http://lvunderground.wordpress.com

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penopang tegak tumbuhnya tanaman, dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsurunsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl), dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obatobatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara), dan sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman.

1

http://lvunderground.wordpress.com

Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air. Oleh karena itu dalam definisi ilmiahnya tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah (soil) berbeda dengan faktor-faktor lahan (land) karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya seperti lereng, hidrologi, iklim dan sebagainya. Pengetahuan mengenai keadaan, sifat dan struktur tanah dapat dilakukan melalui pengamatan profil tanah. Profil adalah irisan vertikal tanah hingga ke lapisan horisonnya. Pengetahuan mengenai keadaan, sifat dan struktur tanah sangat penting untuk dimiliki sebagai acuan dalam menentukan pemanfaatan tanah tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka pengamatan profil tanah perlu di lakukan mengingat besarnya manfaat tanah bagi kehidupan kita sehari-hari serta terdapatnya berbagai jenis tanah yang memiliki jenis penggunaan yang berbeda.

2

http://lvunderground.wordpress.com

1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari pengamatan profil tanah adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi pada jenis tanah tertentu pada tiap lapisan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaannya adalah sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan analisa sampel tanah di laboraturium dan sebagai bahan informasi dalam penggunaan suatu lahan.

3

http://lvunderground.wordpress.com

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tanah Tanah adalah hasil pelapukan batuan yang tercampur dengan sisa – sisa bahan organik dari organisme yang hidup diatasnya, selain itu di dalam tanah terdapat udara dan air. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ketempat lain. Disamping itu pencampuran bahan mineral dengan bahan – bahan organik pun terjadi, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan tanah (Hardjowigeno, 2007). Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah dari lapisan paling atas sampai pada batuan induk tanah (regolit). Solum tanah masih mempengaruhi empat lapisan tanah teratas, horizon D-A disebut lapisan tanah atas dan horizon EB disebut lapisan tanah bawah. Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tumbuhan, horizon yang berperan di dalamnya, yaitu horizon O-A (lapisan

atas)

yang

biasanya

mempunyai

ketebalan

dibawah

30

cm

(Mulyani dan Kartasapoetra, 1991). Sedangkan menurut Anonim 1, 2011 profil tanah merupakan sebuah irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan menggali tanah. Horijon merupakan lapisan tanah yang terbentuk karena adanya variasi komposisi, tekstur dan struktur tanah. Profil tanah pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 macam horizon, mulai dari yang teratas sampai kebagian yang terdalam mulai dari zona o, a, b dan c.

4

http://lvunderground.wordpress.com

Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut mengambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian. Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi (Hardjowigeno, 2007). Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien ini umumnya bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping faktor tanah ini, faktor iklim dan tanaman juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan angin yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadium pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman (Ali, 1995). 2.2 Ciri-Ciri Tanah Muda, Tanah Berkembang, dan Tanah Tua Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda (immature atau young soil), tanah dewasa (mature soil) dan tanah tua (old soil). Menurut Hardjowigeno, 2007, perubahan bahan induk tanah dapat dijelaskan sebagai berikut : Tanah muda : Pada tingkat ini proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral di permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah karena

