MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2017

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

i

I. PENDAHULUAN A. Rasional B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama E. Pembelajaran dan Penilaian F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa

1 1

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN PEMBELAJARAN A. Kelas VII B. Kelas VIII C. Kelas IX

9

III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN IV. MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

-1-

2 3 4 5 7

9 10 13 15 16

I. PENDAHULUAN A. Rasional Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal tersebut diwujudkan melalui proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dalam pendidikan agama Buddha, pendidikan diartikan suatu hal yang dilatih untuk menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama Buddha. Dalam melaksanakan pendidikan pasti memiliki tujuan, baik tujuan dalam menjalankan hidup maupun tujuan dari pendidikan agama Buddha itu sendiri. Pendidikan berasal dari istilah latihan (sikkhā), tersirat bahwa pendidikan merupakan proses belajar, latihan pelajaran, mempelajari, mengembangkan, dan pencapaian penerangan. Pada istilah ini termasuk juga disiplin moral (sīla), konsentrasi (samādhi), dan kebijaksanaan (pañña) yang dilaksanakan untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin sehingga dapat mencapai nibbāna. Disiplin moral dilakukan terus menerus dengan perhatian pendidikan sebagai sifat fungsional dari latihan, praktik, dan kemajuan setahap demi setahap. Dengan demikian, pendidikan agama Buddha berperan aktif dalam mengikis sifat intoleran, radikalisme, fanatisme sempit, dan eksklusivisme. Sebaliknya, agama Buddha menekankan pengembangan tolerensi, inklusif, dan pluralis. Pendidikan dalam agama Buddha didasarkan pada empat kebenaran mulia (cattāriariya saccāni), yaitu mengidentifikasi adanya dukkha, sebab dukkha, terhentinya dukkha, dan jalan terhentinya dukkha. Dari rumusan ini Buddha memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara sistematis. Mengatasi masalah secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai pendidikan, yaitu dari mengidentifikasiadanya penderitaan, asal penderitaan,terhentinya penderitaan dapat dihasilkan pengalaman mengatasi penderitaan. Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa diartikan sebagai ilmu atau pengalaman baru dari proses pembelajaran mengatasi penderitaan. Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching). Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth tolearn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa. Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. -1-

Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan, siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal. Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar siswa mampu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan ajaran Buddha. Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to be learned) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keunggulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masingmasing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa. B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut ini.

-2-

C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama Kompetensi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekertidi Sekolah Menengah Pertama seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kelas VII – IX Mengembangkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Bodhisattva, dan Nibbāna Memiliki keyakinan tentang hukum kebenaran sebagai hukum alam yang bersifat mutlak Melakukan puja bakti dan membaca kitab suci serta mengerti artinya dengan baik dan benar Memiliki kemampuan untuk mengembangkan meditasi melalui nilai-nilai luhur dalam bertutur, berbuat dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari Memiliki kemampuan mengembang kan berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk memecahkan masalah Mengembangkan sifat, sikap, kepribadian, kehidupan Buddha dan para siswa utama Buddha dalam mewujudkan toleransi beragama, bermasyarakat dan berbangsa. Memahami nilai-nilai sejarah perkembangan dan lambang-lambang agama Buddha Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di SMA

-3-

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai SMA/K sebagai mata pelajaran dan nilai-nilai yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkondisian aktivitas siswa di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat. Pada jenjang SMP, Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dikembangkan untuk mengembangkan praktik-praktik dalam pengamalan ajaran agama dan budi pekerti siswa. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti SMP Kelas VII s.d.IX mengikuti elemen pengorganisasi kompetensi, yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas VII s.d. IX sperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama Kelas VII 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, berbertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kelas VIII 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kelas IX 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, berbertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dicapai melalui kegiatan pembelajaran langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching),yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap -4-

dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti adalah ajaran mengenai cara-cara memahami penderitaan dan mengakhirinya yang tercermin dalam Empat Kebenaran Mulia yang mencakup ajaran tentang cara-cara memahami: a. Hubungan manusia dengan Triratna; b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri; c. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam. Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi aspek-aspek sebagai berikut:(1) keyakinan (saddhā); (2) perilaku/moral (sīla); (3) meditasi (samādhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah. Keenam aspek di atas merupakan kesatuan yang terpadu dari materi pembelajaran agama Buddha yang mencerminkan keutuhan ajaran Buddha dalam rangka mengembangkan potensi spiritual siswa. Aspek keyakinan yang mengantar ketakwaan, moralitas, dan spiritualitas maupun penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan budaya luhur akan terpenuhi. Peta materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti pada kelas VII sd IXseperti terlihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. PetaMateri Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII 1. Pasca penerangan sempurna 2. Pemutaran roda Dharma 3. Kriteria agama Buddha 4. Kelompok umat Buddha 5. Pañcasīla buddhis 6. Pañcadharma 7. Kehidupan remaja 8. Pergaulan remaja buddhis

Kelas VIII 1. Masa pembabaran Dharma 2. Meneladan para siswa utama 3. Meneladan para siswa pendukung 4. Meneladan para raja pendukung Buddha 5. Sejarah puja dalam agama Buddha 6. Dharmayatra 7. Konsep meditasi ketenangan 8. Praktik meditasi ketenangan

Kelas IX 1. Buddha parinibbāna 2. Agama Buddha dan hak asasi manusia 3. Agama Buddha dan kesetaraan gender 4. Tokoh buddhis dalam kesetaraan gender 5. Agama Buddha dan perdamaian 6. Tokoh buddhis dalam perdamaian dunia 7. Sejarah penulisan tripitaka 8. Ruang lingkup dan intisari Tripitaka

E. Pembelajaran dan Penilaian 1. Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi. Pendekatan-pendekatan pembelajaran tersebut adalah: a. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh Buddha, yang terdiri dari pendekatan bertahap (gradual approach), pendekatan adaptasi(adaptation approach), pendekatan ilustratif (illustrative approach), pendekatan analitis (analytical approach), dan pendekatan eksperimen (experimental approach). b. Pendekatan ilmiah (scientific), yang terdiri dari proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasi. c. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). -5-

d. e. f. g.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran langsung (direct learning). pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning).

