAN/ PERILAKU

NAMA

Abraha  Tidak mengikuti m praktikum

BUTIR SIKAP

POS / NEG

Disiplin

-

Dipanggil melalui tim ketertiban, untuk didata dan diberikan pembinaan oleh guru mapel dan dilaporkan kepada wali kelas

Tanggu ng jawab, jujur

+

Diberikan penghargaan atas sikap jujur dengan pengurangan poin pelanggaran

 Memecahkan prisma kaca



74

Melaporkan alat yang dipecahkan

TINDAK LANJUT

NO

WAKTU

NAMA

KEJADIAN/ PERILAKU

POS / NEG

BUTIR SIKAP

TINDAK LANJUT

Dst..

3) Pemanfaatan hasil penilaian sikap Pengamatan sikap dilakukan guru secara berkala, kemudian

dibuat

rekapitulasi

untuk

dideskripsikan dan dilaporkan kepada wali kelas. Pendidik perilaku

melakukan peserta

pengamatan

didik

selama

1

terhadap semester.

Laporan guru ditindak lanjuti oleh wali kelas dan menjadi catatan wali kelas untuk memberikan deskripsi penilaian sikap di rapor. b. Penilaian Pengetahuan Penilaian kognitif

pengetahuan dan

kecakapan

mengukur berpikir

kemampuan

tingkat

rendah

sampai tinggi peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemberian umpan balik kepada peserta didik oleh guru sangat penting sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.

Selanjutnya

skema

penilaian 75

pengetahuan dapat ditunjukkan pada Gambar 6 berikut.

Gambar 8. Skema Penilaian Pengetahuan Berbagai

teknik

penilaian

pengetahuan

dapat

digunakan sesuai dengan karakteristik masingmasing KD. Teknik yang digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. 1) Perencanaan penilaian pengetahuan Penilaian

kompetensi

direncanakan

dalam

pengetahuan RPP.

Karena

sudah penilaian

kompetensi pengetahuan harus dilaksanakan untuk setiap IPK. IPK tersebut dijabarkan dalam indikator

soal

yang

menggambarkan

kemampuan berfikir tingkat rendah (LOTS) dan kemampuan Contoh

berfikir

perencanaan

tingkat

tinggi

penilaian

(HOTS).

pengetahuan

pada mata pelajaran Matematika Umum untuk KD 3.1, yaitu: 76

N o

IPK DARI KI-3

1.

3.7.1Menjelaska n konsep segitiga sikusiku Dst..

3.7.6Menentuka n nilai perbanding an trigonometri dari segitiga siku-siku

INDIKATOR SOAL 3.7.1.1 Melalui kegiatan tanya jawab, pengamata n gambar dan diskusi kelompok, peserta didik dapat menjelask an konsep segitiga siku-siku

RENCANA PENILAIAN TEHNI WAKTU K PELAKSANAA N Tes PH Lisan

PH Tes Tertulis

3.7.6 Diberikan gambar segitiga siku-siku yang kedua sisinya diketahui , peserta didik dapat menentuk an nilai perbandin gan trigonomet ri dari segitiga siku-siku tersebut

77

Guru

merancang

penilaian

untuk

setiap

indikator yang dikembangkan, sebagai contoh berikut. Langkah yang harus dilakukan: (1) Menyusun kisi kisi soal dapat menggunakan format kisi-kisi (2) Mengembangkan soal sesuai kisi kisi (3) Membuat pedoman penskoran dan

kuci

jawaban (4) Menganalisis

soal

secara

kualitatif

(menggunakan format analisis kualitatif) 2) Pelaksanaan penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian melalui

tes

tertulis,

tes

lisan,

maupun

penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau

lebih

sedangkan

cakupan

penugasan

disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar. 3) Pemanfaatan hasil penilaian pengetahuan Hasil

penilaian

hasilnya menyusun

78

selanjutnya

digunakan program

sebagai

dianalisis acuan

remedial

dan dalam

dan/atau

pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran berikutnya. a. Remedial Pembelajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Pembelajaran melalui

remedial

pembelajaran

dapat

dilakukan

ulang,

pemberian

bimbingan khusus, pemberian tugas, atau pemanfaatan tutor sebaya. Contoh penentuan program remedial. Jika peserta didik dalam satu kelas yang mencapai ketuntasan kurang dari 50% maka bentuk

pembelajaran

remedialnya

adalah

pembelajaran ulang. b. Pengayaan Pengayaan pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar ataupun untuk pengembangan dari kompetensi dasar yang sudah ditentukan. C.Penilaian Keterampilan Penilaian ketrampilan tidak terlepas dari penilaian pengetahuan dan sikap. Dalam penilian ketrampilan harus mencakup ketrampilan berfikir (abstrak) dan ketrampilan kongkrit untuk mata pelajaran tertentu.

79

Penilaian

ketrampilan

dapat

dilakukan

dengan

berbagai tehnik antara lain penilaian praktek/kinerja, proyek, dan porto folio. Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Skema Penilaian Keterampilan Penilaian

keterampilan

dapat

dilakukan

dengan

berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran PPKn yang akan diukur. Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik.

80

1) Perencanaan penilaian keterampilan Kegiatan

yang

dilakukan

pada

persiapan

pelaksanaan penilaian keterampilan adalah: Mencermati kompetensi yang dituntut dalam KD dari KI-4 melalui IPK yang dikembangkan seperti tabel berikut. Tabel 7. Perencanaan Penilaian Ketrampilan No

IPK DARI KI-4

4.4.Mengkomunikasikan faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI

INDIKATOR SOAL

Disajikan permasalaha n faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI

RENCANA PEN TEHNIK W PELA Unjuk PH kerja/ praktik

… PH Unjuk kerja/ praktik

81

Menyusun

rubrik

penilaian

seperti

contoh

berikut. Tabel 8. Contoh Rubrik Penilaian Keterampilan NO

ASPEK YANG

KRITERIA

SKOR

DINILAI 1



Keterampilan menyelesaikan masalah







2

(4)

Penyelesaian sesuai dengan algoritma dan hasilnya benar Penyelesaian sesuai algoritma dan hasilnya salah Penyelesaian tidak sesuai algoritma dan hasilnya benar Penyelesaian tidak sesuai algoritma dan hasilnya salah

(3)

(2)

(1)

.dst ........................

2) Pelaksanaan penilaian keterampilan Pelaksanaan

penilaian

keterampilan

dilakukan

untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik/kinerja Sedangkan

selama

penilaian

proses

hasil

pembelajaran.

dilakukan

melalui

penilaian produk, penilaianproyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran.