5

http://lvunderground.wordpress.com

pengaruh bahan organik tersebut. Hasilnya adalah pembentukan horizon A dan horizon C. Sifat tanah masih didominasi oleh sifat-sifat bahan induknya. Termasuk tanah muda adalah jenis tanah Entisol (Aluvial, Regosol). Tanah dewasa biasa juga disebut tanah berkembang: Dengan proses yang lebih lanjut maka tanah-tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa yaitu dengan proses pembentukan horizon B. Horizon B yang terbentuk adalah horizon B yang masih muda (Bw) sebagai hasil dari proses alterasi bahan induk (terbentuk struktur tanah, warna lebih merah dari bahan induk) atau ada penambahan bahanbahan tertentu (liat, dan lain-lain) dalam jumlah sedikit dari lapisan atas. Pada tingkat ini tanah mempunyai kemampuan berproduksi tertinggi, karena unsurunsur hara di dalam tanah cukup tersedia, akibat pelapukan mineral dan pencucian unsur hara belum lanjut. Jenis tanah yang termasuk dalam tingkat ini antara lain Inceptisol (Latosol Coklat, dan lain-lain), Andisol, Vertisol, Mollisol, dan sebagainya. Tanah tua : Dengan meningkatnya umur maka proses pembentukan tanah berjalan lebih lanjut, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang nyata pada horizon A dan B dan terbentuklah horizon-horizon A, E, EB, BE, Bt, (Bs), (Bo), BC dan lain-lain. Di samping itu, pelapukan mineral dan pencucian basa-basa makin meningkat sehingga tinggal mineral-mineral yang sukar lapuk di dalam tanah dan tanah menjadi kurus dan masam. Jenis-jenis tanah tua tersebut adalah tanah Ultisol (Podsohik Merah Kuning) dan Oxisol (Laterit).

6

http://lvunderground.wordpress.com

2.3 Faktor-Faktor Pembentukan Tanah Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut: T = f (i, o, b, t, w) Keterangan: T = tanah f = faktor i = iklim o = organisme b = bahan induk t = topografi w = waktu Menurut Anonim 2, 2011 faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Iklim Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. a. Suhu/temperatur Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.

7

http://lvunderground.wordpress.com

b. Curah hujan Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah). 2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme) Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal: a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air. b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan

daun-daunan

dan

ranting-ranting

yang

menumpuk

di

permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah. c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput. d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsurunsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah

8

http://lvunderground.wordpress.com

pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati. 3. Bahan Induk Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah. 4. Topografi/Relief Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi: a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.

9

http://lvunderground.wordpress.com

b. Sistem drainase/pengaliran Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam. 5. Waktu Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbedabeda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. Menurut Aditya, proses pembentukan tanah dibagi menjadi empat tahap, yaitu : 1.

Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.

10

http://lvunderground.wordpress.com

2.

Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.

3.

Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.

4.

Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.

11

http://lvunderground.wordpress.com

III. KEADAAN UMUM LOKASI

3.1 Letak Astronomis dan Geografis Lokasi tempat penelitian profil tanah, secara geografis memiliki batas-batas sebagai berikut :  Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya  Sebelah timur berbatasan dengan lahan pertanian  Sebelah selatan berbatasan dengan lahan pertanian  Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman warga Berdasarkan letak astronomisnya, lokasi tempat pengamatan profil tanah terletak pada koordinat antara 5° 16’13” sampai 5° 39’35” Lintang Selatan dan 12° 4’19” sampai 12° 7’51” Bujur Timur. 3.2 Iklim Keadaan musim di Kabupaten Jeneponto pada umumnya sama dengan

keadaan

musim di Sulawesi Selatan yakni musim hujan (bulan Nopember s/d bulan April) dan musim kemarau (bulan Mei s/d bulan Oktober). Terdapat 2 tipe iklim di daerah yakni tipe iklim D3 dan Z4 berkisar 5 sampai 6 bulan untuk kondisi kering dan 1 sampai 3 bulan dengan kondisi basah, sedangkan tipe iklim C2 berkisar 5 sampai 6 bulan dengan kondisi basah dan 2 sampai 3 bulan dengan kondisi lembab di jumpai pada dataran tinggi yang pada umumnya berada di wilayah Kecamatan Kelara dan Rumbia.