Keterampilan abad 21 (21st Century Skills) adalah (1) keterampilan hidup dan berkarir (life and career skills), (2) Keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation skills), dan (3) Keterampilan literasi informasi,media dan teknologi (Information media and technology skills). Keterampilan hidup dan berkarir (life and career skills) meliputi (a) fleksibilitas dan adaptabilitas (flexibility and adaptability), (b) inisiatif dan mengatur diri sendiri (initiative and self-direction), (c) interaksi sosial dan budaya (social and crosscultural interaction), (d) produktivitas dan akuntabilitas (productivity and accountability). Keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation skills) meliputi (a)berpikir kritis dan mengatasi masalah (critical thinking and problem solving), (b) komunikasi dan kolaborasi (communication and collaboration), (c) kreativitas dan inovasi (creativity and innovation). Keterampilan literasi informasi,media dan teknologi (information media and technology skills) meliputi (a) literasi informasi (information literacy), (b) literasi medi (medialiteracy) dan (c) literasi ICT (information and communication technology literacy). Keterampilan Abat 21

2

No 1

Keterampilan Abad 21 Keterampilan hidup dan berkarir

Keterampilan Belajar dan Berinovasi

1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah: siswa mampu mengunakan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau -6-

Deskripsi 1. Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok 2. Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri. 3. Interaksi sosial dan antarbudaya: Siswa mampu berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam. 4. Produktivitas dan akuntabilitas: Siswa mampu menglola projek dan menghasilkan produk. 5. Kepemimpinan dan tanggungjawab: Siswa mampu memimpin teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas

3

Keterampilan teknologi dan media informasi

deduktif untuk berbagai situasi; menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah. 2. Komunikasi dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya. 3. Kreativitas dan inovasi: siswa mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru. 1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya);mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah. 2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi. 3. Literasi ICT: siswa mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi

2. Penilaian Peniaian mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan beribadah (puja bakti); (2) mensyukuri apa yang dimiliki; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat proses pembelajaran). Penilaian sikap sosial: (1) jujur (jujur dalam ucapan, perbuatan, mengerjakan ulangan atau ujian); (2) disiplin (disiplin melaksanakan tata tertib sekolah, belajar, puja bakti); (3) tanggung jawab (tanggung jawab dalam belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, melaksanakan piket kelas); (4) santun (hormat terhadap orang yang patut dihormati, sopan dalam perkataan dan perbuatan, menerima dan memberi dengan sopan, serta berterima kasih); (5) peduli (meminjamkan alat tulis, menjenguk teman yang sakit, membantu teman yang susah, membantu guru, membuang sampah pada tempatnya); (6) percaya diri (percaya diri saat tampil di kelas, diskusi, menjawab pertanyaan, percaya diri dalam ujian). Penilaian pengetahuan pada Sekolah Menengah Pertama mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang ajaran Buddha, antara lain: (1) keyakinan (saddhā); (2) perilaku/moral (sīla); (3) meditasi (samādhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah. Penilaian keterampilan mencakup dua aspek, yaitu keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak adalah bentuk kemampuan dalam hal mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/data, menalar/mengasosiasi, dan -7-

mengomuniksikan. Keterampilan konkret adalah kemampuan persepsi, dan gerak yang dapat diamati seperti: (1) melakukan puja bakti; (2) mewarnai gambar; (3) menyanyi lagu budhis; (4) membaca paritta; (5) membaca ayat-ayat Dhammapada; (6) membuat puisi; (7) membuat bagan/skema/diagram; (8) memberi penghormatan (añjali, namaskara, utthana, dan pradaksina). F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diajarkan pada siswa dengan memperhatikan keungulan lokal dan kebutuhan daerah. Keunggulan lokal sebagai realisasi peningkatan nilai berupa potensi setempat sehingga menjadi karya yang bernilai tinggi, mengandung keunikan/kekhasan serta potensi dalam pengembangan spiritual. Dalam masyarakat Buddha terdapat beberapa budaya yang bercirikan Buddhis seperti upacara/puja bhakti, bentuk penghormatan, bahasa dalam puja (Pali, Jawa, Sansekerta, Mandarin). Peran guru Pendidikan Agama Buddha mengakomodasi budaya tersebut sebagai potensi kontekstual Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Landasan dalam mengembangkan kemampuan siswa yang berbasis keunggulan lokal diajarkan Buddha kepada para siswa. Dalam mengajarkan ajaran di tempat yang berbeda dengan memperhatikan dialek/bahasa setempat. Buddha mengajarkan dalam Aranavibhanga Sutta bahwa seseorang seharusnya tidak memaksakan bahasa setempat dan tidak mengabaikan penggunaan umum (M.III.236). Pemahaman ajaran ini akan melepas pandangan bahwa hanya ini yang benar, dan yang lainnya adalah salah.’ seperti sebuah piring di tempat yang berbeda diucapkan ‘pãti’ dan ‘plate’. Bagi siswa dapat mengunakan budaya lokal seperti bahasa setempat sebagai sarana pembelajaran “aku mengijinkan kalian, wahai bhikkhu, untuk mempelajari kata-kata Buddha dalam dialek masing-masing” (Vin. II.139). Pembelajaran kontekstual yang memperhatikan keunggulan dan kebutuhan daerah dalam Pendidikan Agama Buddha dapat memanfaatkan juga berbagai sumber dari peninggalan sejarah seperti candi-candi Buddha. Guru berperan dalam pelestarian budaya bercorak Buddhis (kearifan lokal) melalui pembelajaran di sekolah seperti Dhammayatra. Buddha berpesan kepada Bhikkhu Ananda, para siswa yang berbakti menyatakan sujud dengan penuh hormat mengunjungi tempat suci setelah kehidupan ini akan terlahir di alam surga (sagga loka) (D.II.142). Hal ini diharapkan secara khusus peserta didik meningkatkan keyakinan, mengenali peninggalan-peninggalan buddhis sehingga dapat melestarikannya. Secara umum siswa dapat lebih akrab dengan lingkungan alam (maritin, agraris, Niaga/jasa), sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada, memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilainilai luhur budaya daerah dalam rangka sebagai habitat, sebagai sumber penghidupan