82

Kinerja

peserta didik dalam kelompok dicermati

guru dengan menggunakan lembar pengamatan seperti contoh berikut. Hari/Tanggal

: 3 September 2015

KD

: 4.1

Kegiatan

: Unjuk Kerja/ Praktik

NO.

KEGIATAN YANG

YA

TIDAK

DIAMATI 1

Terlibat

dalam

kegiatan

diskusi kelompok 2

Mengerjakan lembar kerja

3

Mengumpulkan

hasil

lembar kerja tepat waktu 4

Mempresentasikan

hasil

diskusi kelompok 5

Menguasai

materi

yang

dipresentasikan Dst

3) Pemanfaatan hasil penilaian keterampilan Setelah penilaian dilaksanakan, guru memberikan umpan

balik

peserta didik.

berupa

komentar

pada

kinerja

Hasil penilaian kinerja tersebut

selanjutnya

dianalisis

ketercapaian

kompetensi

untuk

mengetahui

sehingga

dapat

menentukan rencana remedial atau pengayaan. 83

BAGIAN II PETUNJUK KHUSUS Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengelola pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-pesan moral yang ada pada buku teks pelajaran. Materi ajar yang ada pada buku teks pelajaran PPKn akan diajarkan selama satu tahun pelajaran. Sesuai dengan desain waktu dan materi seluruh Bab akan diselesaikan dalam waktu 32 minggu pembelajaran. Buku pedoman guru ini memberi informasi tentang format buku teks mata pelajaran PPKn yang tersusun dalam empat Bab. Setiap Bab diurai dengan sangat sistematis. Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka buku ini dilengkapi dengan peta konsep pada setiap Bab. Uraian setiap Bab adalah berikut ini. 1. Kegiatan Pembelajaran a. Kompetensi Dasar b. Indikator c. Pengalaman Belajar d. Media dan Sumber Belajar e. Langkah-langkah Pembelajaran 2. Kegiatan Penilaian a. Penilaian b. Tindak Lanjut 3. Kegiatan Interaksi Dengan Orang Tua

84

BAB I HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA SESUAI NILAI-NILAI PANCASILA

85

BAB I HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA SESUAI NILAINILAI PANCASILA Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab I tentang hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai pancasila, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila

86

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

 Pengertian Hak Asasi Manusia  Pembagian Hak Asasi Manusia

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila

 Nilai-nilai Pancasila  UUD Tahun 1945  UU No. 39 Tahun 1999

Kasus-Kasus Pelanggaran HAM

 Pelanggaran HAM  Pelanggaran Dalam Kehidupan Seharihari

Upaya Penegakan HAM

 Pengadilan Hak Asasi Manusia  Penghormatan Hak Asasi Manusia

A. Pembelajaran

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama

1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab I hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini. 1.1 Menghayati nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

87

4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai

nilai-nilai

Pancasila

dalam

dinamika

kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Indikator Indikator pada Bab I hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini. a. Menyebutkan pengertian hak azasi manusia. b. Menjelaskan pembagian hak azasi manusia. c. Menguraikan nilai-nilai pancasila. d. Menjelaskan rumusan tesk pembukaan UUD 45 e. Mendiskusikan undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak azasi manusia. f. Mencarikan

kasus-kasus

pelanggaran

hak

azasi

manusia g. Mengamati

pelanggaran

HAM

dalam

kehidupan

sehari-hari h. Menguraikan upaya penegakan hak azasi manusia 3. Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab I Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilai-nilai Pancasila

adalah

mendorong

peserta

didik

untuk

mampu memahami hal-hal berikut ini. a. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia. b. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia dlam Pancasila. c. Kasus-kasus Pelanggaran Hak Azasi Manusia. d. Upaya Penegakan Hak Azasi Manusia. 88

4. Media/alat dan Sumber belajar Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi

yang

menjadi

tuntutan

dalam

pembelajaran. Media pembelajaran sebagai sarana bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Media

pembelajaran

akan

mempengaruhi

iklim

belajar, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan

dikelola

pembelajaran psikologi

oleh

guru.

harus

peserta

Dalam

memilih

mempertimbangkan

didik,

antara

lain

media prinsip

motivasi,

perbedaan individu. Emosi, partisipasi umpan balik, penguatan

dan

penerapan.

Penggunaan

media

pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Misalnya dalam pelajaran

PPKn

untuk

suatu

Mencari

beberapa

contoh

konkrit

peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Asasi

Manusia sesuai

Nilai-nilai Pancasila. Alat pembelajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik. gambar peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia sesuai

Nilai-nilai

Pancasila

dalam

kehidupan

berbangsa dan bernegara, Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun 89

secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar dapat berupa buku, data, orang, lingkungan, alam dan sebagainya. Penulisan sumber belajar di RPP harus jelas dan pasti. 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab I Hak dan Kewajiban Asasi Manusia sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara

dilaksanakan pada minggu ke-1 sampai

dengan minggu ke-5 (450 menit). Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari

sinergi antara pendidikan

yang

sekolah,

berlangsung

di

keluarga

dan

masyarakat. Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Proses

tersebut

berlangsung

melalui

kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Kegiatan

tatap

dipetakan

muka

dalam

merupakan

pertemuan.

kegiatan

Setiap

yang

pertemuan

memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. a. Kegiatan

yang

pendahuluan:

90

dilakukan

dalam

kegiatan

1. mengkondisikan

suasana

belajar

yang

menyenangkan; 2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi

yang

akan

dipelajari

dan

dikembangkan; 3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; 4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan 5. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Dalam kegiatan inti memuat hal hal yang berkaitan dengan

pendekatan

dan

metode/model

yang

dijabarkan dalam Materi 1. Membaca

teks

dan

mengamati

gambar

suatu

peristiwa yang mengandung Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut 3.

Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan materi tentang “Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”

4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan 91

Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara manusia sesuai dengan

5. Hak dan Kewajiban asasi

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 6. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” 7. Mempraktekan

perilaku

saling

menghormati

dan

menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kegiatan

penutup

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan diakhir pembelajaran. Hal yang harus dilakukan pada kegiatan ini

8. adalah

menemukan

kesimpulan

proses

pembelajaran,melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat

ketercapaian

melakukan

refleksi

indikator

kebermanfaatan

pembelajaran, pembelajaran

yang dirasakan oleh peserta didik, dan melakukan tindak lanjut supaya materi ajar yang disampaikan pada hari itu lebih dipahami oleh peserta didik. Kegiatan 92

penutup

dalam

pembelajaran

PPKn

misalnya, Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Hak

Kewajiban asasi

dan

manusia sesuai dengan Nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian

indikator.