12

http://lvunderground.wordpress.com

3.3 Topografi Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km2 dan berpenduduk sebanyak 330.735 jiwa, kondisi tanah (topografi) pada umumnya di Kabupaten Jeneponto pada bagian utara terdiri dari dataran tinggi dengan ketinggian 500 s/d 1400 m, bagian tengah 100 s/d 500 m dan pada bagian selatan 0 s/d 150 m diatas permukaan laut. Pada khususnya topografi di Desa Basoli, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, memiliki bentuk wilayah bukit dan lembah. Namun pada titik tempat penggalian profil tanah memiliki persen kelerengan 0-3% atau dapat dikatakan sebagai titik yang mempunyai bentuk lembah datar. 3.4 Vegetasi Vegetasi pada lokasi pengamatan profil tanah berbeda antara tanah kebun dan padang rumput. Pada tanah kebun, jumlah vegetasinya relatif banyak, terdiri dari pohon mangga, pohon jati, pohon lontar, serta tanaman jagung. Sedangkan pada padang rumput, ditumbuhi oleh semak belukar. 3.5 Jenis Penggunaa Tanah Penggunaan lahan di daerah tempat pengamatan profil tanah yaitu digunakan sebagai lahan kebun, dimana ditandai dengan adanaya tanaman jagung dan pohon jati. Namun, pohon jati yang tumbuh relatif kurang subur, maka dikatakan penggunaan lahannya kurang intensif. Fungsi lain dari lahan tempat pengamatan profil yaitu sebagai tempat untuk makanan ternak karena lahan tersebut sebagiannya adalah padang rumput yang terdiri dari semak belukar.

13

http://lvunderground.wordpress.com

14

http://lvunderground.wordpress.com

IV. BAHAN DAN METODE

4.1 Tempat dan Waktu Pengamatan profil tanah dilaksanakan di Desa Basoli, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, pada hari Sabtu, tanggal 26 Maret 2011, pukul 11.45 WITA sampai selesai. 4.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan profil tanah antara lain ; cangkul, meteran, cutter, ring sampel, karet gelang, plastic gula, kantong plastic, karung, sekop, papan ukuran 30 x 30 cm, linggis, kertas label, kamera, DIP dan alat tulis menulis. Adapun bahan yang digunakan dalam pengamatan profil tanah dengan yaitu sebidang tanah berukuran 1 x 1,5 meter serta air. 4.3 Metode Pelaksanaan 4.3.1

Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh a. Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakkan ring sampel tegak lurus pada lapisan tanah tersebut. b. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalan tanah.

15

http://lvunderground.wordpress.com

c. Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel pertama, kemudian menekan lagi sampai bagian bawah masuk ke dalam tanah. d. Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan sekop dan linggis. e. Memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama dengan hati-hati, kemudian memotong kelebihan tanah yang ada pada permukaan ring sampel f. Menutup ring sampel dengan plastic, lalu ikat dengan karet gelang dan memberi label pada masing-masing ring sampel. 4.3.2

Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu a. Mengambil tanah dengan sekop sesuai dengan lapisan yang akan diambil dan dimulai dari lapisan yang paling bawah. b. Memasukkannya ke dalam plastik gula yang telah diberi label. c. Menyimpannya pada tempat/ruangan yang lembab kira-kira sekitar (kelembaban relative 90%) dan suhu kira-kira 18oC.

16

http://lvunderground.wordpress.com

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Profil I (Profil Dalam) Lapisan Kedalaman Lapisan Batasan Lapisan Topografi Batas Lapisan Warna (Munsell) Tekstur Struktur Konsistensi Karatan

I

II

III

IV

0 – 22

22 – 76

76 – 120

120 – 132

Nyata

Baur

Baur

Baur

Berombak

Lurus

Berombak

Berombak

-

-

-

-

Liat berpasir

Debu

Liat

Liat

Kasar

Kasar

Kasar

Kasar

Gembur

Gembur

Gembur

Gembur

Fe, Mn (Reduksi)

Fe, Mn (Reduksi)

Fe, Mn (Reduksi)

Fe, Mn (Reduksi)

Sumber : Data Primer, 2011. Tabel 2. Hasil Pengamatan pada Profil II (Profil Dangkal) Lapisan Kedalaman Lapisan Batasan Lapisan Topografi Batas Lapisan Warna (Munsell) Tekstur Struktur Konsistensi Karatan Sumber : Data Primer, 2011.