-8-

dan kehidupan, sumber kesejahteraan dan kejayaan bangsa, serta menunjang pembangunan nasional.

-9-

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN PEMBELAJARAN A. KelasVII Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran langsung tidak langsung (direct teaching) dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kompetensi Dasar Siswa mampu: 1.1 menghargai peristiwa tujuh minggu setelah petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 2.1 menunjukkan perilaku bertanggung jawab setelah memahami peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 3.1 memahami pengetahuan tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 4.1 menyaji dalam ranah abstrak peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma Siswa mampu: 1.2 menghargai kriteria agama Buddha dan umat Buddha 2.2 menunjukkan perilaku toleran tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha 3.2 memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahu tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha 4.2 menyaji dalam ranah abstak kriteria agama Buddha dan umat Buddha Siswa mampu: 1.3 menghayati formulasi pañcasīla Buddhis dan

Materi Pokok

Pembelajaran

Pasca penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

• Membaca buku/artikel dari berbagai sumber tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma • Mengamati tayangan film peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma • Menceritakan kembali peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

Kriteria agama Buddha dan umat Buddha

• Membaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha • Mendengarkan penjelasan guru tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha • Menjelaskan kembalikriteria agama Buddha dan umat Buddha

Pañcasīla buddhis dan Pañcadharma

• Membaca buku atau sumber lain

- 10 -

pancadharma 2.3 menunjukkan perilaku jujur setelah mendeskripsikan formulasi pañcasīla buddhis dan pañcadharma 3.3 memahami pengetahuan tentang formulasi pañcasīla buddhis dan pañcadharma 4.3 menyaji dalam ranah konkret formulasi pañcasīla buddhis dan pañcadharma Siswa mampu: 1.4 menghayati pengetahuan Etika Pergaulan konseptual tentang etika remaja buddhis pergaulan remaja 2.4 menghargai perilaku disiplin setelah memahami pengetahuan konseptual tentang etika pergaulan remaja sesuai ajaran Buddha 3.4 memahami pengetahuan tentang etika pergaulan remaja sesuai ajaran Buddha 4.4 menyaji dalam ranah konkret pengetahuan konseptual tentang etika pergaulan remaja sesuai ajaran Buddha

- 11 -

terkaitformulasi pañcasīla buddhis dan pañcadharma Menyimak gambar/tayangan yang berhubungan dengan formulasi pañcasīla buddhis dan pañcadharma • Menyajikan contoh-contoh perbuatan dalam bentuk gambar maupun video yang mencerminkan praktik pañcasīla buddhis dan pañcadharma

• Membaca buku atau sumber lain tentang kehidupan dan pergaulan remaja buddhis • Melihat gambar-gambar yang berhubungan dengan kitab suci dan tempat ibadah sebagai identitas agama Buddha • Menyimak penjelasan guru tentang kehidupan dan pergaulan remaja buddhis • Berdiskusi untuk mendapatkan data atau informasi lanjutan terkait dengan kehidupan dan pergaulan remaja Buddhis • Menyajik pañcasīla buddhis dan pañcadharma an dalam bentuk tulisan atau bentuk lain tentang kehidupan dan pergaulan remaja Buddhis

B. KelasVIII Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran langsung tidak langsung (direct teaching) dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kompetensi Dasar Siswa mampu: 1.1 manghargai masa pembabaran Dharma 2.1 menunjukkan perilaku percaya diri setelah memahami masa pembabaran Dharma 3.1 memahami pengetahuan tentang masa pembabaran Dharma 4.1 menyaji dalam ranah abstrak masa pembabaran Dharma Siswa mampu: 1.2 menghayati riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha 2.2 menghargai perilaku percaya diri setelah memahami riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha 3.2 memahami pengetahuan tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha 4.2 menyaji dalam ranah abstrak riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

Materi Pokok Masa pembabaran Dharma

Pembelajaran • Mencermati teks tentang masa pembabaran Dharma • Mengamati tayangan film masa pembabaran Dharma • Mendengarkan penjelasan guru tentang masa pembabaran Dharma • Menceritakan kembali masa pembabaran Dharma

Riwayat para siswa • Membaca berbagai sumber dan utama dan para menonton tayangan film pendek pendukung Buddha tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha • Mengumpulkan kisah-kisah tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha • Menganalisis dengan menghubungkan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha • Menyajikan kisah-kisah tentangriwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