Instrumen

penilaian

menjadi lampiran RPP.  Guru

meminta

beberapa

peserta

didik

untuk

mengungkapkan manfaat mengetahui konsep Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan Nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Guru memberikan tugas kepada peserta didik. Materi Hak dan Kewajiban asasi

manusia sesuai dengan

Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 6. Penilaian, Remedial dan Pengayaan Penilaian dalam RPP mengukur ketercapaian indikator pencapaian

kompetensi.

Penilaian

untuk

mengukur

ketercapaian indikator dapat dilakukan dengan beberapa macam tehnik penilaian. Untuk lebih mudah dalam melaksanakan

penilaian,

sebaiknya

dari

indikator

pencapaian kompetensi dijabarkan kedalam indikator soal.

93

Instrumen penilaian menjadi lampiran RPP. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah yang dimaksud HAM ? 2. Siapakah yang memberikan hak dasar manusia ? 3. Bagaimana sikap manusia terhadaphak oran laian ? 4. Manakah yang harus dipenuhi lebih dulu? 5. Bagaimana jika hak dan kewajiban tidak seimbang?

1. Penilaian Diri Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu! Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 1.1 Instrumen Penilaian Diri Bab I N

Pernyataan

o. . . . . .

1

2

Pelajar1 bersyukur memiliki Pancasila yang melindungi hak-hak asasi warganegara. Pelajar2 memiliki perilaku menghormati hak-hak teman. Pelajar 3 bersikap ramah dengan semua teman yang berbeda-beda. Pelajar4 saat bertindak mencerminkan sikap yang santun dan lemah lembut. Pelajar 5 memenuhi kewajiban untuk kepentingan bersama. Jumlah Skor: Keterangan:

94

a.

Skor 1, jika tidak pernah melakukan.

b.

Skor 2, jika pernah melakukan.

3

4

5

c.

Skor 3, jika beberapa kali melakukan.

d.

Skor 4, jika sering melakukan.

e.

Skor 5, jika sangat sering melakukan.

2. Essay 1. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah … 2. Masyarakat menjalan hak dan kewajiban dengan seimbang. 3. Jaminan kesehatan di Indonesia tercantum dalam … 4. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi karena … 5. Kewajiban peserta didik adalah … 3. Tugas Keterampilan Tugas projek pada Bab I mencakup: a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku hak dan kewajiban yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. b. Melakukan

kegiatan

wawancara

terhadap

tokoh

masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik

tentang

mengenai

bagaimana

pelanggaran

hak

pandangan asasi

mereka

manusia

di

lingkungan sekitar. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

95

4.Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.

96

BAB II SISTEM HUKUM PERADILAN DI INDONESIA SESUAI DENGAN UUD 45

97

BAB II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab II tentang Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan UndangUndang Dasar Tahun 1945, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

Sistem Hukum di Indonesia

Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

Sistem Peradilan di Indonesia

Sikap Menjunjung Hukum

98

 Negara Hukum  Prinsip Negara Hukum  Kekuasaan Kehakiman

   

Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan Tata Usaha Negara

 Penyelesaian Kasus Hukum  Peran Penegak Hukum  Partisipasi Masyarakat Dalam Hukum

A. Pembelajaran

Gambar 2.1 Setiap peserta didik mendapat perlindugan hukum Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah berikut ini. 1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2.2 Mengembangkan nilai-nilai secara adil dalam system hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

99

Indonesia Tahun 1945. 4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Indikator Indikator pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah berikut ini. a. Menguraikan Sistem Hukum di Indonesia b. Menguraikan Sistem Peradilan di Indonesia c. Menjelaskan sikap menjunjung hukum 3.Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab II Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah mendorong peserta didik untuk mampu memahami halhal berikut ini. a. Sistem hukum di Indonesia. b. Sistem peradilan di Indonesia. c. Sikap menjunjung hukum di Indonesia. 4. Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab II Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 di Indonesia adalah 100

berikut

ini:

gambar,

LCD,

komputer,

dan

Gambar dari media cetak atau elektronik, Koran atau majalah yang berisi artikel yang diperlukan dalam Bab ini, Peta Indonesia lengkap, Video tentang beragam peristiwa

di

menyiarkan

Indonesia,

Televisi

berita-berita

atau

terkini

dan

radio

yang

Kunjungan

langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dilaksanakan pada minggu ke-12 sampai dengan minggu ke-16. a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur (sumber bacaan lengkap)

yang berkaitan dengan

sistem

hukum dan peradilan di Indonesia. b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok. c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia, sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar yang berkaitan dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan kegiatan peradilan di daerah masingmasing. d. Membagi melakukan

peserta

didik

diskusi

dalam terhadap

kelompok

dan

fakta-fakta, 101

membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi. e. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang dibahas pada bagian umum di atas Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan

Pendahuluan;

(2)

Kegiatan

Inti;

dan

(3)

Kegiatan Penutup. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Mengkondisikan suasana belajar 2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar. 3) Membangun motivasi di kelas. 4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. 102

dapat

a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. (1) Ketertarikan

peserta

didik

untuk

memperhatikan lingkungan sekitar. (2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan. (3) Keterampilan kegiatan

dalam

dalam

menulis

kolom

uraian

yang

telah

dicontohkan. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! 103

Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk membuat .. a) K b) .. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melaksanakan post test. 3) Merefleksi materi pembelajaran. 4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. 5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.

104

6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut. 7) Melaksanakan bentuk

kegiatan

remedial,

tindak

pengayaan,

lanjut tugas

dalam

individu,

maupun tugas kelompok. B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Penilaian

yang

dilakukan

selama

dan

setelah

pembelajaran berlangsung adalah berikut ini. a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan membuat tugas maupun presentasi hasil kerja. b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 2.1 sampai dengan evaluasi 2.4 pada Bab II c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap

hasil

pembelajaran

peserta

didik

dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh peserta didik.

105

2. Tindak Lanjut Kegiatan

tindak

lanjut

pada

Bab

ini

dapat

dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan. a. Remedial Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada indikator

yang

belum

tercapai.