I 0 – 15,8 cm Liat berpasir Sedang Lembab -

17

http://lvunderground.wordpress.com

Tabel 3. Hasil Pengamatan pada Profil III (Profil Sedang) Lapisan Kedalaman Lapisan Batasan Lapisan Topografi Batas Lapisan Warna (Munsell) Tekstur Struktur Konsistensi Karatan Sumber : Data Primer, 2011

I 0 – 70 cm Berangsur Berombak Liat berpasir Sedang Lembab Mn

II 70 – 100 cm Berangsur Berombak Liat berpasir Kasar Lembab Al

5.2 Pembahasan 5.2.1 Profil I Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan profil I, bahwa setiap lapisan memilki kedalaman dan batas lapisan yang berbeda. Pada lapisan pertama kedalamannya 0- 20 cm, lapisan kedua kedalamannya sekitar 20-33 cm, lapisan ketiga kedalamannya 33-42, lapisan keempat kedalamannya sekitar 42-80 cm. Dilihat dari batas tiap lapisan tanah menunjukkan bahwa pada lapisan pertama perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas dan nyata , pada lapisan kedua batas lapisan tanahnya berbaur,

pada batas lapisan tanahnya

berbaur, sedangkan pada lapisan ketiga hampir sama pada lapisan pertama yaitu batas lapisannya nyata. Dilihat dari tekstur tiap-tiap lapisan memiliki tekstur yang berbeda-beda pada tiap lapisan, pada lapisan pertama tekstur tanahnya liat berpasir (lempung), hal ini dapat dilihat pada saat tanah dipegang, hal yang dirasakan adalah tanah itu terasa kasar dan lengket. Tekstur tanah pada lapisan kedua yaitu liat, ini dapat kita

18

http://lvunderground.wordpress.com

lihat pada saat tanag dipegang akan terasa lengket. Tekstur tanah pada lapisan ketiga dan keempat yaitu liat berdebu, ini dapat kita rasakan ketika tanahnya dipegang akan tersa lengket dan licin. Sedangkan Struktur lapisan pertama dan kedua adalah sedang, pada lapisan ketiga dan keempat struktur tanahnya halus, hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa jika tanah dominan butiran besar, maka strukturnya kasar, sebaliknya jika dominan butiran kecil maka strukturnya halus. Sedangkan konsistensi lapisan 1, 2, 3 dan 4 itu sama, yaitu berkonsistensi plastis atau gembur, dilahat pada saat tanah pada lapisan tersebut dibengkokkan tidak patah, sedangkan pada lapisan Karatan-karatan yang dikandung tiap lapisan berbeda, yaitu pada lapisan 1 tidak mengandung karatan dan pada lapisan ke 2 mengandung Mn, pada lapisan ke 3 mengandung karatan Mn, dan pada lapisan ke 4 tidak mengandung karatan Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah memiliki kandungan Al. Fe, Mg, Ca dan Mn. 5.2.2 Profil II Pada profil II, berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, bahwa pada profil ini hanya memiliki satu lapisan dengan kedalaman 0 - 15,8 cm. Pada kedalaman tersebut telah ditemukan bahan induk sehingga pada profil ini hanya memiliki satu lapisan saja. Topografi pada lapisan ini tampak tidak jelas. Hal ini dikarenakan pada profil II hanya memiliki satu lapisan saja. Adapun tekstur yang dimiliki pada profil ini yaitu liat berpasir. Hal ini dikarenakan tanah tersebut apabila dipegang terasa lengket di tangan dan kasar.

19

http://lvunderground.wordpress.com

Adapun struktur tanah yang dimiliki yaitu sedang, hal ini disebabkan tanah tersebut memiliki tekstur liat berpasir. Sedangkan untuk konsistensi, tanah tersebut berkonsistensi lembab, karena kondisi tanah pada saat diletakkan di atas telapak tangan kemudian digerakkan dan dibengkokan maka akan patah secara perlahan. Namun tanah pada profil dangakal ini tidak memiliki karatan. 5.2.3 Profil III Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan profil III, bahwa setiap lapisan memiliki kedalaman dan batas lapisan yang berbeda. Pada lapisan pertama kedalamannya 0- 70 cm, ada lapisan kedua kedalamannya sekitar 70-100 cm. Dilihat dari batas tiap lapisan tanah menunjukkan bahwa pada lapisan pertama perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas namun berangsur, sedangkan pada lapisan kedua, hampir sama pada lapisan pertama yaitu batas lapisannya berangsur. Dilihat dari tekstur tiap-tiap lapisan memiliki tekstur yang hampir sama yaitu liat berpasir (lempung), hal ini dapat dilihat pada saat tanah dipegang, hal yang dirasakan adalah tanah itu terasa kasar dan lengket. Struktur lapisan pertama adalah sedang, terbukti pada saat tanah disimpan diatas telapak tangan kemudian digerakkan terlihat bahwa seimbang dengan tanah yang struktur atau ukurannya kecil. Sedangkan pada lapisan kedua strukturnya kasar hali ini dapat dilihat ketika tanah diletakkan di atas telapak tangan kemudian di gerakkan kemudian dibengkokkan makaa tanah akan patah, hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa jika tanah dominan butiran besar, maka strukturnya kasar, sebaliknya jika dominan butiran kecil maka strukturnya halus. Sedangkan

20

http://lvunderground.wordpress.com

konsistensi lapisan I dan II itu sama. Pada lapisan pertama berkonsistensi plastis atau lembab, dilahat pada saat tanah pada lapisan tersebut dibengkokkan tidak patah, sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga berkonsistensi agak plastis, hal ini juga dapat dilihat ketika tanah tersebut dilengkungkan/dibengkokkan, tanah tersebut patah. Karatan-karatan yang dikandung tiap lapisan berbeda, yaitu pada lapisan I mengandung karatan Mn dan pada lapisan ke II mengandung Al Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah alfisol memiliki kandungan Al. Fe, Mg, Ca dan Mn.

21

http://lvunderground.wordpress.com

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Pada profil I terdapat lapisan sebanyak 4. Lapisan I memiliki kedalaman laipsan 0 – 22 cm, batasan lapisan tampak nyata, memiliki topografi yang berombak, bertekstur liat berpasir, memiliki struktur yang kasar, kategori konsistensi gembur, serta memiliki karatan berupa Fe dan Mn. Lapisan II memiliki kedalaman lapisan 22 – 76 cm, batasan lapisan berbaur dengan lapisan lain, memiliki topografi yang lurus, memiliki tekstur kategori debu, berstruktur, berstruktur kasar, konsistensi kategori gembur, serta memiliki karatan berupa Fe dan Mn. Lapisan III memiliki kedalaman lapisan 76 – 120 cm, batasan lapisan berbaur, topografi lapisan ini berombak, bertekstur liat dan berstruktur kasar, kategori konsistensi lapisan ini gembur, dan karatan lapisan ini masih berupa Fe dan Mn. Lapisan IV memiliki kedalaman 120 – 132 cm, batasan lapisan ini berbaur dengan lapisan lainnya, memiliki topografi berombak, bertekstur liat dan berstruktur kasar, berkosistensi gembur, dan masih sama dengan lapisan sebelumnya yaitu memiliki karatan berupa Fe dan Mn.

22

http://lvunderground.wordpress.com

b. Pada profil II hanya terdapat 1 lapisan. Lapisan ini memiliki kedalaman sebesar 0 – 15,8 cm, tidak memiliki batas lapisan serta karatan, topografi tampak tidak jelas, bertekstur liat berpasir dan berstruktur sedang, serta memiliki kategori konsistensi lembab. c. Pada profil III terdapat lapisan sebanyak 2. Lapisan I memiliki kedalaman sebesar 0 – 70 cm, memiliki batasan lapisan berangsur, topografi batas lapisan berombak, bertekstur liat berpasir dan berstruktur sedang, memiliki konsistensi kategori lembab, karatan lapisan ini berupa Mn. Lapisan II memiliki kedalaman 70 – 100 cm, batasan lapisan berangsur, topografi batas lapisan berombak, bertekstur liat berpasir dan berstruktur kasar, konsistensi kategori lembab, serta memiliki karatan berupa Al. 6.2 Saran Melihat sampel profil tanah yang diambil di Desa Basoli, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto terlihat bahwa di sekitar titik pengambilan profil tanah terdapat vegetasi yang pertumbuhannya kurang subur. Agar penggunaan tanah tersebut intensif maka sebaiknya dilakukan pengadaan pengairan (irigasi) mengingat di daerah Jeneponto mengandalkan pengairan dari tadah hujan. Selain itu, juga dapat dilakukan penyuluhan di sekitar wilayah tersebut tentang jenis tanaman apa yang sesuai dengan jenis tanah disana agar tidak terjadi kesenjangan penanaman.

23

http://lvunderground.wordpress.com

DAFTAR PUSTAKA Ali, H.K. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Anonim 1, 2011. Proses Pembentukan Tanah. http://www.contohmakalah.com/ dalam www.google.com. Diakses pada 28 Maret 2011. Pukul 18.30 WITA. Makassar. Anonim 2, 2011. Faktor Pembentuk Tanah. http://elank37.wordpress.com/ dalam www.google.com. Diakses pada 28 Maret 2011. Pukul 18.45 WITA. Makassar. Foth, D. Hendry, 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada University. Hardjowigeno, H. Sarwono., 2007. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika Pressindo. Mulyani, M.W. dan Kartasapoetra, A.G., 1991, Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Bhineka Cipta. Pandu, Aditya, 2010. Proses Pembentukan, Faktor, dan Jenis Tanah. http://aditya-pandhu.blogspot.com/ dalam www.google.com. Diakses pada 28 Maret. Pukul 21.00 WITA. Makassar.

24

1. laporan profil tanah.pdf

Page. 1. /. 1. Loading… Page 1 of 1. Page 1 of 1. 1. laporan profil tanah.pdf. 1. laporan profil tanah.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying 1. laporan profil tanah.pdf.
Missing:

662KB Sizes 2 Downloads 196 Views

Recommend Documents

Profil-dan-Lowongan-Indomobil-Nissan-page-001-1.pdf ...
https://career.telkomuniversity.ac.id/wpcontent/uploads/2017/02/ProfildanLowonganIndomobilNissanpage0011.jpg 1/1. Page 1 of 1. Main menu. Displaying ...

PROFIL ITS.pdf
Page 2 of 14. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), merupakan perguruan tinggi di bidang. science dan teknologi juga salah satu perguruan tinggi ...

Laporan VPN.pdf
Page 1 of 7. No. Exp : 10. Konfigurasi VPN. menggunakan OS ubuntu. sever 10.04. Nama : Ira Rubiyanti. Tanggal : 29 Mei 2011 Kelas : 3 TKJ A. DIAGNOSA ...

laporan PTA.pdf
“Dengan ini kami akui bahawa laporan ini adalah hasil kerja kumpulan kami dan. dibuat berdasarkan undang-undang yang termaktub di bawah peraturan Kolej. Vokasional. Ia adalah asli berpandukan daripada kajian yang telah dilakukan oleh. kami. Projek

laporan PTA.pdf
“Dengan ini kami akui bahawa laporan ini adalah hasil kerja kumpulan kami dan. dibuat berdasarkan undang-undang yang termaktub di bawah peraturan Kolej.

LAPORAN INOVASI.pdf
Page 2 of 19. 1. 1.0Tajuk inovasi. Kad Mnemion ( Mnemonik + formula ion ). 2.0Sinopsis inovasi. Kad Mnemion merupakan satu set kad imbas (flash card) yang ...

Laporan Pagu Dana Per Kegiatan.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Laporan Pagu ...

PROFIL DESA GULUREJO.pdf
PROFIL DESA GULUREJO.pdf. PROFIL DESA GULUREJO.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying PROFIL DESA GULUREJO.pdf.

laporan dhea.pdf
Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. laporan dhea.pdf. laporan dhea.pdf. Open. Extract. Open with.

Profil Bupati Kaur Hermen Malik.pdf
mandiri, berdaulat dan bermartabat. VISI. MISI. Page 3 of 20. Profil Bupati Kaur Hermen Malik.pdf. Profil Bupati Kaur Hermen Malik.pdf. Open. Extract. Open with.

Laporan Installasi Wordpress.pdf
Download software xampp. Bisa didownload di “apachefriends.org”. 2. Download software wordpressnya. Bisa didownload di “wordpress.org”. 3. Install xampp.

Laporan CHECKBOX fifii.pdf
Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Laporan CHECKBOX fifii.pdf. Laporan CHECKBOX fifii.pdf. Open.

COMPANY PROFIL PT.Unedo Karya Prima.pdf
Google map: PT.UNEDO KARYA PRIMA. Page 3 of 31. COMPANY PROFIL PT.Unedo Karya Prima.pdf. COMPANY PROFIL PT.Unedo Karya Prima.pdf. Open.

LAPORAN MIKROTIK SOJ.pdf
NETWORK MANAGEMENT. Hotspot Mikrotik Via Wireless. &. Management User. Page 3 of 26. LAPORAN MIKROTIK SOJ.pdf. LAPORAN MIKROTIK SOJ.pdf.

LAPORAN-JKNMPP-ENGLISH.pdf
stakeholders, including Malaysian political. parties, international experts, and NGOs. The experience has been a challenging but. fulfilling one for us.

Merzeau conf Profil-territoire Poitiers.pdf
Merzeau conf Profil-territoire Poitiers.pdf. Merzeau conf Profil-territoire Poitiers.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu.

Profil Dosen Teknik Mesin.pdf
Pendidikan Tertinggi S2. Bidang Keahlian Material. Email [email protected]. Page 3 of 5. Profil Dosen Teknik Mesin.pdf. Profil Dosen Teknik Mesin.pdf.

Laporan Praktikum Installasi CentOS.pdf
Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Laporan Praktikum Installasi CentOS.pdf. Laporan Praktikum Installasi CentOS.pdf. Open. Extract.

Laporan PORTO AUDITED @)!%.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Laporan PORTO AUDITED @)!%.pdf. Laporan PORTO AUDITED @)!%.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu

Laporan Program Ford 2013 English.pdf
widely through website and the social media (e.g. Facebook, Google+, etc.) ... Accountability of NGO Internal Governance” was published towards the end of ...

TOG Profil Arastirmasi Infografik.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. TOG Profil ...

BUKU PROFIL KEMENAG HSU.pdf
19670510 199503 1 001. 05-1967. III/d. S2 Megister Manajemen. Page 3 of 75. BUKU PROFIL KEMENAG HSU.pdf. BUKU PROFIL KEMENAG HSU.pdf. Open.

LAPORAN-JKNMPP-BAHASA-MALAYSIA.pdf
Parti-parti politik dalam bisnes ... bisnes. Cadangan ke atas isu-isu yang lebih luas dan jangka panjang ... LAPORAN-JKNMPP-BAHASA-MALAYSIA.pdf.

PROFIL UPPKS TANTRI KENCANA.pdf
Page 1 of 2. Stand 02/ 2000 MULTITESTER I Seite 1. RANGE MAX/MIN VoltSensor HOLD. MM 1-3. V. V. OFF. Hz A. A. °C. °F. Hz. A. MAX. 10A. FUSED.Missing: