Pelayanan kesehatan reproduksi yang dilakukan di tempat kerja terdiri dari:

Partisipasi perempuan pada dunia kerja terus meningkat, baik di sektor pertanian, industri maupun jasa, sehingga saat ini mencapai sekitar 42% dari populasi pekerja di dunia. Populasi pekerja di Indonesia mencapai 113,83 juta orang, dengan jumlah pekerja perempuan sekitar 40% (BPS, Agustus 2009). Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, berdasarkan data SDKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab secara langsung kematian ibu saat melahirkan antara lain karena perdarahan, eklampsia (keracunan kehamilan) dan infeksi. Upaya kesehatan reproduksi bagi pekerja perempuan perlu ditingkatkan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu sesuai target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Pengertian upaya kesehatan reproduksi Kegiatan untuk mencapai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan (UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).

1. Pelayanan kesehatan reproduksi di tempat kerja

Pekerja perempuan rentan terhadap gangguan kesehatan reproduksi karena: • • •



• • •

Perbedaan anatomis dan fisiologis antara lakilaki dan perempuan Perempuan mengalami siklus haid, kehamilan dan menyusui Perempuan dalam usia subur mempunyai permasalahan kesehatan seperti anemia sehingga mudah sakit dan apabila hamil mempunyai risiko tinggi saat melahirkan Kondisi dan lingkungan kerja yang buruk dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan reproduksi Sering terjadi perlakuan diskriminasi terhadap pekerja perempuan Peran ganda pekerja perempuan Perempuan sering mengalami pelecehan seksual maupun kekerasan dalam bekerja

a. Sebelum kehamilan • Peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang pada pekerja • Pemahaman bahaya potensial di tempat kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi serta penanggulangannya • Pemeriksaan kesehatan secara berkala • Pemberian tablet besi (Fe) untuk mengatasi anemia • Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada pekerja perempuan saat menjadi calon pengantin b. Masa kehamilan • Peningkatan pengetahuan tentang tumbuh kembang janin, gizi ibu hamil dan risiko di tempat kerja • Hindari pekerjaan yang dapat mengganggu kehamilan seperti bekerja terlalu lama berdiri, mengangkat beban berat, shift malam, kerja lembur dan sebagainya

• • • •

• •

Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama hamil Pemberian tablet besi (Fe) untuk mengatasi anemia Mendapatkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Mengikuti Program Perencanaan Persalinan dengan Pencegahan Komplikasi (P4K) diantaranya mendapatkan jaminan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan Mendapatkan jaminan penanganan bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi Mendapatkan cuti melahirkan selama tiga bulan

c. Setelah melahirkan • Mengikuti Program Keluarga Berencana • Memberikan kesempatan bagi pekerja perempuan untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan dengan menyediakan ruang laktasi/ ruang memerah ASI • Memberikan vitamin A dosis tinggi pada ibu dalam masa nifas • Memberikan kesempatan mengasuh bayi atau balita pada jam istirahat kerja dengan pembentukan Tempat Penitipan Anak (TPA) di tempat kerja • Memberikan pengetahuan bahaya di tempat kerja yang dapat berpengaruh terhadap ibu menyusui dan bayinya

2. Program perlindungan kesehatan

reproduksi di tempat kerja a.

Melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja tentang pajanan yang berisiko terhadap kesehatan reproduksi b. Melakukan pengukuran lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi (hazard fisik, kimia, biologi dan ergonomi) c. Melakukan penilaian risiko kerja di tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi d. Melakukan pengendalian risiko tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi

TIPS •





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kesehatan Reproduksi Perempuan Di Tempat Kerja

Perusahaan yang mayoritas pekerjanya adalah perempuan diharapkan menyediakan tenaga kesehatan (dokter atau bidan) untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan. Jika tidak tersedia tenaga kesehatan dapat bekerja sama dengan Puskesmas di wilayah kerjanya Pekerja perempuan selama hamil berhak mendapatkan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi Perusahaan perlu menyediakan ruang laktasi/ ruang memerah ASI untuk meningkatkan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja sebagai program nasional untuk tercapainya pemberian ASI Eksklusif yang berguna menurunkan angka kematian bayi

DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA TAHUN 2010

Brosur-kesehatan-reproduksi.pdf

Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam. bulan dengan menyediakan ruang laktasi/. ruang memerah ASI. • Memberikan vitamin A dosis tinggi pada. ibu dalam ...

3MB Sizes 2 Downloads 193 Views

Recommend Documents

No documents