Pemberian

soal

remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada pada

pembahasan

membuat

ulang

tersebut

soal

atau

remedial

guru

sesuai

dapat dengan

indikator yang belum tercapai pada Bab ini. b. Pengayaan Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi pada bab II tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia. Peserta didik dapat diminta mengamati kejadian-kejadian

di

lingkungan

sekitar

untuk

kemudian dilaporkan kembali. C. Uji Kompetensi Bab II Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab II tentang Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan tugas keterampilan

106

yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Contoh: Seorang peserta didik bernama Tono mendapat nilai sebagai berikut. Tabel 1.2 Instrumen Penilaian Sikap Bab II No Waktu Nama

Kejadian/ Butir Positif/ Perilaku Sikap Negatif

Tindak Lanjut

1. 2. 3. 4. 5. Keterangan: a. Perilaku yang dituliskan adalah sikap peserta didik yang sangat menonjol positif atau negatifnya. b. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan penilaian sikap spiritual dan sosial. c. Catatan sikap peserta didik hasil pengamatan dituliskan dalam jurnal guru. 2. Pilihan Ganda 1. B 2. A 3. C 4. A 5. D 107

3. Essay a. Hal 38 buku siswa b. Hal 39 buku siswa 4. Tugas Keterampilan Tugas keterampilan pada Bab II mencakup: a. Membuat

rangkuman

sederhana

tentang

perilaku-

perilaku yang mencerminkan sikap taat hukum. b. Melakukan

kegiatan

wawancara

terhadap

tokoh

masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik tentang

bagaimana

pandangan

mereka

mengenai

penegak hukum di Indonesia pada masa sekarang. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas. D. Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.

108

Ujian Tengah Semester (UTS) I Minggu ke-9

109

A. Waktu Pelaksanaan UTS Ujian

Tengah

Semester

(UTS)

semester

1

diselenggarakan pada minggu ke-9. Latihan materi yang diberikan pada UTS semester 1 adalah materi pada Bab I tentang Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilainilai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara dan Bab II tentang Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 B. Penilaian UTS Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 2.3 Instrumen Penilaian Diri UTS I No.

Pernyataan

1. Pelajar menerima setiap keputusan bersama. 2. Pelajar bersyukur memiliki Pancasila yang melindungi hak-hak asasi warganegara. 3. Pelajar melestarikan budaya memberi pendapat. 4. Pelajar memiliki perilaku menghormati hak-hak teman. 110

1

2

3

4

5

5. Pelajar bersikap ramah terhadap teman yang berbeda pendapat. Jumlah Skor: Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan b. Skor 2, jika pernah melakukan c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan d. Skor 4, jika sering melakukan e. Skor 5, jika sangat sering melakukan 2. Jawaban Singkat 1. Yunani 2. Negara 3. Hak dan kewajibannya 4. Mentaati aturan sekolah 5. GBHN 3. Essay 1. Kewajiban peserta didik adalah 2. Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah 3. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah 4. Contoh

mewujudkan

demokrasi

di

lingkungan

keluarga adalah 5. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi, sebab pajak digunakan untuk

111

Ujian Akhir Semester (UAS) I Minggu ke-14

112

A. Waktu Pelaksanaan UAS Ujian Akhir Semester (UTS) semester 1 diselenggarakan pada minggu ke-11. Latihan materi yang diberikan pada UAS semester 1 adalah materi pada Bab I tentang Nilainilai Hak Azasi Manusia sesuai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara Pancasila dan Bab II tentang Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 B. Penilaian UAS Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur!

No.

Tabel 2. 2 Instrumen Penilaian Diri UTS I Pernyataan 1 2

3

4

5

1. Pelajar bertindak mencerminkan tertib pada peraturan. 2. Pelajar turut serta menjaga ketertiban lingkungan sekolah. 3. Pelajar menjaga kelangsungan demokrasi di dalam kelas. 113

4. Pelajar mencerminkan perilaku demokrasi di kelas. 5. Pelajar bersikap ramah dengan semua teman yang berbeda-beda. Jumlah Skor: Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. 2. Pilihan Ganda Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini. 1.

B

2.

A

3.

A

4.

D

5.

B

6.

C

7.

A

8.

C

9.

D

10. E 3. Jawaban Singkat

114

1.

lahir.

2.

UU RI Nomor: 20 Tahun 2003.

3.

DPR.

4.

Jaksa

5.

Diri sendiri.

4. Essay 1.

Jaminan kesehatan di Indonesia adalah

2.

Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah

115

BAB III ANCAMAN INTERNASIONAL DAN EKTERNAL DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA

116

BAB III Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab III tentang Berbagai Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka perhatikan peta konsep di

bawah ini. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

 Ancaman Bidang Ideologi  Ancaman Bidang Politik  Ancaman Bidang Ekonomi  Ancaman Bidang Sosial Budaya  Ancaman Bidang Pertahanan dan Keamanan

Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman

 Strategi Asimilasi  Strategi Akulturasi  Strategi Pluralisme

Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

117

A. Pembelajaran

Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab III Berbagai Ancaman

Internasional dan Ekternal

Dalam

Bingkai

Bhinneka

Tunggal Ika adalah berikut ini. 1.3 Menghayati dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam

bidang “ekonomi” dan strategi mengatasinya

dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas BhinnekaTunggal Ika 2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam bidang “politik” dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika. 3.3

Menganalisis

kasus-kasus

ancaman

internal

dan

eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

118

2. Indikator Indikator pada Bab Bab III Berbagai Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah berikut ini.

a. Menguraikan ancaman terhadap integrasi Nasional. b. Menjelaskan stategi mengatasi berbagai ancaman 3.Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab III Berbagai Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

adalah

mendorong

peserta

didik

untuk

mampu

memahami hal-hal berikut ini. a. Ancaman di bidang ideologi. b. Ancaman di bidang politik. c. Ancaman di bidang ekonomi. d. Ancaman di bidang sosial budaya. e. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan f. Strategi Asimilasi g. Strategi Akulturasi h. Strategi Pluralisme 4.Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab III Ancaman Internal dan Ekternal Terhadap dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika adalah berikut ini. a. Koran

atau

majalah

yang

berisi

artikel

yang

diperlukan dalam Bab ini. b. Peta Indonesia lengkap. 119

c. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia. d. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita terkini. e. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. f. Buku-buku PPKn 5.Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab III Ancaman Internal dan Ekternal

dalam

dilaksanakan

Bingkai

pada

minggu

Bhineka ke-18

Tunggal sampai

Ika

dengan

minggu ke-25. a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur (sumber bacaan lengkap) yang berkaitan dengan kasus-kasus ancaman internal terhadap ipoleksosbudhankam. b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok. c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang

ancaman

internal

terhadap

ipoleksosbudhankam, sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar yang berkaitan dengan ancaman internal yang muncul di negara Indonesia. d. Membagi melakukan

peserta

didik

diskusi

dalam terhadap

kelompok

dan

fakta-fakta,

membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi. 120

Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan

Pendahuluan;

(2)

Kegiatan

Inti;

dan

(3)

Kegiatan Penutup. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Mengkondisikan suasana belajar 2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar. 3) Membangun motivasi di kelas. 4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. (1) Ketertarikan

peserta

didik

untuk

memperhatikan lingkungan sekitar. 121

(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan. (3) Keterampilan kegiatan

dalam

dalam

menulis

kolom

uraian

yang

telah

dicontohkan. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. 122

dapat

a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk membuat .. a) K c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melaksanakan post test. 3) Merefleksi materi pembelajaran. 4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. 5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan. 6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut. 7) Melaksanakan bentuk

kegiatan

remedial,

tindak

pengayaan,

lanjut tugas

dalam

individu,

maupun tugas kelompok.

123

B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Penilaian

yang

dilakukan

selama

dan

setelah

pembelajaran berlangsung adalah berikut ini. a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan membuat tugas maupun presentasi hasil kerja. b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai dengan evaluasi 4.5 pada Bab III c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap

hasil

pembelajaran

peserta

didik

dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh peserta didik. 2. Tindak Lanjut Kegiatan

tindak

lanjut

pada

Bab

ini

dapat

dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan. a. Remedial Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada indikator

yang

belum

tercapai.

Pemberian

soal

remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada pada 124

pembahasan

tersebut

atau

guru

dapat

membuat

ulang

soal

remedial

sesuai

dengan

indikator yang belum tercapai pada Bab ini. b. Pengayaan Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi pada bab III ini tentang Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Peserta didik dapat diminta mengamati kejadian-kejadian di lingkungan sekitar untuk kemudian dilaporkan kembali. C. Uji Kompetensi Bab III Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab III tentang Ancaman Internal dan ekternal Terhadap dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan tugas keterampilan yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat nilai sebagai berikut.

125

Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab III No.

Pernyataan

1

1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang kaya akan keragaman suku bangsa. 2. Memiliki perilaku yang mencintai produk dalam negeri. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku, agama, dan golongan. 4. Saat berpendapat mencerminkan sikap hati-hati. 5. Menjaga keamanan keluarga dari ancaman kejahatan. Jumlah Skor Jumlah Skor Keseluruhan

2

3

4

5

√ √ √ √ √ 3 20

12

5

Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. Kriteria Penilaian: a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5. b. Skor maksimal adalah 25. c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 10. Hasil Perhitungan: Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80 Skor maksimal 25 126

Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada Bab III adalah 80.

2. Pilihan Ganda 1. B 2. A 3. C 4. D 5. E 3. Uraian 6. K 4. Tugas Keterampilan Tugas keterampilan pada Bab III mencakup: a. Membuat rangkuman sederhana tentang Ancaman Internal

dan

ekternal

dalam

bingkai

Bhineka

Tunggal Ika. b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik

tentang

bagaimana

pandangan

mereka

mengenai kasus ancaman internal pada masa sekarang. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas. D. Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu 127

memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.

128

Ujian Tengah Semester (UTS) 2 Minggu ke-21

129

A. Waktu Pelaksanaan UTS Ujian

Tengah

Semester

(UTS)

semester

2

diselenggarakan pada minggu ke-26. Latihan materi yang diberikan pada UTS semester 2 adalah materi pada Bab III tentang Ancaman Internal dan ekternal

dalam Bingkai

Bhineka Tunggal Ika. B. Penilaian UTS Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 5.1 Instrumen Penilaian Diri UTS 2 No.

Pernyataan

1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang kaya akan keragaman suku bangsa. 2. Memiliki perilaku yang sangat mencintai produk dari luar negeri. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku, agama, dan golongan. 4. Saat berpendapat mencerminkan sikap kebebasan. 5. Menjaga keamanan sekolah dari ancaman kejahatan dari luar sekolah. Jumlah Skor: 130

1

2

3

4

5

Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. 2. Jawaban Singkat 1. banyaknya konflik. 2. demokrasi. 3. menciptakan lapangan usaha sendiri. 4. provokasi. 5. instalasi penting pemerintah. 3. Essay 1. Peristiwa pergantian ideologi terjadi pada tanggal 30 September 1965 yang dikenal dengan peristiwa G 30 S/PKI. 2. Dasar pendirian partai adalah 3. Dampak perdagangan bebas adalah 4. Menghindari konflik dengan cara 5. Pemberontakan bersenjata adalah

131

BAB IV TANTANGAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBRIK INDONESIA

132

BAB IV TANTANGAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBRIK INDONESIA

(NKRI) Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.

Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI

 Semangat Kebangkitan Nasional  Sumpah Pemuda  Proklamasi Kemerdekaan  Sila Persatuan Indonesia

Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

 Wilayah Indonesia  Keanekaragaman Sosial Budaya  Potensi Sumber Daya Alam  Isu Kemiskinan

Usaha Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

 Gotong Royong  Pembiasaan di Lingkungan Sekolah

Kata Kunci: Persatuan, Kesatuan, Keberagaman 133

A. Pembelajaran

Gambar 4.1 Peserta didik berasal dari suku bangsa yang beragam Sumber: Dokumen Penulis

1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah berikut ini. 1.4 Menghayati

nilai-nilai

secara

adil

persatuan

dan

kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4.4 Mengomunikasikan factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

134

2. Indikator Indikator pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah berikut ini. a. Menjelaskan makna persatuan bangsa b. Menjelaskan makna kesatuan bangsa c. Mengidentifikasi

faktor

pendorong

persatauan

faktor

penghambat

persatauan

kesatuan bangsa. d. Mengidentifikasi kesatuan bangsa. e. Menguraikan

usaha

mempertahankan

Persatuan

usaha

mempertahankan

Kesatuan

Bangsa. f. Menguraikan Bangsa 3. Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI adalah mendorong peserta didik untuk mampu memahami hal-hal berikut ini. a. Semangat kebangkitan nasional. b. Sumpah pemuda c. Sila persatuan Indonesia d. Wilayah Indonesia e. Keanekaragaman sosial budaya f. Potensi sumber daya alam g. Isu kemiskinan h. Gotong royong i. Pembiasaan di lingkungan sekolah 135

4. Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI adalah berikut ini. a. Gambar dari media cetak atau elektronik tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI. b. Koran

atau

majalah

yang

berisi

artikel

yang

diperlukan dalam Bab IV ini. c. Peta Indonesia lengkap. d. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia. e. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita terkini. f. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. g. Buku sumber yang berkaitan dengan PPKn 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI

dilaksanakan pada

minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-33. a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur (sumber bacaan lengkap) yang berkaitan dengan Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI . b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok. 136

c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan di negara Indonesia. d. Guru

diharapkan

menerapkan

model-model

pembelajaran yang ada di petunjuk dibagian awal. e. Membagi

peserta

melakukan

didik

diskusi

dalam

kelompok

terhadap

dan

fakta-fakta,

membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi. Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan

Pendahuluan;

(2)

Kegiatan

Inti;

dan

(3)

Kegiatan Penutup. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Mengkondisikan suasana belajar 2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar. 3) Membangun motivasi di kelas. 4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

137

5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. (1) Ketertarikan

peserta

didik

untuk

memperhatikan lingkungan sekitar. (2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan. (3) Keterampilan kegiatan

dalam

dalam

menulis

kolom

uraian

yang

telah

dicontohkan. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 138

dapat

3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit) Guru

dan

peserta

didik

diharapkan

dapat

menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk membuat .. a) K b) .. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 139

1) Menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melaksanakan post test. 3) Merefleksi materi pembelajaran. 4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. 5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan. 6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut. 7) Melaksanakan bentuk

kegiatan

remedial,

tindak

pengayaan,

lanjut tugas

dalam

individu,

maupun tugas kelompok. B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Penilaian

yang

dilakukan

selama

dan

setelah

pembelajaran berlangsung adalah berikut ini. a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan membuat tugas maupun presentasi hasil kerja. b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai dengan evaluasi 4.4 pada Bab IV c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap

hasil

pembelajaran

peserta

didik

dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta 140

didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh peserta didik. 2. Tindak Lanjut Kegiatan tindak lanjut pada Bab IV ini dapat dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan. a. Remedial Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada indikator

yang

belum

tercapai.

Pemberian

soal

remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada pada

pembahasan

membuat

ulang

tersebut

soal

atau

remedial

guru

sesuai

dapat dengan

indikator yang belum tercapai pada Bab IV ini. b. Pengayaan Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi pada bab ini tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI. Peserta didik dapat diminta mengamati kejadian-kejadian di lingkungan sekitar untuk kemudian dilaporkan kembali. C. Uji Kompetensi Bab IV Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan 141

tugas keterampilan yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat nilai sebagai berikut.

No.

Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab IV Pernyataan 1 2

1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang memiliki sejarah perjuangan bangsa yang berani. 2. Memiliki perilaku senang mengenal budaya dari daerah lain. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda agama atau keyakinan. 4. Saat bertindak mencerminkan sikap peduli pada teman yang berbeda suku. 5. Mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan anggota kelompok. Jumlah Skor Jumlah Skor Keseluruhan Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. 142

3

4

5



√ √



√ 3 20

12

5

b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. Kriteria Penilaian: a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5. b. Skor maksimal adalah 25. c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 10. Hasil Perhitungan: Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80 Skor maksimal 25 Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada Bab IV adalah 80. 6. Pilihan Ganda 1. A 2. D 3. B 4. E 5. E 7. Essay 7. K 8. Tugas Keterampilan Tugas keterampilan pada Bab IV mencakup: a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan. 143

b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik

tentang

bagaimana

pandangan

mereka

mengenai nilai-nilai persatuan pada masa sekarang. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.

D. Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.

144

Ujian Akhir Semester (UAS) 2 Minggu ke-34

145

A. Waktu Pelaksanaan UAS Ujian Akhir Semester (UAS) semester 2 diselenggarakan pada minggu ke-34. Latihan materi yang diberikan pada UAS semester 2 adalah materi pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI B. Penilaian UAS Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah

kolom

berikut

sesuai

dengan

pilihanmu!

Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS 2 No.

Pernyataan

1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang memiliki keragaman suku bangsa 2. Memiliki perilaku yang mencintai produk dalam negeri. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku dan agama. 4. Saat bertindak mencerminkan sikap peduli pada semua teman. 5. Mementingkan kepentingan kelas dari pada kepentingan pribadi. Jumlah Skor:

146

1

2

3

4

5

Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. 2. Pilihan Ganda Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini. 1.

B

2.

B

3.

D

4.

B

5.

B

6.

A

7.

D

8.

E

9.

C

10. C 3. Jawaban Singkat 1.

….

2.



4. Essay

147

Indeks

148

Indeks A Absolut Ancaman Aturan B Budaya D Dekrit Demokrasi Devisa Diskriminatif Dominasi E Ekonomi Eksekutif Ekspor Ekstrim Emosi Eskalasi Etos F Fatwa G Global Globalisasi H HAM Hukum I Ideologi Ikrar Impor Independen Intensitas 149

Internasional K Kasus Keamanan Kolusi Konflik Konstitusi Kontrol Konvensional Korupsi Kriminal L Liberalisme M Martabat Massa Materialistis Militansi Militer Modal Mutu N Naskah Nepotisme Norma O P Paham Pancasila Partai Pedoman Pemerintah Pelanggaran Pelecehan Peradilan 150

Perdata Perkara Pertahanan Penegakan Penganiayaan Pidana Politik Pornoaksi Prinsip R Ras Reformasi S Sabotase Sanksi Seksual Sengketa Sidang Sistem Sosial Strategi T Teror Toleransi V Visi W Wakaf Warisan Watak Wilayah

151

Glosarium

152

Glosarium ancaman usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui

tindak

diperkirakan

politik

dapat

dan/atau

kejahatan

yang

tatanan

serta

membahayakan

kepentingan negara dan bangsa budaya

akal

budi,

pikiran

manusia,

yang

mempunyai

peradaban demokrasi bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakilnya demokratis berciri demokrasi ekonomi ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan) hak

kekuasaan

untuk

berbuat

sesuatu

karena

telah

ditentukan oleh Undang-Undang dan aturan hak asasi manusia hak yang dilindungi secara internasional seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memilih, hak untuk mengeluarkan pendapat hukum sekumpulan peraturan yang berlaku di masyarakat dan dibuat oleh badan resmi yang bersifat wajib, memaksa,

dan

akan

mendapat

sanksi

tegas

jika

melanggarnya ideologi kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup 153

keberagaman berbagai ragam atau berbagai macam kesatuan bergabung jadi satu kewajiban

sesuatu

yang

harus

dilaksanakan

sebagai

keharusan konflik perselisihan atau pertentangan Pancasila dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara pelanggaran perbuatan melanggar pemilu pemilihan umum yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali untuk memilih wakil rakyat peradilan

segala

sesuatu

mengenai

perkara

pengadilan

melalui proses mengadili oleh dewan atau majelis yang mengadili perkara dan diputuskan oleh hakim persatuan gabung politik

pengetahuan

mengenai

ketatanegaraan

atau

kenegaraan sosial sifat-sifat kemasyarakatan (sifat suka memperhatikan umum, suka menolong, dan sebagainya)

154

DAFTAR PUSTAKA

155

DAFTAR PUSTAKA Andriani, Rini. (2014). Prinsip-Prinsip Program Pengayaan. (Online). Tersedia: http://membumikan-pendidikan. blogspot.co.id/2014/10/prinsip-prinsip-programpengayaan.html [28 Maret 2016]. Anggarda, Giantara. (2013). Konsep Dasar Pengajaran Remedial dan Pengayaan. (Online). Tersedia: http://conditionaloflife.blogspot.co.id/2013/05/konse p-dasar-pengajaran-remedial-dan.html Anonim. (2002). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Hasil Amandemen. Jakarta: Ganeca Sains. Anonim. (2010). Pengertian Umum Budaya Politik. (Online). Tersedia: http://definisipengertian.blogspot.com/2010/05/pen gertian-budaya-politik.html [10 Februari]. Cahyati, Dwi dan Warsito. (2010). Pelajaran Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA, MA, dan SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan perbukuan Kementerian Pendidikan nasional. Darmadi, Hamid. (2013). Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (Online). Tersedia: http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/urgensi -pendidikan-Pancasila-dan.html. [Diunduh tanggal 14 November 2013 Jam 20.00]. Gunawan.D (2010) Komunikasi Anak Tunarungu: Program khusus sistem isyarat Bahasa Indonesia Dinas Pendidikan Profinsi JawaBarat. Gunawan.D (2016) Modul Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan, Kementerian Pendidikan 156

dan dan

Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Khusus dan Layanan Khusu, Jakarta

Pendidikan

Hallahan, Daniel P & Kouffman, James, M. (1991). Exceptional Children Introduction to Special Education. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Faiq, Muhammad. (2013). Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung). (Online). Tersedia: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/0 4/direc-instruction-model-pembelajaranlangsung.html. [Diunduh tanggal 4 Desember 2013 Jam 02.00]. Hartono, Sunaryati. (2006). Bhinneka Tunggal Ika: Sebagai Asas Hukum bagi Pembangunan Hukum Nasional. Bandung: Citra Aditya Bakti. Kaelan. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma. Kaelan.

(2010). Pendidikan Pancasila Yogyakarta: Paradigma.

Edisi

Reformasi.

Lubis,

Yusnawan. (2014). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta: Kemendikbud.

Manan, Bagir. (2001). Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Muladi. (2009). Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama. Muslim, Ahmad Toha dan M. Sugiarmin. (...). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. 157

Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Modelmodel Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi ke-dua. Jakarta: Rajawali Pers. Sadikin, Ali. (2012). Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pengajaran Remedial. (Online). Tersedia: https://alisadikinwear. wordpress.com/2012/07/22 tujuan-fungsi-danprinsip-pengajaran-remedial/ [28 Maret 2016] Sudrajat, Akhmad. (2008). Pembelajaran Remedial. (Online). Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/[28 Maret 2016]. Sundawa, Dadang, dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Reset, dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Widodo,

158

Eko dan Taufiqurrahman. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 2 Untuk SMP/MTs kelas 2. Jakarta: Kemendikbud.

PENULIS

159

Riwayat Penulis DUDI GUNAWAN SULAEMAN, Lahir di Kota Bandung tanggal 21 Nopember 1962, hidup dibesarkan di lingkungan yang keras mengarah ke yang negatif (Terminal Cicaheum), tetapi berkat didikan dan bimbingan dari orang tua yang terhormat Ayahhanda: H. Dudeh Sulaeman dan Ibunda Hj Ai Tuti Herawati, Putra pertama dari tujuh bersaudara. Pada Tahun 1990 menikah dengan Hj Yeti Karyeti berasal dari Bandung, yang berprofesi sebagai karyawan PDAM Kota Bandung, dikaruniai dua orang anak Shena Giantasya (mahasiswa UPI) dan Ilyasa Kausar Fachri (mahasiswa UPI). Jenjang Pendidikan formal yang ditempuh adalah TK Pelangi Cicaheum, SDN Cicaheum lulus tahun 1975, SMPN 17 Bandung lulus tahun 1978, SPGN I Bandung lulus tahun 1981, SGPLBN Bandung lulus tahun 1983, FIPPLB lulus tahun 1986 (Sarjana Pendikan Luar Biasa Spesialisasi Tunarungu), S2 (Magister Pendidikan) Program Studi Bimbingan dan Konseling (Pendidikan Khusus) lulus tahun 2004 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Pada tahun 2008 melanjutkan ke S3 (Program Doktoral) Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah PascaSarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Alhamdulilah lulus tahun 2012. Pengalaman kerja pada tahun 1983 sebagai tenaga sukwan di SLB-B Cicendo, tahun 1984 diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri sebagai guru SLB-B Pembina Tk Profinsi JawaBarat di Cimalaka Kabupaten Sumedang, Tahun 1989-1995. menjadi Dosen SGPLBN Bandung. Tahun 1995 sampai sekarang menjadi staf pengajar di Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tambahan pengalaman kerja Tahun 2005 Penulis merintis sekolah Usia Dini (TK/TPA Miftahul Manan di Cicaheum), sampai sekarang menjadi Kepala Sekolah. Menjadi Konsultan THT Depsos Profinsi JawaBarat, Sebagai Audolog (pemeriksa pendengaran), mengajar di Universitas Terbuka, sebagai nara sumber pendidikan luar biasa DEPDIKBUD tingkat profinsi maupun Nasional. Pengalaman berorganisasi di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Luar Biasa, sebagai biro Kemahasiswaan tahun 20052011, dan tahun 2011 sampai sekarang Biro Akademik serta menangani anak-anak berkebutuhan khusus di Lab PLB

160

menangani hambatan bicara. Tambahan lainnya di dalam melaksanakan pengabdian masyarakat aktif di BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacad), dan pemberian penyuluhan pendidikan khusus, Narasumber Nasional Kurikulum 2013 dll. Karya ilmiah yang dihasilkan berupa seminar, penelitian, pembuatan buku, artikel yang diterbitkan dalam jurnal Nasional dan Internasional. Penghargaan yang diperoleh dari Presiden Republik Indonesia yaitu Satya Lencana Karya Satya dan dari Rektor UPI Karya Bakti Satya 10 tahun dan 20 tahun.

161

RIWAYAT HIDUP PENILAI Nama Lengkap: Dr.At. Sugeng Priyanto, M.Si., telepon kantor 0248508014, HP 08122925181, email:[email protected] Alamat kantor: Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Politik dan Kewar-ganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Bidang keahlian: Ilmu-ilmu Sosial dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Riwayat pendidikan tinggi, S-1 Program Studi Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, IKIP Semarang, tahun 1988, S-2 Program Studi Sosiologi Agama, UKSW Salatiga, tahun 1999, dan S-3 Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 2015 dengan judul disertasi Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang. Riwayat pekerjaan sebagai dosen IKIP Semarang yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Fakultas Ilmu Sosial sejak tahun 1989. Mata kuliah yang diampunya antara lain Teori-teori Sosial Budaya, Sosiologi Politik, dan Kurikulum dan Buku Teks. Kegiatan lain dalam sepuluh tahun terakhir antara lain Anggota Tim Pengembang Kurikulum SMP pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Narasumber Nasional Kurikulum 2013, Penilai Buku Teks dan Non-teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang semuanya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pendidikan dan Pelatihan Guru, baik pada tingkat sekolah, kabupataen/kota, provinsi, maupun nasional. Judul buku yang ditulis, antara lain Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VII, VIII, IX, Penulisan Bersama, 162

Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar, Pendidikan Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, tahun 2011, Dinamika Ideologi Partai Politik Keagamaan Pada Masa Orde Baru, tahun 2015, Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang, tahun 2015. Judul penelitian yang dihasilkan antara lain Kajian Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana Merapi di Kabupaten Magelang, tahun 2011 dan Interaksi Kelas Sosial Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo Kota Semarang, tahun 2012. Kegiatan lain yang dilakukan pengembangan potensi dan pemberdayaan masyarakat miskin di bidang pendidikan.

163

BUKU GURU PPKN SMALB TUNARUNGU - 2013.pdf

BUKU GURU PPKN SMALB TUNARUNGU - 2013.pdf. BUKU GURU PPKN SMALB TUNARUNGU - 2013.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu.

3MB Sizes 8 Downloads 350 Views

Recommend Documents

buku guru B.Inggris X.pdf
Loading… Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... buku guru B.Inggris X.pdf. buku guru B.Inggris X.pdf. Open. Extract. Open with.

Buku Guru 4 Tema 7, Cita-Citaku_revisi.pdf
Page 1 of 50. UNIVERSITY OF CAMBRIDGE INTERNATIONAL EXAMINATIONS. International General Certificate of Secondary Education. MARK SCHEME for ...

Buku-Guru-Bahasa-Indonesia-SMP-Kelas-VII.pdf
Try one of the apps below to open or edit this item. Buku-Guru-Bahasa-Indonesia-SMP-Kelas-VII.pdf. Buku-Guru-Bahasa-Indonesia-SMP-Kelas-VII.pdf. Open.

Pembinaan guru guru sekolah minggu.pdf
Kutukan Allah atas Alam setelah Kejatuhan Manusia dalam dosa. Setelah memahami pokok materi yang seharusnya dipahami oleh anak sekolah minggu. maka guru dapat melakukan pendekatan-pendekatan berdasarkan beberapa. Page 3 of 12. Pembinaan guru guru sek

guru muda.pdf
Pn. Hjh. Normah binti Abdullah. Page 2 of 2. guru muda.pdf. guru muda.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying guru muda.pdf.

KelasXII PPKN BukuSiswa.pdf
dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan. Page 3 of 264. KelasXII PPKN BukuSiswa.pdf. KelasXII PPKN BukuSiswa.pdf.

BUKU PERTANDINGAN.pdf
OKTA 1 - 100 m. NO ACARA : AKHIR. ACARA : 107. LELAKI TERBUKA. REKOD MSSD 14.6 s RAYZAMSHAH WAN SOFIAN SMK GUNSANAD 2005. REKOD ...

Buku PLC.pdf
Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Buku PLC.pdf. Buku PLC.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Buku ...

Buku Keris.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Buku Keris.pdf.

buku desa.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. buku desa.pdf.

Buku Mendeley.pdf
... MENDELEY vii. Page 4 of 48. Buku Mendeley.pdf. Buku Mendeley.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Buku Mendeley.pdf.

Buku Keris.pdf
Page 1 of 18. Page 1 of 18. Page 2 of 18. Page 2 of 18. Page 3 of 18. Page 3 of 18. Main menu. Displaying Buku Keris.pdf.

BUKU RABIES.pdf
Sign in. Page. 1. /. 48. Loading… Page 1 of 48. Page 2 of 48. Page 3 of 48. Page 3 of 48. BUKU RABIES.pdf. BUKU RABIES.pdf. Open. Extract. Open with.

Buku-Jingga.pdf
Muafakat asas yang membentuk Dasar Bersama adalah ketulusan parti-parti. Pakatan Rakyat meletakkan Perlembagaan Persekutuan sebagai kompas.

BUKU DKPP.pdf
... Menyebutkan Sumbernya. Page 3 of 268. BUKU DKPP.pdf. BUKU DKPP.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying BUKU DKPP.pdf.

GURU DULLACIS.pdf
Ngomong-ngomong, saudara-saudara, rata-rata pegawai negeri seperti. Whoops! There was a problem loading this page. Retrying... GURU DULLACIS.pdf.

BS PPKn Kelas XII.pdf
dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan. Page 3 of 264. BS PPKn Kelas XII.pdf. BS PPKn Kelas XII.pdf. Open. Extract.

Kelas VII PPKn BG.pdf
Page 3 of 264. Kelas VII PPKn BG.pdf. Kelas VII PPKn BG.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Kelas VII PPKn BG.pdf.

KelasXII PPKN BukuGuru.pdf
Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Whoops! There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. KelasXII PPKN BukuGuru.pdf. KelasXII PPK

Buku Pamduam.pdf
Poin-poin yang wajib ditulis pada isi: a. Executive summary. Berisi tentang rangkuman ide bisnis plan antara lain jenis produk, visi- misi, alasan mengapa anda ...

BUKU RABIES.pdf
Page. 1. /. 48. Loading… Page 1 of 48. Page 1 of 48. Page 2 of 48. Page 2 of 48. Page 3 of 48. Page 3 of 48. BUKU RABIES.pdf. BUKU RABIES.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying BUKU RABIES.pdf.

buku saku.pdf
dana dari United States Government Office to Monitor and Combat. Trafficking in Persons (G/TIP). Isi Buku Saku ini telah dikoordinasikan. dengan Badan ...

BUKU SAKU ASN.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. BUKU SAKU ...

Buku Program Umum.pdf
karena reward yang diberikan kepada apoteker tergantung bagaimana manajemen rumah sakit .... Buku Program Umum.pdf. Buku Program Umum.pdf. Open.