Siswa mampu: 1.3 menghargai sejarah Sejarah puja, • Menyimak berbagai sumber puja, tempat-tempat tempat-tempat suci, tentang sejarah puja, tempatsuci, dan Dharmayatra dan dharmayatra tempat suci, dan dharmayatra 2.3 menunjukkan perilaku • Mengomunikasikan hasil analisis peduli terhadap sejarah dalam bentuk tulisan/bentuk puja, tempat-tempat lainnya tentang sejarah puja, suci, dan dharmayatra tempat-tempat suci, dan 3.3 memahami pengetahuan dharmayatra tentang sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra 4.3 menyaji dalam ranah - 12 -

abstrak sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra Siswa mampu: 1.4 menghayati Pengembangan pengembangan ketenangan batin ketenangan batin 2.4 menghayati perilaku disiplin dalam pengembangan ketenangan batin 3.4 memahami pengetahuan tentang cara pengembangan ketenangan batin 4.4 menyaji dalam ranah abstrak dan konkret cara pengembangan ketenangan batin

- 13 -

• Membaca buku teks dan melihat tayangan gambar/video tentang praktik pengembangan ketenangan batin • Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan pengembangan ketenangan batin • Mempraktikkan meditasi dengan objek yang sesuai • Menceritakan pengalaman yang dialami saat bermeditasi pengembangan ketenangan batin

C.

Kelas IX Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran langsung tidak langsung (direct teaching) dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. KompetensiDasar Siswa mampu: 1.1 menghargai peristiwa Buddha parinibbāna 2.1 menunjukkan perilaku percaya diri peristiwa Buddha parinibbāna 3.1 memahami pengetahuan tentang peristiwa Buddha parinibbāna 4.1 menyaji dalam ranah abstrak peristiwa Buddha parinibbāna Siswa mampu: 1.2 menghayati peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi Manusia dan kesetaraan gender 2.2 menghargai perilaku peduli tentang peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender 3.2 menerapkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender 4.2 mengolah dalam ranah abstrak dan konkret peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender Siswa mampu: 1.3 menghayati peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian 2.3 menunjukkan perilaku bertanggung jawab tentang peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian

Materi Pokok

Pembelajaran

Buddha parinibbāna • Mengamati melalui membaca berbagai sumber tentang peristiwa Buddha parinibbāna • Mencermati gambar Buddha parinibbāna • Mengumpulkan data tentang waktu, tempat, dan sebab Buddha parinibbāna • Mengomunikasikan dalam bentuk tulisan tentang Buddha parinibbāna Agama Buddha dan • Mengamati melalui membaca hak asasi manusia berbagai sumber tentang peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender • Melihat film yang berhubungan dengan peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender • Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender • Mempresentasikan hasil analisis tentang peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

Agama Buddha dan • Membaca buku atau sumber lain perdamaian tentang peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian • Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan peranan agama Buddha untuk terciptanya perdamaian • Mengomunikasikan dalam bentuk - 14 -

3.3 menerapkan pengetahuan tulisan tentang peranan agama tentang peranan agama Buddha untuk memelihara Buddha untuk memelihara perdamaian perdamaian 4.3 menalar dalam ranah abstrak dan konkret peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian Siswa mampu: 1.4 menghargai sejarah • Sejarah penulisan, • Membaca buku atau sumber lain penulisan, ruang lingkup, Ruang lingkup dan dan mendengarkan penjelasan dan intisari Tripitaka intisari Tripitaka guru tentang sejarah penulisan, 2.4 menunjukkan perilaku ruang lingkup, dan intisari percaya diri terhadap Tripitaka sejarah penulisan, ruang • Membuat bagan/skema Tripitaka lingkup, dan intisari • Mengomunikasikan dalam bentuk Tripitaka tulisan tentang sejarah penulisan, 3.4 memahami pengetahuan ruang lingkup, dan intisari sejarah penulisan, ruang Tripitaka lingkup dan intisari Tripitaka 4.4 menyaji dalam ranah abstrak sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tripitaka

- 15 -

III. MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN A. KelasVII Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Dasar Siswa mampu: 1.1 menghargai peristiwa tujuh minggu setelah petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 2.1 menunjukkan perilaku bertanggung jawab setelah memahami peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 3.1 memahami pengetahuan tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 4.1 menyaji dalam ranah abstrak peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

Materi Pokok dan Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Penilaian

• Pasca penerangan • Membaca buku/artikel Sikap sempurna dari berbagai sumber • Observasi,penilaian 1. Tujuh Minggu Pasca tentang peristiwa tujuh diri (self Penerangan Sempurna minggu setelah Petapa assessment), Gautama mencapai penilaian teman a. Minggu Pertama b. Minggu Kedua penerangan sempurna sebaya (peer c. Minggu Ketiga dan pemutaran roda assesment), d. Minggu Keempat Dharma penilaian jurnal e. Minngu Kelima • Mengamati tayangan f. Minggu Keenam Pengetahuan film peristiwa tujuh g. Minggu Ketujuh minggu setelah Petapa • Tes tertulis, 2. Nilai Pentingnya observasi terhadap Gautama mencapai dalam 7 Minggu Pasca penerangan sempurna diskusi, tanya Penerangan Sempurna jawab dan dan pemutaran roda percakapan, • Pemutaran roda Dharma Dharma 1. Pemutar roda dharma • Menceritakan kembali penugasan 2. Khotbah-khotbah peristiwa tujuh minggu 3. Enam puluh arah Keterampilan setelah Petapa 4. Upasampada bhikkhu Gautama mencapai Unjuk kerja/kinerja/ penerangan sempurna praktik, projek, produk, potofolio, dan pemutaran roda dan tertulis. Dharma

- 16 -

III.

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP. 1) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok

: SMP ... : Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti : VII/I : Peristiwa tujuh minggu setelah GotamamencapaiPenerangan Sempurna. : 9 Pertemuan (27 JP)

Alokasi Waktu

Petapa

A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1. Menghargai peristiwa tujuh 1.1.1 Berdoa sebelum mempelajari peristiwa minggu setelah Petapa Gotama minggu pertama sampai minggu ketujuh mencapai Penerangan Sempurna setelah Petapa Gotama mencapai dan Pemutaran Roda Dharma Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma 1.1.2 Meyakini peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma 1.1.3 Bersyukur dapat mempelajari peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari dan Pemutaran Roda Dharma 2.1 Menunj ukkan perilaku bertang gung jawab setelah memaha mi peristiw a tujuh minggu

2.1.1 Menunjukkan perilaku percaya diri setelah memahami peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2.1.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab setelah memahami manfaat peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

- 17 -

setelah Petapa Gotama mencap ai Peneran gan Sempur na dan Pemutar an Roda Dharma 3.1 Memahami pengetahuan tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

4.1 Menyajikan dalam ranah abstrak peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran roda Dharma

3.1.1 Menjelaskan peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah penerangan sempurna Petapa Gotama 3.1.2 Menerangkan manfaat mempelajari peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah penerangan sempurna Petapa Gotama 3.1.3 Mengidentifikasi peristiwa Pemutaran Roda Dharma 3.1.4 Menerangkan isi Pemutaran Roda Dharma 4.1.1 Menyajikan dalam ranah abstrak bagan peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 4.1.2 Menulis puisi sebagai bentuk ungkapan terima kasih dari manfaat peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

4.1.3 Menceritakan peristiwa Pemutaran Roda Dharma 3.1.4 Mengarang puisi tentang Pemutaran Roda Dharma

C. Tujuan Pembelajaran Kompetensi Sikap Spritual dan Sosial (berlaku untuk pertemuan pertama sampai kesembilan) Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. menerima peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna. 2. meyakini peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna. 3. bersyukur dapat mempelajari peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

4. memiliki perilaku percaya diri setelah memahami peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 5. menunjukkan perilaku tanggung jawab setelah memahami manfaat peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna Pertemuan Pertama Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menunjukkan peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna - 18 -

2. Menerapkan manfaat peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari 3. Membuat rangkuman peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 4. Membuat peta konsep peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai penerangan sempurna Pertemuan Kedua Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Mengidentifikasi peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Menemukan nilai positif pada peristiwa minggu kedua setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Membuat ringkasan peristiwa minggu kedua setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna Pertemuan Ketiga Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menyebutkan peristiwa minggu ketiga setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Menuliskan peran moral pada peristiwa minggu ketiga setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Pertemuan Keempat Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menunjukkan peristiwa minggu keempat setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Merangkum peristiwa minggu keempat setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Kelima Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menyebutkan peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Menemukan nilai positif pada peristiwa minggu kelima setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Membuat ringkasan peristiwa minggu kedua setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Keenam Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menjelaskan peristiwa minggu keenam setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Meneladan nilai positif pada peristiwa minggu keenam setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Merangkum peristiwa minggu keenam setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Ketujuh Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Mendeskripsikan peristiwa minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Menemukan nilai-nilai pada peristiwa minggu ketujuhsetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Membuat peta konsep peristiwa minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Kedelapan Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Mengidentifikasi peristiwa Pemutaran Roda Dharma - 19 -

2. Menerangkan isi Pemutaran Roda Dharma 3. Menemukan inti isi Pemutaran Roda Dharma Pertemuan Kesembilan Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menceritakan keajaiban yang terjadi pada peristiwa Pemutaran Roda Dharma 2. Menjelaskan kejadian penting pada peristiwa Pemutaran Roda Dharma 3. Mengarang puisi tentang Pemutaran Roda Dharma D. Materi Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Materi pembelajaran reguler a. Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna. b. Manfaat peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurnadalam kehidupan sehari-hari. 2. Materi pembelajaran pengayaan a. Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna bersumber dari buku Riwayat Agung Para Buddha. b. Implementasi nilai-nilai dari Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari. 3. Materi pembelajaran remedial Uraian singkat tentang peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna terkait Paticcasamuppada. Pertemuan Kedua, Ketiga, dst... E. Metode Pembelajaran Pembelajaran berpusat pada peserta didik F. Media Pembelajaran 1. Video/film: Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Gambar: Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna G. Sumber Belajar 1. Buku siswa: Karsan dan Effendie Tanumihardja. 2014. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (hal 1-3).

2. Kusaladhamma, Bhikkhu. 2009. Kronologi Hidup Buddha. Jakarta: Ehipassiko Foundation 3. Mingun Sayadaw, Tipitakadhara. 2008. Riwayat Agung Para Buddha 1. Jakarta: Ehipassiko Foundation & Giri Maïgala Publications. 4. S. Widyadharma, Pandita. 2004. Riwayat Hidup Buddha Gotama. Jakarta: Yayasan Pendidikan Buddhis Nalanda. H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) 2) 3) 4)

Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam; Guru dan peserta didikmelakukan doa; Guru mengajak peserta didik untuk duduk hening; Guru mengecek penguasaan kompetensi yang telah pelajari sebelumnya yaitu perjuangan petapa Siddharta hingga menjadi Buddha dengan menampilkan gambar/video singkat peristiwa tujuh minggu setelah penerangan sempurna Petapa Gotama; 5) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu peristiwa minggu pertama setelah Penerangan Sempurna Petapa Gotama dan menunjukkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu meneladan sikap Buddha dalam menyerukan kegembiraan dan menikmati kebahagiaan menjadi arahat; - 20 -

6) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi peristiwa tujuh minggu setelah Penerangan Sempurna Petapa Gotama dan fokus kegiatan yang akan dilakukan yaitu peristiwa minggu pertama setelah Penerangan Sempurna Petapa Gotama; 7) Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta teknik penilaian yang akan digunakan, yaitu observasi, penilaian diri, tes tertulis, dan proyek. b. Kegiatan Inti (90 menit) 1) Mengamati a) Peserta didik mengamati video/animasi atau gambar peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa melalui bimbingan guru.

b) Peserta didik mencatat hal yang belum diketahui dari hasil mengamati peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa dengan arahan guru. c) Peserta didik mencatat nilai-nilai atau sikap yang dapat diteladani dari peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa dengan bimbingan guru. 2) Menanya a) Peserta didik dengan bimbingan guru membuat pertanyaan faktual dari hasil mengamati peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa dengan menstimulasi pertanyaan menggunakan kata “apa, siapa, kapan, di mana, sebutkan, dan lain-lain”. Contoh pertanyaannya: (1) apa yang dilakukan Petapa Gotama pada minggu pertama setelah penerangan sempurna (2) di mana Petapa Gotama berdiam pada minggu pertama setelah penerangan sempurna (3) apa yang dapat diteladani dari peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama b) Peserta didik melalui bimbingan guru merumuskan pertanyaan konseptual dari hasil mengamati peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. Misalnya, dengan menggunakan kata: “jelaskan, uraikan, bedakan, tunjukkan, dan lainlain”. Contoh pertanyaannya: (1) Berikan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan rangkaian sebab akibat! (2) Jelaskan tindakan yang dilakukan oleh Buddha pada minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama! c) Peserta didik dengan motivasi guru untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan prosedural tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama dengan bimbingan guru. Contohnya dengan menggunakan pertanyaan; “bagaimana, mengapa, urutkan, dan sebagainya”. Contoh pertanyaannya: (1) Urutkan tindakan yang dilakukan Buddha pada minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama! (2) Urutkan bunyi hukum sebab akibat! d) Peserta didik dengan arahan guru membuat pertanyaan-pertanyaan metakognitif tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. Contohnya - 21 -

dengan menggunakan pertanyaan dengan menggunakan kata kerja atau perintah: “buatlah analisis, buatlah prediksi tentang..., temukan pesan positif tentang...dll). Contoh pertanyaan: (1) Manfaat apa yang Anda peroleh dari mempelajari peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama? (2) Temukan pesan positif yang dapat Anda terapkan dalam keheidupan sehari-hari setelah mempelajari peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama! 3) Mengumpulkan informasi/data/mencoba

a) Peserta didik melalui arahan guru mencari informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku dari berbagai sumber untuk mendapatkan data lanjutan terkait dengan peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. b) Peserta didik mencatat hal-hal penting terkait informasi yang diperoleh tentang peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. 4) Menalar/mengasosiasi

a) Peserta didik mengolah informasi dan mencermati data dengan mengamati dan membaca buku dari berbagai sumber untuk mendapatkan data lanjutan terkait dengan peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka dicatat sebelumnya. 3) Peserta didik mendiskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikumpulkan dari peserta didik lain tentang peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. 4) Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan. 5) Mengomunikasikan

a) Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan presentasi dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan. b) Peserta didik menyampaikan hasil presentasi tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama melalui konfirmasi guru. c) Peserta didik bersama-sama guru menyepakati kesimpulan terkait dengan hasil prenstasi. c. Kegiatan Penutup (20 menit) a) Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. b) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengamati video atau gambar peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan cara mengamati dan membaca buku dari berbagai sumber, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara mempresentasikan atau menyampaikan hasil analisis dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama di depan kelas atau kelompok lain.

c) Guru melakukan melakukan penilaian dengan teknik observasi, penilaian diri, tes tertulis, dan proyek. d) Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberi penguatan terhadap peserta didik yang aktif dan motivasi kepada peserta didik yang belum aktif agar lebih aktif dalam pembelajaran selanjutnya. e) Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu kejadian penting terkait peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. f) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu peristiwa minggu kedua setelah setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian - 22 -

a. Sikap spiritual dan sosial: Observasi (jurnal terlampir) b. Pengetahuan: Tes tertulis c. Keterampilan: Proyek 2. Instrumen penilaian sampel butir soal terlampir 3. Pembelajaran Remedial bimbingan perorangan 4. Pembelajaran Pengayaan Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan dengan membaca/mempelajari Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna bersumber dari buku Riwayat Agung Para Buddha.

Jakarta, ....., ..............20... Mengetahui, Kepala SMP

Guru PAB dan Budi Pekerti

_________________ NIP. ...

________________________ NIP. ...

- 23 -

Lampiran 1.a.1) JURNAL PENILAIAN SIKAP Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual dan Sosial Nama Sekolah : SMP Asoka Kelas/Semester : VII/I Tahun Pelajaran : 20...-20... Nama No. Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Siswa 1 Jumat, 12-8-2016 Bodhi Berdoa sebelum dan berdoa sesudah melakukan kegiatan pembelajaran 2 Senin, 15-8-2016 Chandra Melakukan puja bakti ibadah di sekolah dengan baik 3 Rabu, 17-8-2016 Badu Membuang sampah peduli di kolong meja kelas

- 24 -

Ket. Sikap spiritual Sikap spiritual Sikap sosial

Lampiran 1.b. KISI-KISI PENULISAN BUTIR SOAL Nama Sekolah : SMP Asoka Kelas/Semester : VII/I Tahun Pelajaran : 20...-20... Mata Pelajaran: Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti No

Kompetensi Dasar

1

1.1 Memahami pengetahuan tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

Materi/ Sub Materi Peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Indikator Soal Siswa dapat menjelaskan peristiwa minggu kesatu

Bentuk Soal

Jumlah Soal

Pilihan Ganda

1

Siswa dapat Pilihan menyebutkan objek Ganda yang direnungkan secara maju mundur oleh Buddha. Siswa dapat Isian mengidentifikasi ungkapan kegembiraan yang dilakukan Buddha pada minggu pertama setelah mencapai Penerangan Sempurna.

2

1

Rumusan Butir Soal: I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Objek yang direnungkan secara maju dan mundur oleh Buddha dikenal dengan nama.... a. Tilakkhana b. Paticcasamuppada c. Dhamma Niyama d. Kamma dan Punabhava 2. Objek yang direnungkan secara maju dan mundur oleh Buddha dikenal dengan nama.... a. Tilakkhana b. Paticcasamuppada c. Dhamma Niyama d. Kamma dan Punabhava

II. Isilah dengan jawaban singkat dan tepat! 1. Udana merupakan ungkapan .... yang dilakukan Buddha pada minggu pertama setelah mencapai Penerangan Sempurna.

- 25 -

Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda Nomor Soal

Penyelesaian/Kunci Jawaban

Skor

Jawaban benar

1

Jawaban salah

0

1

Pedoman Penskoran Soal Isian Nomor Soal

Penyelesaian/Kunci Jawaban

Skor

Jawaban benar dan lengkap

2

Jawaban ada tetapi salah Tidak ada jawaban

1 0

1

- 26 -

Lampiran 1.c. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN Nama Sekolah : SMP Asoka Kelas/Semester : VII/I Tahun Pelajaran : 20...-20... Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti No. 1.

Kompetensi Dasar

Materi

Indikator

4.1. Menyajikan dalam ranah abstrak peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

Peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

1. Merencanakan pembuatan peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna. 2. Merancang peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna. 3. Membuat peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna. 4. Menyusun laporan pembuatan peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

Teknik Penilaian Proyek

Buatlah peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan kejadian-kejadiannya. 1. Tentukan konsep utama sebagai pusat peta 2. Gambar kerangka peta konsep berupa garis yang menghubungkan kotak atau lingkaran untuk membuat pemetaan dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna. 3. Gambar kotak atau lingkaran untuk membuat pemetaan konsep dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna. 4. Tuliskan konsep singkat dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna pada kotak atau lingkaran yang telah dibuat. 5. Warnailah masing-masing kotak atau lingkaran dengan pensil warna untuk memperindah peta konsep. 6. Laporkan hasil pekerjaanmu dan pajang di kelas. Aspek yang Dinilai No. 1. 2. 3. 4.

Kompetensi Dasar

Kemampuan merencanakan Kemampuan membuat kerangka peta konsep. Kemampuan menuliskan konsep dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna pada kerangka konsep. Kemampuan menjelaskan masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep - 27 -

Skor 1 2 3

5.

Produk berupa peta konsep Skor maksimum

15

Rubrik Penilaian Proyek No. 1.

Indikator Kemampuan merencanakan Kemampuan membuat kerangka peta konsep.

Kemampuan menuliskan konsep dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna pada kerangka konsep. Kemampuan menjelaskan masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep Produk berupa peta konsep

Nilai =

SkorPerolehan 15

Rubrik 3= Perencanaan lengkap dan rinci 2= Perencanaan lengkap tetapi tidak rinci 1= Perencanaan kurang lengkap 3= Pembagian kerangka peta (kotak dan garis penghubung) sesuai konsep 2= Pembagian kerangka peta (kotak dan garis penghubung) kurang sesuai konsep 1= Pembagian kerangka peta (kotak dan garis penghubung) tidak sesuai konsep 3= Tulisan konsep mencerminkan konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna 2= Tulisan konsep kurang mencerminkan konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna 1= Tulisan konsep tidak mencerminkan konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna 3= mampu menjelaskan masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep 2= kurang masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep 1= tidak mampu masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep 3= Peta konsep menarik, informatif dan merepresentasikan masing-masing konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna 2= Peta konsep kurang menarik, kurang informatif, tetapi merepresentasikan masingmasing konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna 1= Peta konsep kurang menarik, kurang informatif, dan kurang merepresentasikan masing-masing konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna

x100

- 28 -

14 Silabus PA Buddha dan BP SMP_20012017-Ok.pdf

Page 3 of 30. 14 Silabus PA Buddha dan BP SMP_20012017-Ok.pdf. 14 Silabus PA Buddha dan BP SMP_20012017-Ok.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In.

1MB Sizes 4 Downloads 311 Views

Recommend Documents

12 Silabus PA Khonghucu_SMP_20012017-Ok.pdf
Sign in. Page. 1. /. 29. Loading… Page 1 of 29. Page 2 of 29. Page 3 of 29. Page 3 of 29. 12 Silabus PA Khonghucu_SMP_20012017-Ok.pdf. 12 Silabus PA ...

Lampiran 28. KI dan KD K-13 SD. PA Buddha & BP.pdf
Lampiran 28. KI dan KD K-13 SD. PA Buddha & BP.pdf. Lampiran 28. KI dan KD K-13 SD. PA Buddha & BP.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu.

BP-6810 BP-6810 - GitHub
Page 1. BP-6810. BP-6810.

Radius PN SGta Dan PA Sgta.pdf
Loading… Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Radius PN SGta Dan PA Sgta.pdf. Radius PN SGta Dan PA Sgta.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Radius PN SGta Dan PA Sgta.pdf.

BP-6811 C BP-6811 C BP-6811 C BP-6811 D BP-6811 D - GitHub
BP-6811. 05-05-B. BP-6811. C. BP-6811. 05-05-B. BP-6811. C. BP-6811. 05-05-B. BP-6811. C. BP-6811. 05-05-A. BP-6811. D. 811. -A. BP-6811. D.

Schwartz BP 11-2-14.pdf
Page 1 of 9. 11/3/2014 digital.olivesoftware.com/Olive/ODE/AustinAmericanStatesman/PrintComponentView.htm. http://digital.olivesoftware.com/Olive/ODE/AustinAmericanStatesman/PrintComponentView.htm 1/8. Publication: Austin American Statesman; Date: No

BP Newsletter 2017-18 - Issue 14.pdf
Dec 1, 2017 - have so many of our students taking part in such a prestigious. Most of the team broke their personal best times and their results. were: c. We were delighted to welcome carol singers from BSHS to our school. library on Thursday. Childr

BP-6810 D BP-6810 C BP-6810 D BP-6810 C - GitHub
BP-6810. D. BP-6810. C. BP-6810. 07-05-B. BP-6810. 07-05-A. BP-6810. D. BP-6810. C. BP-6810. 07-05-B. BP-6810. 07-05-A.

Philadelphia, PA Philadelphia, PA
breath away! God loves us more than we know. He gives us more than we can ask or dream. He's unrestrained . . . excessive . . . outrageous . . . Over the Top. As low as. $89. Box lunch both days. Philadelphia, PA. September 10–11, 2010. Wachovia Ce

PA - Certificate of PA Education.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. PA - Certificate ...

BP Tonality.pdf
... the issue of the second scale degree. For. example, E Lambda differs by one note compared to C Lambda because it uses F-sharp instead of F- natural.

Cheap Bp-1030 Bp1030,Bp1130,Bp-1130,Ed-Bp1030 Battery+ ...
Cheap Bp-1030 Bp1030,Bp1130,Bp-1130,Ed-Bp1030 Bat ... -300M, Nx-500 Free Shipping & Wholesale Price.pdf. Cheap Bp-1030 Bp1030,Bp1130,Bp-1130 ...

Three Cardinal Discourses of the Buddha - What-Buddha-Said.net
BPS Online Edition © (2006). Digital Transcription Source: Access to Insight Transcription Project. For free distribution. This work may .... "eternal city" — and so in due course he went there to rejoin them. Just two months after his awakening .

BP.20160505_ArupaSamadhi.pdf
Realm of Infinite Space (Ākāsānañcāyatana)- Emptiness of the objective experience;. • Realm of Infinite Perception (Viññāṇañcāyatana)- Emptiness of perception;. • Realm of Nothingness (Ākiñcaññāyatana)- Emptiness of all experienc

Buddha-Knows.pdf
Loading… Whoops! There was a problem loading more pages. Whoops! There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Main menu. There was a problem previewing

Buddha Bowl.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Buddha Bowl.Missing:

Three Cardinal Discourses of the Buddha - What-Buddha-Said.net
in the middle, and good in the end, with its own special meaning and phrasing; he ... This world has surely happened upon woe, since it is born and ages and dies but to .... 'This way leading to cessation of suffering, as a noble truth, can be.

BP-6004-03-03 A BP-6004-03-03 - Oomlout
Page 1. BP-6004-03-03. A. BP-6004-03-03.

Lampiran 24. KI dan KD K-13 SD-MI. PA Islam & BP.pdf
Hud a.s.. 4.16 menceritakan kisah keteladanan. Nabi Hud a.s.. Page 3 of 20. Lampiran 24. KI dan KD K-13 SD-MI. PA Islam & BP.pdf. Lampiran 24. KI dan KD ...

SILABUS ANTROPOLOGI AGAMA.pdf
Program Studi : - ... Dr. Rusmin Tumanggor, MA. NIP. 19730424 200801 1 012 NIP. 19470114 196501 1001. Page 2 of 2. SILABUS ANTROPOLOGI AGAMA.pdf.

SILABUS ANTROPOLOGI AGAMA.pdf
3. Agama dan Sistem Kepercayaan: Unsur Dasar Agama. 4. Agama dan Kebudayaan: Sistem Simbol, Pandangan Hidup. (worldview) dan etos (ethos). 5. Perkembangan Kehidupan Agama. 6. Ritual, Magi, Dukun dan Shaman, Serta Upacara Keagamaan. 7. Agama dan Kehid

05 Silabus IPA_SMP_20012017_Ok.pdf
Bermakna untuk dipelajari sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan. pendidikan siswa. Page 3 of 78. 05 Silabus IPA_SMP_20012017_Ok.pdf. 05 Silabus ...

Lampiran 31. KI dan KD K-13 SMP-MTs. PA Islam & BP.pdf ...
Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Lampiran 31. KI dan KD K-13 SMP-MTs. PA Islam & BP.pdf. Lampiran 31.Missing: